View Full Version
Senin, 23 Sep 2019

Jilbab, Cadar, dan Budaya Selfie

 

Oleh: Natasya

Halo sobat muslimah VOA Islam. Masih semangat kan buat belajar Islam lebih luas? Harus dong! Penulisya aja udah semangat duluan. Buktinya aja awal-awal udah heboh nyapanya. Kali ini kita akan membahas tentang muslimah terutama akhwat bercadar dan selfie. 

Heran nggak sih kalau lihat akhwat berjilbab suka selfie? Sebenarnya nggak terlalu sih. Cuma, yang diheranin tuh, akhwat berjilbab plus bercadar tapi doyan selfie. Haishh, bingung, sih. Habisnya, tujuan dari bercadar itu kan untuk melindungi diri dari mata-mata jahat yang melihat kita. Nah, tapi kenyataannya, di zaman sekarang banyak sekali akhwat yang mengabaikan tujuan dari apa yang mereka pakai. Apalagi sekarang banyak banget selebgram-selebgram bercadar dengan ribuan followernya. Kebayang kan gimana banyaknya mata-mata yang menikmati keindahan akhwat bercadar?

Mungkin ada yang berpikir, 'Kan bercadar, jadi no problem, dong.'

Eits...malah itu masalahnya. Bukankah tujuan bercadar itu adalah untuk menutupi kecantikannya? Kok malah diumbar dengan selfie sana-sini?

Memang sih gak semua kayak gitu. Banyak juga yang bercadar sesuai tujuan, yaitu menjaga iffah dan izzah mereka. Bilapun ada foto yang dipajang, niatnya buat jualan. Ya, pasti dong kalau jualan cadar dan jilbab online di instagram, harus ada fotonya. Tapi sayangnya, akhwat yang bercadar tapi melenceng dari tujuan juga nggak kalah banyak, tuh. Salah satu contohnya, sebagaimana yang telah disebut di atas, ya.

Saya pernah melihat akun yang isi berandanya tuh rata-rata akun para akhwat bercadar. Nah, dari situ, saya melihat bahwa akhwat yang bercadar itu sangat cantik dan anggun. Astaghfirullah, padahal udah tertutup, lho. Kok masih ada yang tertarik, ya. Dengan begitu kita dapat menyimpulkan, bahwa meluruskan niat itu penting. Kalau nggak, nanti jadinya malah bawa mudharat sendiri bukan malah melindungi. Jangan mau rugi gaes!

So, apa yang seharusnya kita harapkan dari menutup aurat? Pastilah ridha dari Allahlah. Lha, kalau tujuannya jadi selebgram ya, gimana Allah mau ridha, coba? Berarti kita mengharapkan nikmat duniawi doang, dong. Ketenaran, nggak bakalan ngejamin kita buat masuk surga, Bro en Sis. Allah menyuruh kita untuk menutup aurat agar kita mudah dikenal. Dikenal sebagai apa? Sebagai seoarang muslimah. Sehingga kita bisa mendapatkan rahmat dan juga terhindar dari fitnah.

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang-orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilababnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak digangggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).

Tuh, jadi jangan sampai kita menutup aurat, tapi masih aja doyan cekrek-cekrek habis itu upload-upload demi liker yang banyak. Seharusnya, dengan semakin tertutupnya diri kita, semakin pula kita taat pada Allah. Bukan malah jauh dari tuntunan dan melencengkan niat kita dalam menutup aurat. Menutup aurat bukanlah untuk pamer kecantikan, dan membanggakan diri hanya karena keindahan fisik kita, lho. Kalau gitu, sih, apa bedanya kita dengan wanita yang tidak menutup aurat? Palingan cara berpakaiannya yang beda, tapi niatnya sama aja. Jangan-jangan dosanya juga nggak jauh beda, kan? Capek, deh!

Sebagaimana perintah Allah di surat Al-Ahzab ayat 59, kita berjilbab, menutup aurat agar kita menjadi muslimah yang taat pada Allah dan agar tak sembarang orang dapat melihat kita sehingga mengakibatkan suatu fitnah yang akan membawa kita pada keburukan itu sendiri. Itu tujuan utamanya. Kalau ada tujuan yang lain, buang ke laut aja!

Apa jadinya kalau para muslimah yang bercadar malah memamerkan kecantikannya dan keanggunannya yang tertutup di sosmed? Eh, ini berlaku buat muslimah lainnya yang tidak  bercadar juga ya.

Tanpa kita sadari, sebenarnya fitnah sudah ada di mana-mana loh. Sekarang salah siapa? Salah sendiri. Kalau yang bercadar saja sampai bisa mengakibatkan fitnah, apalagi yang tidak menutup auratnya dengan sempurna? Pasti bakal lebih kacau, kan. Duh, kasihan juga, ya. Kalau menutup auratnya sudah sempurna, niatnya juga harus diluruskan dengan sempurna. Agar perilaku yang ada juga ikut sempurna, insya Allah. Semoga saja niat dan perilaku kita ini selalu dijaga dan dijauhkan dari fitnah oleh Allah. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

 

 


latestnews

View Full Version