View Full Version
Jum'at, 21 Feb 2020

Umar bin Khatab pun Pernah Ditolak Pinangannya

 

Oleh: Irvan Noviandana

Tiga sahabat terbaik pernah ditolak seorang wanita karena tidak ada chemistry, meskipun diantaranya ada yang kaya dan sangat sederhana.

Dikutip dalam buku Dua Jiwa Satu Surga, disebutkan seorang muslimah di zaman Nabi yang bernama Ummu Aban binti ‘Utbah bin Rabi’ah bin ‘Abdu Syams.

Lelaki pertama yang melamarnya adalah ‘Umar bin Khaththab, sosok khalifah kebanggaan kaum muslimin setelah Abu Bakar ash-Shiddiq yang juga menjadi mertua Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Jika kita berpikir bahwa tak ada satu pun alasan untuk menolak lelaki yang ditakuti oleh setan ini, faktanya tidaklah demikian. ‘Umar ditolak dengan alasan,

“Jika pulang ke rumah, ia memikirkan masalah. Dan, jika keluar dari rumah, ia juga memikirkan masalah.”

Hal itu terjadi lantaran ‘Umar amat memikirkan akhirat sehingga melupakan dunia. Dia hidup di dunia, tetapi seperti melihat Rabb semesta alam dan mencium bau surga.

Maka pelamar yang kedua adalah Zubair bin Awwam sang pemuka Quraisy yang memiliki karunia harta. Namun, lamaran sahabat Nabi ini pun ditolak dengan alasan,

“Istrinya hanya akan mendapatkan pakaian yang bagus dan sanggul darinya.”

Dan, ‘Ali bin Abi Thalib pun mengambil giliran sebagai pelamar ketiga yang bernasib serupa. Alasannya,

“Istrinya hanya akan terpenuhi sesuai kebutuhannya saja, dan ia akan mengatakan begini dan begitu (menyampaikan alasan/pendapat agar istrinya tidak menyampaikan selain apa yang dibutuhkan).”

Setelah tiga lamaran yang berujung penolakan sebab alasan sifat dan kecocokan yang dilamar dengan sosok pelamar, maka datanglah lelaki surga keempat yang sampaikan lamaran. Qadarullah, lelaki inilah yang diterima lamarannya.

Sebab, “Aku telah mengenal akhlaknya; jika masuk rumah, ia akan memasukinya dengan tertawa, dan jika keluar rumah, ia akan keluar dengan tersenyum. Jika aku meminta sesuatu, ia akan memberikannya; jika aku diam, dia akan memulai pembicaraan; jika aku melakukan sesuatu, ia akan berterima kasih; jika aku berbuat salah, ia akan memaafkannya.”

Beliau adalah Thalhah bin ‘Ubaidillah.

Penolakan tiga sahabat Nabi dalam kisah ini bukan disebabkan keshalehan atau kualitas kepribadiannya, bahkan kekayaan ataupun hidup sederhana tidak mendorong seseorang untuk jatuh hati. Mereka tidak diterima hanya karena kecenderungan sosok yang dilamar, sebab jiwa memiliki kekhasannya masing-masing. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version