View Full Version
Senin, 16 Dec 2019

Kedudukan Shalat 6 Rakaat Antara Maghrib dan Isya’

Soal:

Assalamualaikum, Ustadz, bagaimana kedudukan shalat sunat 6 raka'at diantara waktu setelah Maghrib dan sebelum lsya...  Adakah dalil shahih nya...?

Azwin Sulaiman

Jawab:

Wa'alaikumus Salam Warahmatullah...

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah dan keluarganya.

Shalat 6 rakaat setelah Maghrib sampai Isya' yang dikenal dengan shalat Awabin diterangkan dalam hadits yang dinilai munkar dan sangat lemah. Karenaya tidak boleh diamalkan.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيمَا بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً

Siapa shalat 6 rakaat setelah Maghrib, ia tidak berbicara buruk di antara shalat-shalat itu, ia senilai ibadah 12 tahun.” (HR. Al-Tirmidzi, Ibnu Mjah, Muhammad bin Nashr al-Marwazy, dan selainnya)  

Kesimpulan para ulama hadits, bahwa hadits ini hukumnya munkar dan dhaif sekali. Di antaranya: Imam al-Tirmidzi, Ibnul ‘Arabi, Imam al-Nawawi, Ibnul Qayyim, Al-‘Iraqi, dan Syaikh Al-Albani. Hadits dengan status semacam ini tidak boleh diamalkan walau dalam fadhail amal.

Syaikh al-albani dalam Silsilah Dhaifah (1/481) mengatakan: Ketahuilah bahwa setiap hadits yang menganjurkan untuk melaksanakan beberapa rakaat tertentu di antara maghrib dan isya' adalah tidak shahih, sebagiannya lebih dhaif dari yang lain. Dan sesungguhnya telah ada riwayat shahih tentang shalat di waktu ini dari praktek Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tanpa menetapkan jumlah tertentu.

Dibolehkan memanfaatkan waktu antara Maghrib dan Isya’ ini untuk melaksanakan shalat mutlak. Jumlah rakaatnya tidak dibatasi. Memperbanyak shalat di waktu ini menjadi kebiasaan para sahabat dan Tabi’in. Mereka sangat bersemangat mengisi waktu ini dengan shalat sunnah. Sehingga Imam Ibnu Abi Syaibah menulis satu bab dalam Mushannafnya (2/14) dengan judul

في الصلاة بين المغرب والعشاء

Shalat antara Maghirb dan Isya’

Di dalamnya disebutkan riwayat dari Abdurrahman bin al-Aswad, dari pamannya, ia berkata:

ساعة ، ما أتيت عبد الله بن مسعود فيها إلا وجدته يصلي ، ما بين المغرب والعشاء ، وكان يقول : هي ساعة غفلة

Itulah waktu, tidaklah aku mendatangi Abdullah bin Mas’ud di saat itu kecuali aku dapati ia sedang shalat, waktu antara Maghrib dan Isya’. Beliau berkata: itu adalah waktu dilalaikan.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata:

صلاة الأوابين ، ما بين أن يلتفت أهل المغرب ، إلى أن يُثَوَّب إلى العشاء

Shalat Awaabin adalah shalat antara jamaah Maghrib pulang sampai dikumandangkan adzan Isya’.

Shalat Rawatib Ba’diyah Maghrib

Shalat sunnah yang paling ditekankan untuk dikerjakan setelah Maghrib adalah shalat sunnah rawatib yang berjumlah 2 rakaat. Sifatnya mu’akkadah (sangat-sangat ditekankan). 2 rakaat ini hampir-hampir tidak pernah ditinggalkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat berada di tempat tinggalnya.

Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata:

حَفِظْتُ مِنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَشْرَ رَكَعَاتٍ : رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلظُّهْرِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلصُّبْحِ

“Aku menghapal dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam 10 rakaat yaitu: dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya' di rumahnya, dan dua rakaat sebelum Shubuh.” Wallahu Ta'ala a'lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version