View Full Version
Senin, 24 Jan 2022

Ketua MIUMI Aceh Diundang Safari Dakwah di Bireuen

BANDA ACEH (voa-islam.com) - Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Indonesia (MIUMI) Aceh Ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA mengadakan kunjungan safari dakwah di Bireuen selama 3 hari mulai hari Kamis 13 Januari 2022 sampai Sabtu 15 Januari 2022.

Kunjungan safari dakwah ketua MIUMI Aceh ini atas undangan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Bireuen Ustaz dr. Athaillah A. Latief, Sp.OG melalui sekretaris PD Muhammadiyah Bireuen Mulyadi M. Saleh, S.Sos yang menghubungi 2 bulan yang lalu via WA dan telpon.

Ustaz Yusran yang juga ketua Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh menjelaskan agenda safari dakwah MIUMI Aceh di Bireuen.

"Kunjungan safari dakwah ke Bireuen ini atas undangan Ketua PD Muhammadiyah Bireuen ustaz dr. Athaillah A. Latief, Sp.OG melalui sekretaris PD Muhammadiyah Bireuen Mulyadi M. Saleh, S.Sos," katanya.

"Saya diundang untuk khutbah Jum'at tgl 14 Januari 2022. Selanjutnya pada malamnya, mengisi pengajian rutin malam Sabtu PD Muhammadiyah Bireuen. Besoknya mengisi pengajian Shubuh Sabtu 15 Januari 2022 di masjid Taqwa Muhammadiyah Bireuen," lanjut Ustaz Yusran.

Selanjutnya, Ustaz Yusran yang juga Doktor Fiqh dan Ushul Fiqh jebolan International Islamic University Malaysia (IIUM) menjelaskan topik khutbah Jum'at beserta isinya secara ringkas dan topik pengajian malam dan shubuh.

"Topik khutbah saya adalah bahaya meninggalkan kewajiban amar ma'ruf dan nahi munkar. Saya memilih topik ini untuk merespon dan memberi solusi terhadap persoalan bangsa saat ini yaitu terjadi banyaknya bencana alam yang menimpa bangsa kita secara berkesinambungan dan silih berganti mulai dari banjir, longsor, gunung meletus, gempa bahkan bencana yang paling dahsyat yaitu Tsunami. Terakhir ini, bencana banjir di seluruh Indonesia dan gunung meletus (gunung Semeru) di Jawa Timur," ungkapnya.

"Malamnya (Jum'at malam), saya mengisi pengajian dengan topik: 'Urgensi Mempelajari Ilmu Syar'i'. Sedangkan besok shubuhnya (Sabtu Shubuh) saya menigisi pengajian shubuh dengan topik 'Urgensi Membaca Alqur'an", tutur Yusran yang juga dosen pascasarjana UIN Ar-Raniry.

Dalam khutbahnya, ustaz Yusran yang juga anggota Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara menjelaskan penyebab terjadinya bencana dan musibah serta azab Allah swt dan memberikan solusi terhadap persoalan ini.

"Bencana alam dan musibah Ini merupakan peringatan dan pelajaran dari Allah swt bagi manusia, khususnya umat Islam. Karena, penyebab bencana dan musibah adalah perbuatan maksiat yang dilakukan oleh manusia selama ini seperti syirik, khurafat, tahayul, bid'ah, dan perbuatan maksiat lainnya. Banyak ayat-ayat Alqur'an yang menjelaskan hal ini, di antaranya surat Asy-Syura ayat 30, Al-Qashshash ayat 59, Al-A'raf ayat 96, Al-Isra' ayat 16, dan lainnya. Begitu pula, banyak hadits-hadits yang menjelaskannya," ujarnya

"Perbuatan maksiat itu bisa berupa meninggalkan kewajiban agama seperti amar ma'ruf dan nahi munkar, shalat lima waktu, shalat berjama'ah bagi laki-laki, puasa Ramadhan, membaca Alquran, membayar zakat, syukur nikmat, dan lainnya, maupun melakukan perbuatan dan ucapan yang diharamkan seperti korupsi, manipulasi, kezhaliman, menfitnah, pacaran, perzinaan, mabuk-mabukan, dan sebagainya," tambahanya.

"Selain itu, penyebab datangnya bencana dan musibah juga karena kemaksiatan yang dibiarkan sehingga menjadi merajalela, bahkan menjadi tradisi dalam masyarakat yang dianggap biasa seperti syirik, khurafat, tahayul, bid'ah dan lainnya. Kemaksiatan tersebut dibiarkan terjadi dan berkembang tanpa ada upaya pencegahan dan larangan oleh umat Islam khususnya para pemimpin dan ulama. Mereka hanya diam, maka Allah swt murka dan menimpakan bencana dan musibah serta azab-Nya," paparnya.

"Bencana atau azab itu datang tidak hanya menimpa para pelaku maksiat saja, namun juga menimpa orang-orang yang shalih dan tak berdosa dalam suatu negeri tersebut. Allah Swt berfirman: “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya”. (QS. Al-Anfal: 25). Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata mengenai ayat ini: “Allah Swt menyuruh kaum mukminin untuk tidak melegalkan kemunkaran yang terjadi pada mereka. Jika tidak, Allah akan menimpakan azab secara menyeluruh kepada mereka,” katanya.

"Agar kita tidak ditimpa bencana atau azab Allah Swt, maka hanya ada satu solusinya yaitu meninggalkan maksiat dan bertakwa kepada Allah Swt serta melaksanakan kewajiban amar ma'ruf dan nahi munkar," ujarnya.

"Solusi untuk menghindari bencana alam dan musibah ini adalah taubat dan kembali kepada Islam. Bangsa Indonesia wajib bertaubat secara nasional dengan meninggalkan perbuatan maksiat mulai dari para pemimpin sampai rakyat biasa. Umat Islam wajib melaksanakan syariat Islam dalam kehidupannya sehari-hari. Umat Islam wajib bertakwa kepada Allah swt dengan melaksanakan segala perintah Allah swt dan Rasul-Nya dan meninggalkan semua larangan Allah swt dan rasulnya. Umat Islam wajib melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar. Inilah solusi mengatasi masalah bencana dan musibah sebagaimana disebutkan dalam Alqur'an dan As-Sunnah," katanya.

"Allah Swt menimpakan berbagai bencana tersebut agar kita sadar terhadap tujuan hidup kita, menegur kita agar tidak serakah dalam mengambil kekayaan alam, mengingatkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, dan memberi peringatan kepada kita agar kita bertaubat dan kembali ke jalan yang lurus, serta memberikan azab sebagai balasan atas maksiat yang dilakukan," lanjutnya lagi.

"Setiap muslim wajib mencegah kemunkaran sesuai dengan kemampuannya masing-masing, baik dengan tangan, lisan maupun hati, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi saw. Seorang pemimpin wajib mencegah kemunkaran dengan kekuasaannya. Seorang ulama, intelektual, ustaz, dan da'i wajib mencegah kemunkaran lewat khutbah, ceramah, pengajian dan pengajaran. Begitu pula lewat tulisan, baik artikel dan maupun buku. Bila tidak mampu mencegah kemunkaran dengan tangan dan lisan, maka kewajiban seorang muslim mencegahnya dengan hati. Maknanya, membenci kemunkaran tersebut. Mencegah kemungkaran dengan hati adalah upaya yang paling minimal. Inilah tingkat paling rendah dari iman seseorang," jelas ustaz Yusran dalam khutbahnya.

Sementara Ketua PD Muhammaiyah Bireuen Ustaz dr. Athaillah, Sp.OG menjelaskan agenda lain ustaz yusran selama di Bireuen di samping khutnah Jumat adalah menjadi penceramah pada pengajian malam dan Shubuh di masjid Taqwa. Muhammadiyah Bireuen.

"Selain menjadi khatib Jum'at, Ustaz Yusran juga menjadi penceramah pada pengajian rutin malam Sabtu PD Muhammadiyah Bireuen yang diadakan ba'da Magrib sampai Isya di masjid Taqwa Muhammadiyah Bireuen dengan topik "Urgensi Menuntut Ilmu Syar'i". Dan besoknya (Sabtu Shubuh), ustaz Yusran mengisi pengajian Shubuh di masjid yang sama dengan topik 'Urgensi Membaca Al-Qur'an' selama lebih kurang 1 jam," katanya.

Menurut Ustaz Athaillah yang juga alumni Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 80 an dan alumni kedokteran UGM tahun 90 an, jama'ah yang menghadiri shalat Jum'at sangat ramai dan memenuhi masjid. Begitu pula jama'ah pengajian ramai dan antusias mengikutinya.

"Alhamdulillah, jama'ah Jum'at sangat ramai dan membludak, memenuhi dalam dan luar masjid. Saya perkirakan berkisar 900 an orang. Pengajian malam dan shubuh pun ramai dihadiri oleh jama'ah. Meskipun tidak sebanyak jama'ah Jum'at. Jama'ah pengajian malam berkisar 400 orang dan jama'ah pengajian Shubuh berkisar 380 orang. Para jama'ah pengajian malam dan Sbubuh ini sangat antusias dalam mengikuti pengajian dari awal sampai akhir," ungkapnya.

"Ini kegiatan dakwah PD Muhammadiyah Bireuen dengan menghadirkan khatib dan penceramah dari dalam dan luar Bireuen. Kali ini kami mengundang dan menghadirkan khatib dan sekaligus penceramah pengajian dari Banda Aceh yaitu ketua MIUMI Aceh ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA untuk memberikan ilmu dan pencerahan, selain itu juga untuk bersilaturrahmi," ujarUustaz Athaillah yang juga dokter spesialis kandungan.

Hal senada juga disampaikan oleh sekretaris PD Pemuda Muhammadiyah Bireuen sekaligus tim media masjid Taqwa Muhammadiyah Bireuen Ustaz Kholid, A. Md.

"Alhamdulillah, jama'ah shalat Jum'at sangat ramai. Saya perkirakan sekitar 900 an orang. Sedangkan jama'ah pemgajian malam berkisar 400 an orang. Sedangkan jama'ah pengajian Shubuh sekitar 380 orang. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dakwah ini yang diadakan oleh PD Muhammadiyah Bireuen," tuturnya

"Memang sebelum ini, sudah kami sampaikan informasi kedatangan khatib Jum'at tgl 14 Januari 2022 dan penceramah pengajian rutin malam Sabtu serta pengajian Shubuh Sabtu 15 Januari 2022 adalah ketua MIUMI Aceh sekaligus ketua PCM Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi dari Banda Aceh melalui medsos agar masyarakat khususnya para pengurus Muhammadiyah dan jama'ah tetap masjid Taqwa mengetahui kegiatan dakwah ini sehingga bisa berhadir meramaikan syiar dakwah ini," pungkas ustaz kholid yang juga ustaz pengajar di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Bireuen.

Di akhir kegiatan dakwah ini, Ustaz Yusran bersilaturrahmi dengan ketua PD Muhammadiyah Bireuen ustaz dr. Athaillah A. Latief, Sp.OG dan sekretaris PD Muhammadiyah Bireuen Mulyadi M. Saleh, S. Sos. serta pengurus PD Muhammadiyah lainnya di masjid Taqwa.

"Saya sangat senang diundang dan bisa bersilaturrahmi dengan PD Muhammadiyah Bireuen. Saya ucapkan terima kasih kepada PD Muhammadiyah Bireuen, khususnya kepada bapak Mulyadi yang telah menghubungi dan mendampingi saya dari awal kedatangan saya di Bireuen pada hari Kamis sampai hari Sabtu saya berangkat meninggalkan Bireuen menuju Lhokseumawe untuk melanjutkan safari dakwah mengisi pengajian di masjid Taqwa Muhammadiyah Lhokseumawe dan di Dayah Modern Arun (Damora)," pungkas ustaz Yusran yang juga anggota Dewan Pakar Parmusi Aceh.

Untuk diketahui, MIUMI merupakan ormas Islam yang terdiri dari tokoh-tokoh intelektual dan ulama dari berbagai ormas Islam seperti Muhammadiyah, PERSIS, Al-Irsyad, NU, Dewan Dakwah, dan lainnya. MIUMI didirikan pada tahun 2012 di Jakarta. MIUMI yang berpusat di Jakarta ini memiliki perwakilan di hampir seluruh provinsi di Indonesia, termasuk di Aceh.

Sejak didirikan tahun 2013 sampai saat ini, MIUMI dipimpin oleh ketua umum MIUMI Pusat KH. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M. Phil. (rektor Universitas Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur) dan Sekjen MIUMI Pusat KH. Bachtiar Nasir, Lc., MM. (pimpinan islamic center AQL Jakarta dan Pengurus PP Muhammadiyah).

MIUMI sebagai wadah para tokoh intelektual dan ulama lintas ormas dan lintas alumni baik alumni luar negeri maupun dalam dalam berbagai disiplin ilmu ini hadir untuk memperkuat ukhuwah umat Islam dan bersinergi dengan ormas-ormas Islam lainnya, khususnya dengan MUI. MIUMI mengfokuskan kegiatan dalam bidang intelektual dan keilmuan serta dakwah.

Misi MIUMI adalah untuk mencerdaskan ummat dan melahirkan pemimpin islami dan beradab. Selain itu, MIUMI bertujuan membantu umat dan bangsa Indonesia untuk mengatasi berbagai persoalan, menyelesailkan dengan cara ilmiah dan syariah yang merujuk otoritas para ulama.
Adapun visi MIUMI adalah agar Indonesia lebih beradab. [ril/syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version