View Full Version
Ahad, 22 Nov 2020

Inilah 8 Langkah Bersabar Mendidik Buah Hati Saat Pandemi

  

Oleh: Priani, S.Pd*

Tidak bisa dipungkiri, kehidupan di masa pandemi semakin menghimpit hati. Pendidikan anak yang biasanya diserahkan ke sekolah, beralih kepada orang tua sendiri. Bagi sebagian orang tua, hal ini sangat memberatkan. Karena selain bersusah payah mengais rizki juga dituntut mendampingi belajar sang buah hati. Emosi pun sering naik, karena sang anak tak kunjung mengerti. Rumah yang rapi berubah berantakan, tak sedap dipandang lagi. 

Pandemi ini sebuah kondisi di luar kuasa manusia. Ini merupakan qadha atau ketetapan dari Allah yang harusnya diterima dengan sabar dan ikhlas. Dan dampak dari itu semua merupakan ujian bagi manusia apakah semakin taat pada-Nya atau berpaling dari-Nya. Termasuk juga dalam hal mendidik anak, ini juga merupakan ujian bagi orang tua saat ini. 

Sebenarnya sabar dalam mendidik anak itu sepanjang waktu. Baik ada pandemi atau tidak. Kesabaran merupakan sifat yang wajib ada pada setiap orang tua. Seperti sabar dalam mengajarkan kebaikan, sabar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, sabar mendengarkan curhatan anak, sabar menghadapi perilaku buruk anak, sabar ketik hasil pendidikan belum berhasil, dan sabar menahan emosi. 

Penting sekali orang tua memiliki sifat sabar dalam mendidik anak. Berikut ada 8 langkah agar orang tua memiliki kesabaran dalam mendidik anak.

Pertama, pahami bahwa anak merupakan amanah dari Allah yang wajib didik berdasarkan aturan Allah. Islam sangat menjaga kedudukan anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Islam melarang orang tua menyakiti anak. Baik secara fisik maupun psikis. Tidak ada hukuman fisik bagi anak usia di bawah 10 tahun. Orang tua wajib menyayangi anak dan sabar mendidiknya. 

Kedua, pahami keutamaan bagi orang-orang yang sabar. Islam memerintahkan kepada seorang muslim untuk bersabar. Sabar adalah memelihara (menetapkan) jiwa pada ketaatan kepada Allah dan selalu menjaganya dan memeliharanya dengan keikhlasan serta memperbaikinya atau memperbagus dengan ilmu. Keutamaan orang yang bersabar selalu bersama dengan Allah, "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"(QS.Al-Anfal : 46). Sabar juga akan menjadi penolong, "Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk" (QS. Al Baqarah : 45). Selain itu orang yang sabar akan mendapatkan pahala tanpa batas, diberi petunjuk, mendapat keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat. 

Ketiga, yakinlah bahwa hidup ini penuh dengan ujian kesabaran. "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah :155). 

Termasuk juga bahwa anak juga merupakan ujian dari Allah. "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS.At Taghabun:14-15)

Keempat, selalu berlatih mengelola hati agar tetap senantiasa dalam ketaatan. Seringlah beristighfar dan senantiasa jaga niat semata-mata untuk meraih ridha Allah.

Kelima, penting juga senantiasa berdoa kepada Allah agar senantiasa sabar dalam mendidik anak.

Keenam, rajin memupuk kesabaran dengan sering berada di majelis ilmu. Ibaratny sebuah HP jika baterainya habis, maka butuh diisi. Begitu juga hati ini butuh diisi dengan ilmu agar senantiasa hidup dan membawa kebaikan hidup.

Ketujuh, bangun kerjasama antara ayah dan bunda untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Kedelapan, beradalah di komunitas orang-orang yang sholih. Karena komunitas itu bisa menjaga kita dari kemaksiatan.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita agar tetap sabar dalam mendidik anak-anak kita. Karena mereka merupakan generasi penerus bangsa. Jika kita tidak bisa sabar mendidik anak, lantas akan jadi apa masa depan bangsa ini? (rf/voa-islam.com)

*Penulis adalah Kepala Sekolah Taman TAUD Al Hanif Jombang dan praktisi Homeschooling Berbasis Aqidah Islam.

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version