View Full Version
Senin, 25 Jan 2021

Persiapkan Diri Wujudkan Pernikahan Impian

 

Oleh: Choirin Fitri 

Allah berfirman,

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Ar Rum: 21)

Ayat ini menjadi bukti konkret bahwa menikah menimbulkan ketentraman. Bukan sebagaimana yang terjadi saat ini. Pernikahan malah menimbulkan berbagai permasalahan yang seperti tak kunjung habis. KDRT antar suami istri, pelecehan seksual, selingkuh, pendidikan anak yang carut marut, dan berbagai masalah lainnya. Kira-kira kenapa hal ini bisa terjadi?

Ketentraman pernikahan tidak didapatkan oleh sebuah rumah tangga karena rumah tangga ini tidak menjadikan tujuan pernikahan untuk ibadah. Bisa jadi tujuan menikah hanya untuk mencari harta, tahta, cinta atau sekadar pemuas nafsu belaka. Nah, jika hal-hal demikian yang menjadi tujuan tak heran pernikahan hanya akan berujung masalah bukan ketentraman.

Sejatinya Islam sebagai agama sempurna tak membiarkan pernikahan berjalan apa adanya tanpa aturan. Allah telah menjadikan pernikahan sebagai ikatan yang sangat agung bahkan dikatakan sebagai penyempurna separuh agama. Maka, ada banyak aturan Allah yang melingkupi pernikahan sehingga menghasilkan pernikahan yang menentramkan.

Hal pertama yang diatur dalam Islam untuk menggapai pernikahan barokah adalah memilih jodoh. Memang, benar jodoh adalah qodho' Allah. Allah telah menetapkan setiap hamba dengan jodohnya masing-masing. Namun, karena kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita, berarti kita wajib berusaha untuk menjemput jodoh dengan cara yang benar.

Allah telah memberikan clue pada kita jodoh seperti apa yang akan kita dapatkan melalui firman-Nya:

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)." (TQS. An Nur:26)

Ayat ini memberikan makna kepada kita bahwa jodoh seperti apa yang kita inginkan, berarti kita harus menjadi seperti itu. Jika kita ingin memperoleh jodoh yang baik maka kita harus menjadi baik. Jika kita ingin jodoh kita punya iman dan takwa yang kuat, maka iman dan takwa kita pun harus kuat. Pun jika kita ingin jodoh seorang pejuang Islam, kita juga wajib berjuang untuk tegaknya Islam.

Nah, hal ini senada dengan apa yang disampaikan Rasulullah lewat sabdanya yang berbunyi:

“Seorang perempuan dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaklah kamu pilih perempuan yang taat agamanya (keislamannya), niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah memberikan mandat bahwa harta, keturunan, maupun tampang bukanlah standar utama dalam memilih jodoh. Tapi, agamalah standar utama. Dengan bukti ungkapan Rasulullah yang menyatakan bahwa orang yang memilih pasangan karena agamanya akan beruntung.

Keuntungan yang didapat karena memilih agama ini bukan hanya keuntungan dunia, tapi juga rumah tangga yang mengantarkan para penghuninya menggapai kenikmatan akhirat.  

Bisa disimpulkan bahwa pernikahan yang sukses dunia akhirat adalah pernikahan dengan landasan aqidah. Sebuah pernikahan yang meyakini bahwa Allah adalah Pencipta sekaligus Pengatur kehidupan. Allah telah menciptakan alam semesta, manusia, dan kehidupan. Allah tak membiarkan semua ini berjalan tanpa aturan. Maka, Allah telah siapkan seperangkat aturan yang akan membuat manusia lestari dan tentram.

Mengikatkan diri dengan syariat Allah inilah hal berikutnya setelah memilih jodoh yang harus dilakukan. Aqidah menjadi landasan dalam kehidupan berumah tangga dan pemecahan segala problematikanya. Dengan, menjadikan aqidah standar, keluarga muslim akan menjadikan halal haram sebagai patokan. Sehingga, saat menjalani kehidupan rumah tangga bukan hawa nafsu semata yang dikedepankan tapi bagaimana Allah memberikan aturan.

Dari sinilah keluarga muslim wajib mempelajari dan mengamalkan aturan Islam mulai dari bagaimana hak dan kewajiban suami istri, bagaimana cara mengasuh dan mendidik putra-putrinya, bagaimana cara ia bergaul dengan masyarakat, hingga bagaimana posisi keluarga muslim di hadapan negara. Karena, memang Islam adalah agama Kaffah. Agama yang tak hanya mengatur urusan ibadah tapi juga urusan rumah tangga, masyarakat, hingga bernegara, maka keluarga muslim ini pun berusaha mendedikasikan hidupnya untuk Islam.

Dengan cara inilah pelan tapi pasti, kehidupan pernikahan yang diimpikan akan terwujud. Mempersiapkan diri dengan Islam dan bersiap-siap menjemput jodoh terbaik adalah keniscayaan. Wallahu a'lam. (rf/voa-islam.com)

*Penulis adalah pemateri kajian pra nikah.

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version