View Full Version
Selasa, 08 Dec 2020

Islam Terbukti Memuliakan Perempuan

 

Perempuan akan mendapat jaminan pendidikan setinggi-tingginya, perempuan boleh bekerja namun tidak dieksploitasi. 

Oleh:

Setya Kurniawati || Aktivis BMI Malang dan Pena Langit

 

ISLAM merupakan agama sempurna memiliki sistem pengaturan kehidupan yang bersumber dariAllah SWT sang pencipta yang memberikan aturan adil dan memuliakan makhluk ciptaannya baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan Islam datang menyelamatkan perempuan dari kehinaan, sejak pertama kali Al-Qur’an diturunkan tidak pernah mengajarkan tentang diskriminasi gender. Mengutip Lothrop Stoddard dalam “The New World of Islam” menjelaskan, Islam datang dengan ajaran yang memberi perlindungan terhadap perempuan juga semua manusia di dunia.

Islam memandang laki-laki dan perempuanpada posisi yang sama. Allah menciptakan keduanya dengan tanggungjawab melaksanakan ibadah kepadaNya, menjalankan aturanNya dan menjauhi laranganNya. Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (TQS. Adz-Dzariyat: 56). Sehingga, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih kemuliaan, yaitu dengan jalan taqwa kepada Allah semata.Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (TQS. Al-Hujuraat: 13)

Adapun perbedaan laki-laki dan perempuan secara biologis dan kemampuan fisik, sisi sifat, kecenderungan, emosi dan potensi masing-masing bukan merupakan diskriminasi antara satu dengan yang lain melainkan untuk saling melengkapi. Muhammad Ali al Ghamidy dalam sebuah artikel bertajuk “Muqâranatu al Nadzrah al Takâmuliyyah al Islâmiyyah bayna al Rajul wa al Mar`ati wa al Nadzrah al Tanâfusiyyah al ‘Almâniyyah” menjelaskan, bahwa pandangan Islam dalam model hubungan antara laki-laki dan wanita adalah hubungan saling melengkapi. Sehingga hidup masyarakat berjalan harmonis dan seimbang, bukan hubungan persaingan sebagaimana yang diinginkan oleh konsep sekuler yang diusung feminisme. 

Islam telah terbukti menjamin kemuliaan dan kebahagiaan perempuan, apabila aturan Islam diterapkan secara kaffah. Perempuan akan mendapat jaminan pendidikan setinggi-tingginya, perempuan boleh bekerja namun tidak dieksploitasi. Kebijakan negara mengoptimalkan peran ummun wa rabbatul bait yang merupakan tanggungjawab utama perempuan dengan mendidiknya pada kurikulum pendidikan dan memberi subsidi ibu menyusui pada masa khalifah Umar bin Khatab (kurs saat ini sekitar 3 juta), negara akan menjamin keamanan dan sanksi tegas pada pelecehan perempuan. 

Kesejahteraan perempuan pun dijamin oleh negara jika ayah atau suami tidak ada atau tidak mampu, maka ahli waris wajib menafkahi para ibu dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 233. Jika tidak ada ahli waris, maka negara wajib menanggung kebutuhan para ibu, jika negara di baitul maal tidak ada harta sama sekali, maka kewajiban menafkahi beralih ke kaum muslimin secara kolektif. 

Perempuan menjadi ummun wa rabbatul bait merupakan peran yang luarbiasa karena ditangannya generasi masa depan tercetak. Berikut beberapa contoh profil perempuan masa kekhilafahan berhasil mencetak generasi emas: Fatimah binti Ubaidillah merupakan ibu rumah tangga telah berhasil mendidik Ulama besar al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I atau dikenal dengan Iman Syafi’i pada masa kehilafahan Abbasiyah.

Umma Hatun merupakan ibunda Muhammad al Faitih yang diumur 24 tahun berhasil menaklukan konstantinopel, Mariam al-Astrulabi  ilmuwan perempuan bidang astronomi (pada abad ke 10/944M) hidup dimasa kekhilafahan abbasiyah. Syifa binti Sulaiman yang pernah diangkat oleh Khalifah Umar ra sebagai Qadhi Hisbah, hakim penegak syariah dan pengkritik kedzoliman penguasa, Fatima Al-Fihri merupakan pendiri Universitas Tertua di Dunia yaitu Universitas Al-Karaouine, dan masih banyak lagi.

Sehingga dapat disimpulkan darisini bahwa Islam dapat dan telah terbukti memuliakan perempuan karena taqwanya, perempuan mulia bukan karena konsep sekuler yang diusung feminisme.*


latestnews

View Full Version