View Full Version
Ahad, 24 May 2020

Baju Hari Raya dan Pandemi Corona

 

Oleh:

Ula Ma'rifatul Mukaromah, S.E

Aktifis Muslimah Yogyakarta

 

SUDAH menjadi tradisi umat muslim di Indonesia menyambut Idul Fitri dengan baju baru. Disebutnya baju Lebaran. Yah, karena memang disediakan untuk menyambut Lebaran.

Ingatkah lagu anak-anak yang terkenal bahkan anak-anakpun hafal liriknya. “Baju baru alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya, tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama”. Lagu ini sering kali banyak diputar di toko pakaian atau di mall-mall di penghujung Ramadhan. Karena saat itu sangat ramai orang membeli baju lebaran bahkan masjid menjadi sepi di akhir-akhir Ramadhan.

Keluargapun harus siap-siap budget dana jauh-jauh hari. Apalagi jika anggota keluarga lebih dari dua orang anak, tentunya budgetnya lumayan banyak. Karena yang disiapkan tidak hanya bajunya, juga sepatunya yaitu sepaket kostum lebaran. Budget jutaan pun bisa dirogoh tanpa ragu lagi untuk membeli paket baju lebaran.

Sejak pandemi Corona, toko baju banyak yang tutup dan pergerakan mulai dibatasi. Niat untuk membeli dan memakai baju raya di Idul Fitri sudah tak ada lagi. Karena mudik pun kini sudah dilarang, silaturahmi pun hanya cukup virtual saja.

Jika kita ingin membeli baju raya, sepertinya tidak berempati dengan situasi yang ada. Tetangga, orang sekitar, jangankan buat beli baju raya, buat makan sehari-hari saja belum tentu ada.

Corona saat ini mengajarkan kita bahwa lebaran tidak harus dengan baju baru, sepatu baru, sendal baru. Toh itu  semua akan usang. Yang baru itu sejatinya adalah ketakwaan kita. Yang baru sejatinya haruslah diri kita yang bersih dari noda dan dosa. Itu artinya meraih fitri.

Menggunakan baju yang bersih dan wangi, itu adalah syariatNya. Bukan harus baju baru. Dan tak menjadi masalah sebenernya jika baju tidak baru. Apalagi kita tahu harus berdesakan di toko-toko pakaian atau di mall hanya untuk sekedar membeli sehelai dua helai baju lebaran, yang itupun di akhir Ramadhan.

Harusnya kita bisa khusyu beribadah meningkatkan ketaqwaan di akhir Ramadhan meraih ampunan kepada Allah, bukan malah tergiur aktivitas duniawi yang mungkin melalaikan bahkan harusnya di situasi saat ini agar bisa berhati-hati karena virus Corona pun masih belum pergi dan hilang.*


latestnews

View Full Version