View Full Version
Senin, 04 Feb 2013

Mujahid Wajib Pinter Zikir

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Allah memberikan pengajaran kepada kaum mukminin tentang adab-adab dan cara menumbuhkan keberanian saat berhadapan dengan musuh dalam peperangan, di antaranya: bersabar, memperteguh diri, dan banyak berzikir kepada Allah. Dan kesemuanya itu termasuk sebab utama diperolehnya kemenangan.

Allah Ta'ala berfirman,  

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung."(QS, Al-Anfal: 45)

Ka'ab Al-Akhbar berkata, "Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah Ta'ala daripada membaca Al-Qur'an dan berzikir. Kalau bukan karena itu tidaklah Allah memerintahkan manusia shalat dan berperang. Tidakkah engkau lihat Allah telah memerintahkan manusia berzikir saat berperang." Lalu beliau membacakan ayat di atas. (Lihat dalam Tafsir Ibnu Katsir)

Berzikir kepada Allah saat berperang adalah dengan banyak menyebut nama Allah dalam bentuk tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan semisalnya. Juga hatinya tidak sampai lupa Allah sehingga ia senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya dan bertawakkal (menyerahkan urusan) kepada Allah semata. Berzikir juga mengandung makna doa, yakni memohon kemenangan atas musuh-musuh yang diperanginya. Lalu zikir ini disempurnakan dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam kancah peperangan tersebut, apa yang Allah perintahkan ia kerjakan dan apa yang Allah larang maka ia tinggalkan. Kesemuanya ini menjadi sebab datangnya pertolongan Allah sehingga mereka lebih dekat kepada kemenangan. "Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal." (QS. Ali Imran: 160)

Dari sini maka zikir merupakan bekal sangat penting yang wajib siapkan oleh mujahidin. Mereka harus menghafalkan zikir-zikir yang matsur dari Al-Qur'an dan Sunnah dan membiasakan diri dengannya.

Syaikh Abu Hamzah Al-Muhajir dalam kitabnya "Zaad al-Mujahid" menempatkan bekal zikir pada urutan pertama dari bekal-bekal yang harus disiapkan mujahidin. Beliau menyebutkan beberapa ayat dan hadits yang menunjukkan pentingnya zikir ini.

Allah Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab: 41)

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-a'raf: 205)

Dari Abu Musa Radhiyallahu 'Anhu ia berkata, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُه مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

"Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya (berzikir) dan orang yang tidak mengingat-Nya adalah seperti orang hidup dan mati." (Muttafaq 'Alaih, lafadz milik Al-Bukhari)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu ia berkata, "Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berjalan di salah satu jalan di Makkah, beliau melewati sebuah gunung yang disebut Jumdan. Kemudian beliau bersabda, "Lewatilah gunung Jumdan ini, karena dulu gunung ini ditempati al-mufarridun." Mereka bertanya, "Siapakah al-mufarridun wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Laki-laki dan wanita-wanita yang banyak berzikir kepada Allah." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

يَقُولُ اللَّهُ عز وجل أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي، إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي ملأ ذَكَرْتُهُ فِي ملأ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

"Aku terserah persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya (memberi rahmat dan membelanya) bila dia menyebut nama-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam dirinya, aku menyebut namanya pada diri-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam perkumpulan orang banyak, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih banyak dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal (dengan melakukan amal shaleh atau berkata baik), maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat (lari)." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari ahli zikir. Jika mereka menemukan satu kaum yang berzikir kepada Allah maka mereka berseru, “Kemarilah menuju apa yang kalian cari.” Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayap-sayap mereka hingga ke langit dunia. Maka Rabb mereka bertanya -padahal Dia lebih tahu dari mereka- kepada mereka, “Apa yang dikatakan oleh hamba-hamba-Ku?” Para malaikat menjawab, “Mereka mensucikan Engkau, membesarkan Engkau, memuji Engkau, dan mengagungkan Engkau.” Allah berfirman, “Apakah mereka melihat-Ku?” Para malaikat menjawab, “Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu.” Allah berfirman, “Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku?” Para malaikat menjawab, “Sekiranya mereka melihat-Mu niscaya mereka akan lebih giat lagi beribadah, akan lebih besar pengagungan dan pujian mereka kepada-Mu, dan akan lebih sering lagi mensucikan Engkau.” Allah berfirman, “Lalu apa yang mereka minta?” Para malaikat menjawab, “Mereka meminta surga kepada-Mu.” Allah berfirman, “Apakah mereka telah melihatnya?” Para malaikat menjawab, “Belum, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.” Allah berfirman, “Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya?” Para malaikat menjawab, “Jika mereka telah melihatnya niscaya mereka akan lebih berkeinginan lagi, lebih antusias, dan harapan mereka akan lebih besar lagi.” Allah berfirman, “Lalu dari apakah mereka meminta berlindung?” Para malaikat menjawab, “Dari api neraka.” Allah berfirman, “Apakah mereka telah melihatnya?” Para malaikat menjawab, “Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.” Allah berfirman, “Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya?” Para malaikat menjawab, ‘Tentu mereka akan semakin menjauh dan semakin takut lagi darinya.” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.” Salah satu dari malaikat berkata, “Sesungguhnya di antara mereka ada si fulan yang bukan bagian dari mereka (yang mengingat Allah), dia hanya datang untuk suatu keperluan?” Allah berfirman, “Mereka adalah suatu kaum yang teman duduk mereka tidak akan mendapatkan kecelakaan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

. . . zikir merupakan bekal sangat penting yang wajib siapkan oleh mujahidin. Mereka harus menghafalkan zikir-zikir yang matsur dari Al-Qur'an dan Sunnah dan membiasakan diri dengannya. . .

Hubungan Jihad dengan Zikir

Jika jihad adalah amal paling utama setelah iman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka zikir juga merupakan amal ibadah yang paling utama yang dikerjakan dalam rangka taqarrub kepada kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ ؟" قَالُوْا بَلَى .قَالَ : ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى

 

"Maukah kalian aku beritahukan amalan yang paling baik, paling suci di sisi Tuhan kalian, lebih meninggikan derajat kalian dan lebih baik daripada menginfakkan emas dan perak serta lebih baik daripada kalian bertemu musuh, lalu kalian pancung leher mereka dan mereka pancung leher kalian?!” Para sahabat menjawab, “Ya.” Beliau menjawab, “dzikirullah".” (HR. Ahmad, al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)

Imam al-Thabani meriwayatkan dalam Al-kabir dan Al-Ausathnya secara marfu', "Tidak ada satu amal yang dikerjakan seseorang yang lebih bisa menyelamatkannya dari azab daripada zikrullah." (Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami' al-Shaghir)

Dalam satu riwayat dari Mu'ad bin Jabal Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: "Tidak ada satu amal yang dikerjakan seseorang yang lebih bisa menyelamatkannya dari azab Allah daripada zikrullah." Mereka bertanya, "Tidak pula jihad fi sabilillah?" Beliau menjawab, "Tidak (pula jihad fi sabilillah), walau ia menyabetkan pedangnya. Allah Ta'ala berfirman.

وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

"Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain)"." (QS. Al-Ankabut: 45)

Dalam riwayat lain disebutkan, "Tidak ada amal yang dikerjakan seseorang yang lebih bisa menyelamatkan dirinya dari siksa Allah daripada Zikrullah." Mereka bertanya, "Tidak pula jihad fi sabilillah?" Beliau menjawab, "Tidak pula jihad, kecuali engkau sabetkan pedangmu sehingga mengenai, kemudian engkau sabetkan pedangmu sehingga mengenai, kemudian engkau sabetkan pedangmu sehingga mengenai."

. . . Melihat hubungan yang erat antara jihad dan zikrullah maka selayaknya seorang mujahid menyempatkan diri untuk mempelajari kalimat-kalimat zikir yang telah diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, memahami makna dan kandungannya, serta menerapkan tuntutan dari kalimat-kalimat zikir yang dibacanya . . .

Penutup

Melihat hubungan yang erat antara jihad dan zikrullah maka selayaknya seorang mujahid menyempatkan diri untuk mempelajari kalimat-kalimat zikir yang telah diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, memahami makna dan kandungannya, serta menerapkan tuntutan dari kalimat-kalimat zikir yang dibacanya. Satu lagi dari zikir ini yang tak boleh dilupakan adalah membiasakan berzikir dalam keseharian. Selain akan menyucikan hati dari kotorannya, zikir juga akan menyebabkan datangnya rahmat Allah dan pertolongannya. Sehingga saat mujahid berada dalam kondisi genting zikir akan mudah mengalir secara alami dari bibirnya sehingga ia teguh menghadapi musuh dan lahir keberanian dalam dirinya. Karena ringannya amal dari kebiasaan mengerjakannya. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version