View Full Version
Senin, 30 Dec 2019

Horornya Sang Honorer

Oeh: Nurul Hariani

(Mahasiswi UINSU Medan dan Aktivis Muslimah Dakwah Comunity)

"Guru ku tersayang guru ku tercinta, tanpa mu apa jadinya aku,tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal guru ku terimakasihku...”

Itulah salah satu penggalan lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak disekolahnya sebagai penghormatan anak didik terhadap gurunya. ya para guru yang memberi banyak hal kepada anak didik.

Tentunya kita tak sedang berbicara  guru honorer atau bukan ,beberapa pekan lalu,guru yang biasanya digambarkan sebagai guru yang terdiskriminasi karena honor yang rendah, mendapatkan berita baik karena ada rencana  ribuan guru honorer yang akan mendapatkan  bantuan  kesejahteraan dikota Medan.

Faktanya pada pemberitaan bahwasanya Pemkot Medan akan beri bantuan kesejahteraan Kepada guru honorer sebagai bentuk motivasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 

Hal itu terungkap saat rapat pengajuan draft surat keputusan (SK) Walikota tentang pemberian honorer guru TK,SD dan SMP se-Kota Medan  di Ruang Rapat II Balai Kota Medan,Senin (9/12/2019).

“Guru honorer sangat mengharapkan bantuan ini.pasalnya kita ketahui, penghasilan mereka selama ini kurang mencukupi,” kata Musadad.

Menurut salah satu pegawai “pak Masrul”  pihaknya telah melakukan seleksi dan verivikasi terhadap guru honorer disekolah negeri maupun swasta kota Medan. Ia menyatakan, bantuan bisa diterima oleh guru honorer yang belum mendapatkan sertifikasi.

Guru yang akan diberikan kesejahteraan  Telah diseleksi,sebab syarat utamanya yang mendapatkan bantuan adalah guru honorer yang tidak mendapatkan  sertifikasi dan harus terdata dalam data pokok pendidikan (Dapodik.). Dan berdasarkan Dapodik yang memilliki  terdapat sekitar 1000-an guru honorer.

Badan pengelolaan keuangan dan aset daerah(BPKAD) Kota Medan  T.Ahmad Sofyan  menekankan  jumlah guru honorer harus disesuaikan dengan pagu anggaran yang tersedia dan nomor rekening juga harus sinkron. Itulah  beberapa kabar baiknya yang beberapa blakangan ini dilontarkan.

Dari perkataan para Petinggi Pemko (Pemerintah kota) Medan  yang senantiasa tarik ulur soal kesejahteraan guru honorer yang ada  di kota Medan dengan syarat utama yang mendapatkan bantuan kesejahteraan ini adalah guru honorer yang tidak mendapat sertifikasi sesuai dengan  pagu anggaran yang tersedia.

Yang mana  bantuan ini tentu sangat dibutuhkan oleh para guru honorer, hanya saja hal ini tidak akan sampai memenuhi kebutuhan  hidup  guru honorer secara tuntas ketika pemerintahan hanya menjadikan  pagu anggaran yang tersedia sebagai sumber pendanaan  bantuan.

Padahal bulan Juni lalu Bapak Gubernur “Edy  Rahmayadi” akan memberhentikan  Ribuan Honorer untuk hemat Rp 120 Miliar (KOMPAS.com).

Inilah gambaran  Sistem kapitalis Liberal yang memberikan  jaminan  kesejahteraan  yang setengah hati kepada seluruh rakyat terutama guru honorer. Yang mana kita ketahui kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab Negara tanpa adanya sekat sekat syarat utama, di mana Negara juga yang memberikan jaminan  kesejahteraan  (sandang, pangan, papan yang merupakan  kebutuhan yang asasi) bagi setiap warga negaranya, dengan memberikan gaji yang layak  dan itu juga bukan hanya sekedar Janji-janji yang sering ditarik ulur oleh pemerintah.

Tapi lebih kepada tanggung jawab penguasa terhadap rakyatnya. Sebagaimana  yang pernah terjadi  dalam SISTEM  ISLAM, di mana negara dapat menggaji seorang guru  sebesar 15 Dinar yang setara dengan Rp. 32.000.000/Bulannya.

Inilah salah satu bagian  yang horor yang dialami bagi sang honorer, dan masyarakat lainnya yaitu tarik ulurnya pemerintah untuk mensejahterakan mereka, seakan kesejahteraan mereka masih digantungkan oleh pemerintah atau hanya sekedar Janji-janji Manis Belaka. 

Untuk menghindari adanya janji-janji para penguasa yang hanya janji maka dengan Sistem ISLAM lah masyarakat akan sejahtera, dari bidang ekonomi, sosial bahkan bidang Pendidikan sekalipun.

Bahkan seorang Pemimpin (Khalifah) tak akan membiarkan rakyatnya dalam keadaan kelaparan atau kesengsaraan sedikitpun. Karena semua akan dipertanggung jawabkan seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi Wassallam dari Abdullah Bin Umair Radhiyallahu ‘Anhu yang mengingatkan:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin  akan dimintai pertanggungjawaban  atas rakyatnya. Seorang suami  adalah pemimpin  dan akan dimintai pertanggung jawaban  atas keluarganya. Seorang Istri adalah pemimpin  didalam urusan rumah tangga suaminya, adan akan  dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin  dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas tanggung jawabnya tersebut.” (H.R. Bukhari dan Muslim). 


latestnews

View Full Version