View Full Version
Selasa, 01 Sep 2020

Dilarang Memotong Kuku Saat Junub?

Soal:

Assalamu ‘Alaikum Ustadz, adakah larangan untuk memotong kuku  ketika junub. Soalnya, saya pernah lihat di google, ada yang membolehkan dan ada yang tidak. Yang shahih itu yang mana?

082339688***

Jawab:

Wa’alaikumus Salam Warahatullah.

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah dan keluarganya.

Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Al Ghazali berpendapat, "Dan tidak seyogyanya bagi seseorang untuk mencukur rambut, memotong kuku, memotong bulu kemaluan, mengeluarkan darah (semisal, dengan cara berbekam) ataupun memotong sebagian anggota tubuhnya pada saat dirinya sedang dalam keadaan junub. Dikarenakan, kelak di akhirat seluruh anggota tubuhnya akan dikembalikan lagi maka kondisinya pun dalam keadaan junub. Seraya dikatakan, sesungguhnya setiap helai rambut menuntut dirinya akan status junubnya."

Pandangan Imam Ghazali ini diambil dari hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu. "Janganlah seseorang memotong kukunya dan menggunting rambut kecuali ketika ia suci." Namun, pendapat Imam Ghazali ini dimentahkan jumhur ulama. Imam Ibnu Rajab dalam Syarah Shahih Bukhari menyebut, hadis di atas lemah dari sisi sanad. Beberapa ulama hadis menggolongkan hadis tersebut dalam hadis maudhu (palsu). Sehingga, sama sekali tidak bisa digunakan untuk hujjah.

Imam Ahmad rahimahullah saat ditanya hukum orang yang junub lantas berbekam, mencukur rambut, memotong kuku, dan mewarnai rambutnya, beliau menjawab, "Tidak mengapa."

Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan, tidak ada satupun dalil yang memakruhkan orang yang junub memotong rambut dan kukunya. Malah, dalam beberapa riwayat, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallammenyuruh orang yang baru masuk Islam untuk memotong rambut dan berkhitan tanpa mandi.

"Buanglah darimu rambut yang tumbuh (selama kamu kafir), kemudian berkhitanlah." (HR Imam Ahmad dan Abu Daud). Dalam hadis ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallamhanya menyuruh orang yang baru memeluk Islam untuk berkhitan dan memotong rambutnya. Tidak ada penjelasan Nabi meminta orang itu mandi sebelum atau sesudah memotong rambut dan berkhitan. Hal ini menunjukkan memo tong rambut dan berkhitan tidak terkait lang sung dengan mandi untuk kesucian.

Dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, az- Zuhaili menulis, "Tidak makruh dalam pandangan mazhab Hambali bagi seseorang yang junub atau dalam keadaan haid atau nifas menggunting rambutnya, kukunya sebelum mandi."

Dalam Fikih Ala al-Mazahib al-Arba’ah disebutkan, secara umum, bagi wanita yang dalam ke adaan junub yang dilarang untuk dikerjakan adalah amalan yang membutuhkan wudhu sebagai prasyarat. Seperti, shalat wajib dan shalat sunah. Saat memotong kuku dan rambut, ia tidak diharuskan berwudhu terlebih dahulu. Sehingga, diperbolehkan melakukannya bagi orang yang junub.

Pengertian jika seorang junub maka seluruh tubuhnya adalah najis juga dikritisi para ulama. Tidak ada anjuran untuk segera mandi jinabah bagi mereka yang junub. Yang ada adalah anjuran untuk mandi jinabah jika hendak mengerjakan shalat atau membaca Al-Quran.

Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah bahwa sanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallampernah berdiri untuk memimpin shalat jamaah. Tiba-tiba, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallamteringat bahwa beliau junub dan belum mandi. Kemudian, segera pergi mandi dan melaksanakan shalat. (HR. Enam Perawi Hadis Utama kecuali Imam Tirmidzi). [Jawaban disadur dari republika online]

Ringkasnya, tidak ada larangan memotong kuku atau mencukur rambut atau kumis saat junub. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version