View Full Version
Kamis, 02 Jan 2020

Multitafsir 'Radikalisme' Menebar Kecemasan di Ruang Publik

Oleh: Witta Saptarini S.E (Guru Peduli Umat) 

Mengapa istilah "Radikalisme" kini kian mencuat dipermukaan? Darimana asalnya dan ditujukan kepada siapa?

Radikalisme sebuah kata yang kini banyak dimanfaatkan oleh pihak tertentu dengan narasi, tuduhan "Terpapar Radikal" yang sengaja dibangun untuk memojokkan Islam. Bahkan kata "Radikal" menjadi political words yang sering digunakan sebagai alat penyesatan dan stigma negatif terhadap lawan politik.

Isu "Radikal" merupakan bentuk lama senjata Islamophobia yang merupakan agenda global "War On Terrorism" yang digagas oleh George H.W. Bush pada tahun 2001 yang nyatanya merupakan strategi perang melawan Islam. Belum puas dengan permainannya melalui propaganda terorisme dimunculkanlah istilah "Radikalisme" yang ditafsirkan sesuai keinginan Barat yaitu sengaja dibelokkan untuk mengarah pada konotasi yang identik dengan ekstrimisme dan terrorisme.

Terjadinya multitafsir terhadap isu "Radikalisme" dan stigmatisasi demi untuk memunculkan ketakutan publik karena cenderung berkonotasi negatif pada Islam. Seperti yang hari ini kita saksikan dan rasakan bagaimana upaya orang - orang yang membenci ajaran Islam dan menebarkan kecemasan di ruang publik.

Pasalnya narasi terkait "Radikalisme" ini diperkuat oleh pernyataan pemimpin negara yang amat disayangkan oleh publik, terutama bagi umat Islam di negri ini. Selama ini isu perang melawan " Radikalisme" sangat tendensius dan sangat kentara ditujukan hanya kepada umat Islam bukan yang lain.

Nada serupa terlontar dari wapres berupa perintah terhadap Polri agar mengerahkan personel guna awasi dakwah bernuansa kebencian (@geloranews 27/11-2019).

Tak berhenti disitu kini PAUD pun menjadi bidikkannya. Seperti yang dilansir (KontenIslam.com 30/11-2019), amat disayangkan ucapan bapak wapres yang notabene seorang ulama besar di tanah air, beliau menyebutkan banyak PAUD yang beri ajaran Radikalisme.

Ketika guru berupaya mengokohkan iman Islam anak didiknya dengan mengajarkan anak cinta terhadap agamanya, menanamkan kecintaan terhadap rasulNya dengan menegaskan ajaran nabinya sedari dini, apakah ini "Radikalisme"  yang sesuai ditafsirkan Barat? Radikalisme yang bagaimana menurut bapak? Bagaimana mungkin syariat Allah SWT dianggap dan dituduh biangnya "Radikalisme".

Allah SWT berfirman dalam QS. Ibrahim: 24: "Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit”.

Ketika orang- orang beriman berani menyampaikan kebenaran sesuai dengan yang Allah perintahkan dalam dakwahnya digambarkan sama dengan akar teguh alias radikal, bukan seruan dari hawa nafsu dengan menjual ayat-ayat Allah demi menyenangkan para tuannya.

Amat disayangkan jika hari ini kita banyak menyaksikan ulama yang terseret dalam agenda deradikalisasi yaitu upaya Barat melawan Islam dan konsep-konsepnya, menjauhkan umat dari ajaran yang sebenarnya, membenarkan bahwa Islam dan kaum muslim adalah ancaman bagi keamanan global.

Jadi siapa yang selama ini mereka hinakan dengan stigma  Radikalisme" itu? Apa kata itu dibidikkan kepada umat yang menginginkan kehidupan yang sepenuhnya tertata dengan syariat Allah?

Maka sasarannya tidaklah tepat karena yang dihinakan dengan sebutan "Radikal" itu justru mereka yang dimuliakan Allah, umat yang berserah diri seutuhnya kepada agama dan SyariatNya. Mari kita berfikir cerdas menentukan sikap terhadap segala persoalan yang ada jangan menjadi musuh syariat Allah SWT.


latestnews

View Full Version