Oleh: Umi Hanifah
Mengerikan, sudahlah dibunuh kemudian tubuh korban dipotong-potong. Kriminalitas semakin membuat hidup was-was, ketenangan makin jauh dari angan. Sebut saja mutilasi terhadap mahasiswa UMY, membuat daftar panjang kejahatan berujung hilangnya nyawa.
Ada lagi di bulan juli ini pembunuhan sadis yang dilakukan ayah terhadap anak perempuannya, tepatnya di Ngadiluwih Kediri, karena sering disepelekan hingga sakit maka terjadilah penghilangan nyawa. Ada lagi di Cengkareng, seorang perempuan yang dibunuh kekasihnya karena meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya. Merasa tidak siap terhadap perbuatannya, maka ia mencekik kekasihnya hingga tidak bisa bernafas.
Di atas adalah sedikit fakta kejahatan, menjadi pertanyaan kenapa begitu mudahnya nyawa melayang dengan sia-sia? Manusia dalam sistem sekularisme kapitalis hari ini banyak yang hilang kontrol diri dan keras hatinya. Ketika mendapati masalah langsung melampiaskannya dengan memukul, melukai hingga tega menghabisi nyawa.
Sistem yang mengabaikan agama dalam pengaturan urusan kehidupan, membuat manusia kering ruhiyah sehingga tergeruslah rasa kasih sayangnya. Ketika dirasa merugikan harus langsung dimusnahkan, sekalipun itu adalah urusan nyawa. Ditambah hukuman yang dijatuhkan bagi pelaku tidak membuat jera, maka terus berulang kejadiannya.
Kondisi masyarakat dalam sistem ini bisa dikatakan sakit. Sekalipun banyak yang muslim namun lslam sekedar ibadah ritual semata, yang tidak berpengaruh dalam menyeleseikan persoalan hidup. Sekularisme menjauhkan bahkan menghilangkan fitrah manusia yang bergantung pada pencipta.
Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan, harus segera dicarikan solusi yang solutif bukan solusi tumbal sulam. Solusi itu ada dalam sistem lslam. Islam adalah petunjuk hidup yang sempurna, karena disandarkan pada keimanan pada sang pencipta alam. Mereka disadarkan bahwa hidup adalah untuk ibadah, dan kelak ada pertanggungjawabannya. Iman yang kokoh seperti ini akan menghasilkan pemahaman yang benar dalam menjalani kehidupan. Dengan begitu manusia akan mampu membentengi diri dari perbuatan tercela.
Negara juga hadir dalam mengurusi keperluan hidup rakyatnya. Rakyat wajib dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti, sandang, papan, pangan, kesehatan, pendidikan dan keamanannya dengan murah bahkan gratis. Karena dalam lslam pemimpin adalah pelayan manusia atau rakyat. Rasulullah SAW bersabda, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR Ibnu Asakir, Abu Nu'aim).
Ketika pemenuhan hidup bisa didapatkan dengan mudah dan layak, maka akan didapat ketenangan serta tidak mudah tersulut emosinya saat menghadapi masalah. Ditambah hukuman yang dikenakan pada pelaku pembunuhan bisa membuat jera siapa pun untuk tidak melakukan hal yang sama.
Sanksi pembunuhan adalah qishas yaitu dibunuh balik bagi pelakunya, sebagaimana kasus yang sering terjadi. Jika pelaku dimaafkan oleh ahli waris atau keluarga korban maka ada diyat atau denda, yaitu dengan membayar seharga 100 ekor unta yang 40 diantaranya sedang bunting. Nilai diyat jika dikonversikan ke rupiah mencapai milyaran. Hukuman tersebut akan membuat jera bagi yang lain untuk melakukan hal yang sama. Dan bagi keluarga yang dditinggalkan akan merasa puas atas hukuman yang diberlakukan.
Terlihatlah kesempurnaan Islam dalam mengatur kehidupan. Sistem yang berasal dari pencipta pasti membawa kemaslahatan buat manusia baik muslim maupun non muslim kapan saja. Jika sistem yang diterapkan tetap sekularisme kapitalis maka hidup akan tetap was-was karena kriminalitas tak tuntas. Sebaliknya hidup tenang dan berkah akan di dapat ketika yang dijalankan adalah sistem lslam kaffah. Allahu a’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google