View Full Version
Jum'at, 27 Mar 2020

Pendidikan Islam Mencetak Ibu Cerdas Pendidik Generasi

 

Oleh:

Wahyu Utami, S.Pd

Praktisi dan Pemerhati Pendidikan Yogyakarta

 

WABAH Corona menyebar semakin massif. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan sejak diumumkan pertama kali oleh Presiden Jokowi pada tanggal 2 Maret 2020, jumlah kasus positif Corona di Indonesia telah mencapai 790 kasus. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona, Achmad Yurianto menyampaikan pada Rabu (25/3), ada penambahan kasus positif Corona sebanyak 105 kasus dengan 58 kasus kematian.

Akibat corona, semua aspek kehidupan ikut terkena dampaknya tidak terkecuali sektor pendidikan. Sekolah-sekolah diliburkan dan diganti dengan belajar online di rumah. Ibu-ibu menjadi gagap karena mendadak harus menjadi ibu guru bagi anak-anaknya di rumah. Jika dulu semua total diserahkan ke sekolah, saat ini mau tidak mau para ibu harus mendampingi anak mengerjakan tugas di rumah. Tak mudah memang, apalagi di tengah minimnya ilmu pendidikan anak yang dimiliki oleh ibu-ibu melineal saat ini.

Sistem Pendidikan Kapitalis Sekuler Telah Gagal Mencetak Wanita Siap Menjadi Ibu

Tujuan Pendidikan dalam sistem kapitalis sekuler saat ini lebih berorientasi mencetak SDM siap kerja. Begitupun dengan para wanita, mereka lebih banyak disiapkan untuk mempunyai ketrampilan dan kecakapan kehidupan yang akan digunakan dalam bekerja. Dengan berbalut ide kesetaraan gender, para wanita didorong untuk mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki sehingga wanita akan ikut berkontribusi dalam pembangunan negara.

Wajar jika kemudian wanita-wanita saat ini tidak siap menjalankan perannya baik sebagai istri, ibu, pendidik dan pengatur rumah tangga. Sudahlah pendidikan di sekolah tidak memberi bekal yang memadai, potret kehidupan yang disaksikan di tengah keluarga maupun masyarakat juga tidak memberi gambaran potret keluarga ideal.

Ditambah lagi pendidikan sekuler yang diterapkan saat ini ikut andil dalam mencetak SDM miskin iman. Pelajaran agama diberikan dalam waktu yang minimalis dan dengan penyampaian materi yang monoton. Agama juga tidak diberikan porsi yang besar untuk ikut mewarnai kepribadian generasi. Akhirnya output yang terbentuk dari pendidikan sekuler ini adalah generasi miskin iman dan budi pekerti. Inilah potret ibu-ibu milenial saat ini, minim ilmu pendidikan anak dan miskin iman.

Pendidikan Islam Menyiapkan Para Wanita Siap Menjalani Peran Dalam Kehidupan Rumah Tangga   

Pendidikan di dalam Islam bertujuan untuk menyiapkan manusia siap menjalankan  misi penciptaannya yaitu sebagai Abdullah dan Khalifah Allah di muka bumi. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita, keduanya diciptakan untuk mengabdi dan beribadah kepada Alloh. Hanya saja Alloh telah memberikan pembagian peran yang proporsional antara laki-laki dan wanita sesuai fitroh kemanusiaanya. Islam telah menempatkan kedudukan utama wanita sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dan laki-laki sebagai pemimpin dalam rumah tangga.

Untuk mampu menjalankan peran ini maka sistem pendidikan di dalam Islam akan mendidik para wanita untuk mempunyai tanggung jawab besar membesarkan dan mendidik anak-anak mereka menjadi generasi berkualitas. Ada beberapa hal yang akan dipersiapkan oleh pendidikan Islam yaitu :

Pertama, persiapan ruhiyah. Seorang ibu dipersiapkan untuk mampu mendidik anak-anaknya dengan aqidah Islam, mencintai Alloh dan Rasul-Nya serta menjalankan perintah Alloh dan menjauhi larangan-Nya. Dalam persiapan ruhiyah ini, para wanita akan dibiasakan untuk selalu taqorub ilalloh (mendekatkan diri pada Alloh), dzikrulloh, tilawah Al Qur’an dan lain-lain. 

Kedua, persiapan aqliyah atau ilmu. Seorang wanita harus mempunyai bekal ilmu  yang akan digunakan untuk mendidik anak-anaknya. Bekal ilmu ini meliputi  ilmu parenting, tsaqofah islam, pendidikan akhlaq dan budi pekerti, ketrampilan dasar seperti memasak dan juga ilmu-ilmu lainnya. Persiapan ilmu ini penting karena ibu akan menjadi madrosatul ula bagi anak-anaknya.

Ketiga, persiapan jasmani. Pendidikan Islam juga akan memperhatikan kesiapan jasmani seorang wanita sehingga siap menjalankan peran di wilayah domestik. Seorang wanita harus tau bagaimana menjaga kesehatan fisiknya dengan rajin melakukan olah raga dan menjaga makan makanan yang halal dan thoyyib.

Dari sini kita bisa melihat bagaimana paradigma pendidikan Islam sangat memperhatikan kesiapan wanita untuk menjalankan berbagai peran utamanya dalam kehidupan. Islam tidak melarang wanita untuk memperdalam berbagai bidang ilmu, tetapi tidak boleh meninggalkan kewajiban utamanya untuk mempersiapkan diri menjalankan tugas utamanya dalam kehidupan yaitu sebagai ibu pendidik generasi.*


latestnews

View Full Version