View Full Version
Kamis, 13 Feb 2020

Makna ''Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un''

Soal:

Inalilahi kan artinya berawal dari Allah dan kembali kepada Allah. Menurut mertua saya tidak perlu masuk surga yang penting ada disisi Allah  sesuai kalimat inalilahi?

087822276***

 

Jawab:

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah dna keluarganya.

Inna Lillahi, artinya: kita ini milik Allah. Ini satu kata dari kalimat istirja’ “Inna Lillahi wa Inaa Ilahi Raji’un (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ). Artinya, sesungguhnya kita ini milik Allah dan pasti akan kembali kepada-Nya.

Kalimat ini disunnahkan untuk dibaca saat tertimpa musibah sebagai ungkapan iman dalam upaya meringankan diri dari beratnya menanggung musibah itu. Yaitu dengan mengembalikan urusan kepada Allah Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ,.الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (QS. Al-Baqarah: 154 – 155)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ}، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah, lalu dia mengucapkan kalimat seperti yang Allah perintahkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’  Ya Allah berikanlah pahala untuk musibahku, dan gantikan untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya.’ Maka Allah akan memberikan ganti untuknya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim 918)

Imam al-Qurthubi menjelaskan tentang makna tersebut,

إنا لله توحيد وإقرار بالعبودية والملك. وقوله: وإنا إليه راجعون إقرار بالهلك على أنفسنا والبعث من قبورنا، واليقين أن رجوع الأمر كله إليه كما هو له

Kalimat, ‘Inna lillahi’ adalah tauhid dan pengakuan terhadap ubudiyah (status kita sebagai hamba) dan kekuasaan Allah. Sedangkan kalimat, ‘Wa inna ilaihi raaji’uun’ adalah pengakuan bahwa kita akan binasa, dan akan dibangkitkan dari alam kubur kita, serta keyakinan bahwa semua urusan kembali kepada-Nya, sebagaimana semua ini milik-Nya.” (Tafsir al-Qurthubi: 2/176)

Dengan kalimat ini seseorang menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah yang tunduk kepada Rububiyah Allah. Bahwa Allah pecipta alam raya ini dan yang benar-benar memiliki dan menguasainya. Setiap kita tunduk kepada rububiyahnya. Kita makhluk-Nya. Hidup dan mati kita di tangan-Nya. Allah bebas berbuat apa saja terhadap kita.  

[Baca: Doa Saat Ditimpa Musibah]

Sedangkan maksud “wa Inna Ilaihi Raji’un”: kita akan dikembalikan kepada Allah. Setelah meninggal maka kita akan dikembalikan kepada Allah; bukan kepada selainn-Nya. Dia akan menghitung amal kita dan membalasnya untuk kita. Jika amal baik maka balasannya baik. Jika amal buruk, balasannya juga keburukan.

Dengan iman dan amal shalihnya seseorang akan dimasukkan ke surga. Sedangkan orang yang kafir dan durhaka kepada Rabbnya akan kekal abadi di neraka.

Di akhriat hanya ada dua tempat kembali. Pertama, surga. Kedua, neraka. Tidak ada tempat ketiga.

Jika seseorang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka dia telah beruntung.

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

"Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung." (QS. Ali Imran: 185)

Jadi, pernyataan tidak perlu masuk surga dan yang terpenting ada di sisi Allah adalah pernyataan salah. Lebih-lebih di dasarkan kepada kalimat istirja’ di atas. Maka salah besar. Wallah A'lam. [PurWD/voa-islam.com]

  • Dijawab : Badrul Tamam
  • Kirimkan artikel dan pertanyaan ke [email protected] / 087781227881 (SMS/WA)

 


latestnews

View Full Version