View Full Version
Ahad, 28 Jul 2019

Taliban: Tidak Akan Ada Pembicaraan dengan Pemerintah sampai Pasukan Asing Ditarik

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Taliban telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengadakan pembicaraan langsung dengan pemerintah Afghanistan dan menolak pernyataan dari seorang menteri senior tentang rencana untuk mengadakan pertemuan seperti itu dalam dua pekan ke depan.

"Pembicaraan Intra-Afghanistan akan dimulai hanya setelah penarikan pasukan asing diumumkan," kata Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik Taliban di Qatar pada hari Ahad (28/7/2019).

Pada hari Sabtu, Abdul Salam Rahimi, menteri negara untuk urusan perdamaian, mengatakan pemerintah akan diwakili oleh delegasi beranggotakan 15 orang selama pembicaraan langsung dengan Taliban "dalam dua pekan mendatang".

Amerika Serikat telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan langsung dengan para pejabat Taliban di Qatar sejak akhir tahun lalu

Kedua belah pihak berusaha untuk melakukan kesepakatan yang berfokus pada permintaan Taliban untuk penarikan pasukan AS dan asing lainnya, dan permintaan AS agar Taliban tidak membiarkan Afghanistan digunakan sebagai pangkalan untuk serangan.

"Pembicaraan damai" yang diadakan di ibukota Qatar, Doha sejauh ini gagal menghasilkan hasil yang signifikan dalam memulihkan hukum dan ketertiban bagi negara yang dilanda konflik.

Kabul meragukan niat Taliban untuk menghentikan serangan, mengingat bahwa kelompok itu tak henti-hentinya melanjutkan operasinya terlepas dari negosiasi dengan Amerika Serikat.

Utusan khusus AS untuk pembicaraan Afghanistan, Zalmay Khalilzad, mengatakan negosiasi antara Taliban dan Afghanistan akan terjadi setelah Amerika Serikat "menyimpulkan perjanjiannya sendiri" dengan para mereka.

Reuters, mengutip sumber-sumber yang mengetahui pembicaraan itu, mengatakan Amerika Serikat dan Taliban diperkirakan akan menandatangani nota kesepahaman pekan ini untuk memperkuat rencana penarikan pasukan asing.

Sekitar 20.000 tentara asing, sebagian besar orang Amerika, berada di Afghanistan. AS dan sekutunya menyerbu Afghanistan dengan kedok perang melawan teror.

Invasi militer menggulingkan Taliban dari kekuasaan mereka yang sah tetapi sekitar 18 tahun kemudian, Washington meminta gencatan senjata dengan para jihadis yang telah semakin kuat. (st/ptv)


latestnews

View Full Version