View Full Version
Sabtu, 18 Jan 2020

Pluralitas dan Pluralisme Menurut Islam

 

PLURALITAS berbeda dengan pluralisme, walaupun berasal dari kata dasar yang sama, yaitu plural yang berarti jamak, beragam, lebih dari satu.

Pluralitas adalah keberagaman atau kemajemukan yang terdapat dalam suatu bangsa yang mendorong tumbuhnya persatuan dan kesatuan. Pluralitas diakui oleh Islam, sebab kenyataan hidup menunjukkan adanya keberagaman suku, ras, bangsa, bahasa, budaya bahkan agama. Keberagaman ini mendorong manusia untuk saling kenal-mengenal.

Firman Allah SWT :

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻧَّﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺫَﻛَﺮٍ ﻭَﺃُﻧْﺜَﻰ ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻛُﻢْ ﺷُﻌُﻮﺑًﺎ ﻭَﻗَﺒَﺎﺋِﻞَ ﻟِﺘَﻌَﺎﺭَﻓُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Al-Hujurat: 13).

Rasulullah Muhammad SAW berinteraksi dan bermuamalah dengan orang Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. Berlaku baik kepada Non Muslim, hingga dikisahkan jika Baginda Rasul SAW sempat menyuapi seorang Yahudi tua dan buta yang selalu menghina Nabi. Inilah bukti pengakuan Rasul akan fakta pluralitas kehidupan. Rasul SAW berinteraksi dengan baik dengan mereka-orang-orang Non Muslim dengan interaksinya sebagai seorang individu dan seorang kepala negara. Akan tetapi ditengah pluralitas kehidupan masyarakat Madinah, tak ada satupun riwayat atau peristiwa yang menunjukkan bahwa Rasul SAW ikut dalam perayaan hari besar Non Muslim. Rasul SAW tidak latah ikut-ikutan merayakan hari besar umat Non Muslim. Dan ini adalah bentuk pengakuan fakta pluralitas masyarakat oleh Rasulullah tanpa harus mencampuradukkan ajaran agama, sehingga keaslian ajaran masing-masing agama terjaga. Pun dengan aktivitas dakwah (menyeru) kepada Islam yang dilakukan Baginda Rasul SAW adalah aktivitas yang dilakukan dengan cara yang baik yang tidak memaksa siapapun manusia untuk masuk kedalam agama Islam. Ini pun menjadi bukti pengakuan Baginda Rasul SAW atas pluralitas manusia.

Adapun pluralisme adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Maka faham pluralisme ini adalah faham yang tertolak oleh semua agama. Apalagi oleh Islam. Pluralisme tertolak dalam Islam.

Sebab semua agama pasti tidak ingin disamakan dengan agama yang lain. Terbukti dari tidak mudahnya manusia melepas keyakinannya (agamanya), sebab manusia yang memiliki akal dan keyakinan akan meyakini jika agama adalah urusan selamat atau tersesat, urusan surga  dan neraka, juga urusan alam keabadian.  Pastilah tiap manusia akan merasa jika agamanya benar dan agama yang lain salah. Karenanya lahirlah apa yang disebut dengan dakwah, yaitu menyeru bukan memaksa. Apalagi  Islam telah sangat terang menjelaskan bahwa agama yang diridloi disisi Allah SWT adalah Islam.

Firman Allah SWT :

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]

Juga firman Allah SWT.

أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan ?” [Ali ‘Imran: 83]

Juga firman Allah SWT :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

Juga sabda Rasulullah SAW :

“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” (HR. Ad-Daruquthni).

Juga firman Allah SWT:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebathilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” [Al-Baqarah: 42].

Karenanya, pluralitas dan pluralisme adalah dua konsep yang berbeda, walaupun berasal dari akar kata yang sama yaitu plural yang berarti jamak atau beraneka ragam.  

Mela Ummu Nazry

Pemerhati Generasi


latestnews

View Full Version