View Full Version
Senin, 18 Jan 2021

Wafatnya Ulama Penjaga Al-Qur’an

 

Oleh:

Dina Wachid

 

KEMBALI, seorang ulama pewaris Nabi dipanggil oleh Sang Kuasa. Duka menyelimuti umat Islam kala kabar wafatnya seorang ulama karismatik tersiar ke seantero alam. Syekh Ali Jaber, yang terkenal sebagai pendakwah al-Qur’an itu meninggal dunia pada Kamis pagi (14/1/2021) dalam usia 44 tahun.

Melansir dari keterangan tertulis Ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Alhabsyi, di akun Instagram @yayasan.syekhalijaber, Syekh Ali Jaber meninggal pada pukul 08.38 WIB dalam keadaan negatif Covid-19 di Rumah Sakit Yarsi.

Syekh Ali Jaber sempat dikabarkan membaik kesehatannya pada 4/1/2021 hingga dinyatakan negatif Covid-19. Sebagaimana yang diketahui, beliau sebelumnya dirawat di ruang ICU RS Yarsi karena positif Covid-19. Banyak doa dan dukungan yang diberikan kepada beliau dari berbagai kalangan. Ini menunjukkan betapa beliau begitu dicintai.

Namun, Allah punya rencana yang lebih indah terhadap beliau. Sang penjaga Al-Qur’an itu mendahului kita semua. Syekh Ali Jaber memang dikenal sebagai ulama yang lekat di hati umat. Maka, tak heran bila kepergian beliau menjadi duka yang amat mendalam.

Syekh Ali Jaber, beliau merupakan seorang pendakwah yang berasal dari Madinah, Arab Saudi. Makin dikenal sosoknya oleh masyarakat luas ketika menjadi juri di acara Hafiz Indonesia. Beliau aktif berdakwah on air di berbagai stasiun televisi dan juga off air di berbagai penjuru negeri ini.

Ulama yang bernama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber ini lahir di Madinah pada 3 Februari 1976. Sebagai anak pertama dari 12 bersaudara, Ali Jaber muda dituntut meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam. Di Madinah, keluarga beliau dikenal sebagai sebagai keluarga yang religius.

Menginjak usia 10 tahun, beliau sudah menghafal 30 juz Al-Qur’an. Kemudian di usia 13 tahun, beliau diberi amanah untuk menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.

 Sebelum berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber menjalani masa pendidikan tingkat dasar hingga tingkat atas-nya di Madinah. Selanjutnya, beliau meneruskan belajarnya dengan berguru kepada berbagai ulama ternama di Arab Saudi. 

Pada 2008, Syekh Ali Jaber memutuskan pindah menjadi warga negara Indonesia yang kemudian diresmikan sah sebagai WNI pada 2012. Salah satu alasan kepindahan beliau adalah supaya bisa fokus berdakwah untuk umat muslim di Indonesia.

Dan memang benar adanya. Syekh Ali Jaber begitu komitmen untuk mencetak kader-kader penghafal Al-Qur’an di negeri ini. Semasa hidup beliau bercita-cita ingin mencetak sejuta penghapal Al-Qur’an di Indonesia. Sebuah cita-cita yang mulia. Sosoknya jelas begitu menginspirasi. 

Beliau juga peduli terhadap para penghafal Al-Qur’an, membantu dan memuliakan para hafidz Qur’an tersebut dan keluarganya. Tenaga, waktu, materi dan pemikiran dicurahkan agar terus lahir para hafidz Qur’an. Telah banyak sumbangsih Syekh Ali Jaber bagi umat Islam di Indonesia. Berdakwah agar Al-Qur’an terus hidup di tengah umat. Karena Begitu pentingnya Al-Qur’an dan para penghafalnya di dalam kehidupan.

Para penghafal Al Qur’an adalah mereka yang menjaga al Qur’an, baik dari sisi hafalan maupun perbuatan. Islam sangat memuliakan para penghafal Al Qur’an. Sebab Al Qur’an adalah sumber kebenaran yang mampu menyelamatkan manusia, baik di dunia dan akhirat selama mau terikat kepada hukum-hukum yang ada di dalamnya. Salah satu keutamaan penghafal Al Qur’an adalah bahwa dia yang pertama layak dipilih sebagai imam atau pemimpin.

Begitulah, kini salah satu pelita umat itu telah tiada. Penerus Nabi itu telah kembali menghadapNya. Penjaga Al-Quran itu telah membersamai Rabbnya. 

Namun, semoga segala perjuangan beliau bisa diteruskan oleh murid-murid yang pernah dididik, maupun oleh segenap umat yang peduli dengan Al-Qur’an. Semoga kecintaan beliau terhadap Al-Qur’an bisa tetap memberi inspirasi kepada siapa saja untuk terus membumikan Kitabullah. Tidak hanya menghapalkannya, tetapi juga mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikannya sebagai pegangan hidup hingga mengantarkan kepada kehidupan akhirat yang kekal selamanya.

Semoga amal yang telah beliau lakukan, mengalirkan pahala yang tiada hentinya. Semoga kecintaan beliau terhadap Al-Qur’an menjadi syafaat di akhirat kelak. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan kesalahanmu, Syekh. Semoga Allah menerima segala amal kebaikan dan menempatkanmu di tempat yang terbaik di sisiNya. 

Sedang bagi kita yang ditinggalkannya, semoga bisa mengambil hikmah dan pelajarannya. Memanfaatkan sisa kehidupan kita dengan beramal shalih sebanyak mungkin. Melakukan kebaikan sesuai perintah Allah. Beramar ma’ruf nahi munkar hingga akhir hayat. 

Kematian tidak ada yang tahu kapan datang. Maka dari itu, bersiaplah selalu dengan menjaga ketaatan kepadaNya setiap saat. Jadikanlah kematian sebagai nasihat terbaik untuk menjalani kehidupan untuk menetapi ketakwaan pada Sang Kuasa dengan sebenarnya. Wallahu ‘alam bish-shawab.*


latestnews

View Full Version