View Full Version
Jum'at, 03 Jan 2020

Pesan Yunahar Ilyas Untuk Generasi Milenial

Oleh: Roni Tabroni*

Republika Online pada 3 Mei 2019 masih menyimpan pernyataan Yunahar Ilyas terkait maraknya dakwah di media sosial.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu berpendapat bahwa generasi milenial yang keranjingan gadget itu sebenarnya positif belajar agama dari media sosial. Hanya jangan puas sampai di situ, sebab ilmu agama harus dipelajari secara benar dan terarah.

Secara tegas beliau memahami mengapa saat ini banyak anak muda yang mencari-cari ajaran agama bukan dari guru langsung, tetapi dari media sosial. Di tengah gandrungnya bermain gadget maka alat itu memberikan kemudahan bagi anak muda untuk memahami apa saja, termasuk konten keagamaan. Dan menurut beliau itu hal baik, ketimbang mengakses hal-hal yang negatif.

Pesan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, setelah generasi milenial belajar agama dari gadget, seharusnya mendalami agama dengan cara berguru. Sebab jika ajaran agama semuanya dipelajari dari media sosial maka dihawatirkan menjadi tidak terarah.

Untuk mempelajari samudera ilmu agama, menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, harus dipelajari dengan benar, harus berpedoman pada sumber yang otentiknya, bahkan baiknya juga melalui guru yang akan mengarahkannya secara benar. Jangan sampai anak muda belajar tentang agama (Islam) secara serampangan, sebab akan berakibat pada kekeliruan.

Walaupun bukan terbilang Ustadz muda, namun Yunahar paham bagaimana perkembangan teknologi, dimana anak muda tidak bisa dipisahkan darinya. Karenanya beliau berpesan agar anak muda menggunakan teknologi untuk aktivitas positif. Mengenal para Ustadz/Ustadzah lewat gadget juga sangat baik, namun setelah itu beliau berharap agar anak muda mendatangi majelis ilmunya, bukan hanya menontonnya lewat media sosial saja.

Di berbagai kesempatan pula Yunahar Ilyas seringkali menyampaikan pentingnya dakwah di media sosial. Beliau menghimbau kepada para pelaku dakwah untuk terampil menulis dan menyampai konten Islam di media sosial.

Pak Yun, begitulah panggilan akrabnya, seringkali mengingatkan akan pentingnya mengimbangin konten media sosial yang negatif dengan yang positif. Kalau ada satu konten negatif di media sosial, maka lawan lah dengan sepuluh konten positif, agar konten negatif itu bisa terkalahkan.

Dalam konteks ini kita melihat Ustadz Yunahar Ilyas sangat berkemajuan dalam dakwah bermedia. Dirinya tidak pernah tabu dengan hal-hal yang baru. Bahkan menurutnya pendakwah harus memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan Islam dengan baik, dan bagi masyarakat harus memanfaatkan teknologi untuk mendalami ilmu agama dan hal-hal positif lainnya. 

Kini beliau telah tiada. Warga Muhammadiyah dan Ummat Islam pada khususnya sangat berduka. Bangsa Indonesia pun kehilangan sosok ulama kharismatik yang dalam ilmunya, baik perangainya, menjadi teladan untuk semua. Kegigihan dalam berdakwah, selalu menyeru pada kebaikan, serta menjadi teladan bagi generasi muda.

Sosok kelahiran Bukittinggi 22 September 1956 ini telah meninggal pada 2 Januari 2020 Pukul 23.47 WIB di RS. Sarjito Yogyakarta. Beliau dikenal di kalangan kader Muhammadiyah sebagai sosok Ulama yang zuhud dan sangat dalam ilmunya. Selain selalu mengisi pengajian di internal Muhammadiyah dan masyarakat umum, beliau juga telah melahirkan banyak karya tulis terkait dengan keagamaan, kemanusiaan, gender, dunia pemikiran Islam serta tafsir. Kegiatan ceramahnya bukan hanya di dalam negeri tetapi juga sering dilakukan di berbagai negara lain.

Sebagai aktivis, kegiatan organisasinya dimulai sejak sangat muda. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bukittinggi dan Wakil Ketua DPD IMM Sumatera Barat. Beliau juga pernah menjadi Ketua Umum senat Mahasiswa Fakultar Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang, dan juga pernah menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Riyadh, Saudi Arabia.

Pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah dan juga Ketua PP Muhammadiyah untuk periode 2005-2010, 2010-2015, dan 2015-2020. Sedangkan di MUI Pusat beliau menjabat sebagai Ketua untuk periode 2005-2010 dan 2010-2015, kemudian Wakil Ketua Umum MUI Pusat untuk periode 2015-2020.

*Penulis adalah Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah


latestnews

View Full Version