View Full Version
Ahad, 28 Jun 2020

Taliban Tolak Klaim Rusia Bantu Pejuangnya untuk Membunuh Pasukan AS

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Taliban pada hari Sabtu (27/6/2020) menolak sebuah laporan surat kabar yang mengklaim para pejuang mereka telah menerima hadiah dari mata-mata Moskow untuk membunuh pasukan AS di Afghanistan.

The New York Times melaporkan pada hari Jum'at bahwa hadiah yang ditawarkan oleh lengan terkenal dari dinas intelijen militer Rusia memberikan insentif kepada pejuang Taliban untuk menargetkan pasukan AS, saat Presiden AS Donald Trump mencoba untuk menarik pasukan dan mengakhiri perang terpanjang Amerika.

"Jihad sembilan belas tahun Imarah Islam tidak berhutang budi atas kebaikan organ intelijen atau negara asing," kata Taliban dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Kabul.

Kelompok itu juga membantah tuduhan AS sebelumnya bahwa mereka diberi senjata oleh Rusia.

"Imarah Islam telah menggunakan senjata, fasilitas, dan peralatan ... yang sudah ada di Afghanistan atau rampasan perang yang sering disita dari lawan dalam pertempuran."

Taliban mengatakan, bahan peledak buatan sendiri menyumbang sebagian besar korban di antara pasukan AS.

Kelompok itu menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian yang ditandatangani dengan Washington pada Februari yang membuka jalan untuk menarik semua pasukan asing dari Afghanistan pada pertengahan tahun depan.

Sebelumnya pada hari Sabtu Rusia juga mengecam laporan New York Times.

"Tuduhan tak berdasar dan anonim," yang diterbitkan oleh surat kabar itu, telah "mengarah pada ancaman langsung terhadap kehidupan karyawan Kedutaan Rusia di Washington, DC dan London," tulis Kedutaan Besar Rusia di Washington di Twitter.

"Hentikan produksi #fakenews yang memancing ancaman kehidupan, @nytimes," tambahnya di tweet kemudian.

Rusia memiliki sejarah panjang di Afghanistan, di mana bekas Uni Soviet di tahun-tahun terakhirnya macet dalam perang yang menghancurkan melawan mujahidin.

The New York Times mengatakan ada teori yang berbeda tentang mengapa Rusia akan mendukung serangan Taliban, termasuk keinginan untuk menjaga Amerika Serikat macet dalam perang.

Dikatakan bahwa unit Rusia itu  mungkin juga membalas dendam atas pembunuhan tentara bayaran Rusia di Suriah, di mana Moskow mendukung Presiden Bashar Al-Assad, oleh AS.

Menurut surat kabar itu, operasi Taliban dipimpin oleh sebuah unit yang dikenal sebagai G.R.U., yang telah disalahkan dalam berbagai insiden internasional termasuk serangan senjata kimia 2018 di Inggris yang hampir membunuh agen ganda kelahiran Rusia Sergei Skripal. (TNA)


latestnews

View Full Version