View Full Version
Rabu, 08 Mar 2023

Jangan Lalaikan Sya'ban, Persiapkan Diri Jelang Ramadhan

 

Oleh : Emil Apriani, S.Kom

Saat ini sudah memasuki pertengahan bulan Sya'ban 1444 Hijriyah, maka kurang dari satu bulan lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan Sya'ban merupakan salah satu bulan yang memiliki keistimewaan, posisinya berada diantara dua bulan mulia yakni Rajab dan Ramadhan. Namun, Rasulullah SAW mengingatkan bahwa bulan Sya’ban ini sebagai bulan yang banyak dilalaikan oleh kaum muslimin. Dikarenakan letaknya berada di antara dua bulan yang sering mendapat perhatian khusus. 

Dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Nasa’i, Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam bersabda,

“Ini (bulan Sya'ban) adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.” (HR. An Nasa’i dinyatakan hasan oleh Al Albani; dishahihkan oleh Ibnu Huzaimah).

Bulan Sya'ban memungkinkan kita terlalaikan dan terlupakan akan keberkahan yang dibawanya. Bulan Rajab diperhatikan dan dimuliakan, karena merupakan salah satu dari empat bulan haram. Di bulan ini pun terdapat momentum Isra Mi'raj, di mana kaum muslimin diingatkan kembali dengan peristiwa perjalanan spiritual Rasulullah Muhammad SAW. Begitu pun dengan bulan Ramadhan yang juga sangat dimuliakan dan dinantikan oleh kaum muslimin karena didalamnya terdapat kewajiban berpuasa dan peristiwa turunnya Al-Qur’an serta berbagai keutamaan lainnya.

Padahal di bulan Sya’ban ini terdapat pula keistimewaan, di mana amal ibadah kita selama setahun diangkat pada bulan Sya'ban. Kita dapat mengisi bulan Sya'ban dengan memperbanyak amalan sunah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Seperti melaksanakan puasa sunah. Bahkan, Rasulullah sebagai seorang hamba berharap pada saat melaksanakan puasa itulah, amal ibadahnya diangkat menghadap Allah Subhanahu Wata'ala.

Sebagaimana disampaikan dalam hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu anhuma. Dalam riwayat tersebut, Aisyah mengatakan tidak pernah menjumpai Rasulullah tidak pernah berpuasa (sunah) lebih banyak selain di bulan Sya’ban.

Selain memperbanyak puasa sunah di bulan Sya'ban, kita pun bisa melakukan amalan sunah lainnya seperti mempebanyak membaca Al-Qur'an, berdo’a, berdzikir, bershalawat, menggiatkan sholat sunah serta memperbanyak ibadah dan amal sholih lainnya. 

Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah mengatakan:

“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan.” 

Bagaikan bertanam, maka bulan Rajab adalah bulan saat benih tanaman disemaikan. Dan disirami serta dirawatnya pada bulan Sya'ban. Maka di bulan Ramadhan adalah waktunya memanem hasil dari tanaman tersebut.

Maka bagi umat muslim yang memahami hal ini, hadirnya bulan Sya’ban sejatinya dijadikan sebagai momentum untuk mulai mempersiapkan diri menjelang datangnya bulan Ramadhan yang mulia. Meningkatkan kualitas keimanan, memperbanyak amal sholih dan ketaatan dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang dibenarkan oleh syariat, yang mendatangkan ridho Allah. Bukan aktivitas yang justru tidak dibenarkan syari'at dan mendatangkan murka Allah.

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang lalai dalam melewati bulan Sya’ban yang mulia ini dan siap menjemput bulan Ramadhan dengan amalan terbaik dan ketaatan kepada-Nya agar memperoleh ketakwaan hakiki. Aamiin. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version