View Full Version
Rabu, 06 Oct 2021

Yaa Humayra, Bahagiakan Istri Ala Rasulullah

 

Oleh:

Adib Muhammad || Guru SDIT AR Raihan Bantul

 

MENDAMBAKAN rumah tangga yang harmoni adalah impian setiap pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan. Bersama hingga akhir hayat adalah cita-cita setiap pasangan. Namung terkadang muncul keraguan, apakah saya bisa membahagiakan istri? Hidup di era 4.0 menyajikan perkembangan teknologi sangat pesat. Berbagai informasi dapat kita akses dalam hitungan menit saja. Suguhan-suguhan kehidupan artis pun selalu menghiasi gawai kita.

Apalagi dengan adanya fitur Youtube, para youtuber bisa dengan leluasa dan mudah membagikan aktivitas kesehariannya. Jika yang dibagikan tentang hal-hal yang bermanfaat tentu akan mendapat jariyah kebaikan. Namun, tidak semua yang ditampilkan adalah hal-hal positif dan kebaikan. Banyak kalangan pasangan rumah tangga yang selalu muncul di media. Bahkan sampai urusan rumah tangganya yang sedang diuji pun diumbar tanpa tedheng aling-aling. Tidak jarang dari suguhan tersebut seseorang meng-imitasi gaya dan perilaku para artis tersebut. Dengan adanya tayangan-tayangan tersebut bisa jadi seseorang kehilangan sosok teladan yang sesuai syariat.

Bicara soal teladan kita, umat Islam sepakat dengan satu nama yaitu beliau Baginda Rasulullah SAW. Sesuai firman Allah dalam Surah A-Ahzab:21 yang artinya “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.”

Rasulullah merupakan tauladan bagi umat islam, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Baginda sangat memuliakan istrinya. Rasulullah SAW bersabda,” Terimalah wasiat memperlakukan wanita (istri) dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya wanita ini diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang melengkung. Dan sesuatu yang melengkung itu adalah sesuatu yang terdapat pada tulang rusuk yang paling atas. Jika hendak meluruskannya tanpa perhitungan yang matang, maka kalian akan mematahkannya. Sedang jika kalian membiarkannya, maka ia akan tetap melengkung. Oleh karena itu, terimalah wasiat memperlakukan wanita dengan baik. (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut terdapat amanah bagi kaum adam untuk memuliakan istrinya. Lantas, bagaimana cara memuliakan istri sesuai ajaran Rasulullah? Berikut sepenggal kisah-kisah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan berumah tangga:

Pertama, selalu bersikap lemah lembut dan tidak kasar. Aisyah berkata,” suamiku tidak pernah memukul istrinya meski hanya sekali. (HR. Nasa’i). Rasulullah telah mencontohkan untuk bersikap tidak kasar terhadap istri, termasuk memukul pun belum pernah. Dalam kehidupan berumah tangga tentu ada kalanya menjumpai prahara, perbedaan pendapat, perbedaan kepentingan sehingga menjadi konflik. Seyogyanya kita selesaikan semua perbedaan-perbedaan itu dengan tangan dingin, bukan dengan ringan tangan.

Kedua, membantu pekerjaan rumah. Al-Aswad bertanya kepada Aisyah,” Apa yang dikerjakan Rasulullah saat sedang bersama keluarga?” kemudian Aisyah RA berkata,” Rasulullah SAW dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba untuk sholat maka beliau pergi untuk sholat. (H.R Bukhari). Menyelesaikan pekerjaan rumah tangga memang tugas seorang istri. Namun tidak ada salahnya jika suami meringankan tugas tersebut. Bantulah dari hal yang sederhana: mencuci piring, menjemur pakaian, dan lain sebagainya. Tepis rasa malu, buang jauh-jauh suara orang lain yang mencela. Insya Allah hal yang sederhana tersebut akan membahagiakan istri.

Ketiga, ciptakan suasana romantis dalam rumah tangga. Jika berbicara romantis Rasulullah jagonya. Beliau tidak kalah romantis dengan figur yang sedang naik daun yaitu Al dan Andin. Dalam buku-buku Sirah Nabawiyah banyak dijelaskan kejadian-kejadian romantis Rasulullah bersama istrinya. Contoh sederhana saja yaitu Rasulullah makan sepiring untuk berdua dengan istrinya. Dikisahkan Aisyah RA diriwayatkan Ibnu Hibban,” Saya minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian saya menyerahkan kepada Nabi SAW. Tiba-tiba beliau menaruh bibirnya persis di bekas tempat saya minum. Saat saya memakan sepotong daging, kemudian saya serahkan sisanya kepada Nabi SAW, beliau juga menaruh bibirnya persis di bekas gigitan saya.”

Menciptakan suasana romantis dalam rumah tangga itu sederhana. Makan sepiring berdua. Saling menyuapi satu sama lain. Insya Allah akan terbangun kekuatan keharmonisan dalam berumah tangga.

Keempat, memiliki panggilan sayang kepada istri. Rasulullah memanggil istrinya Aisyah, yaitu dengan sebutan Humayra. Karena kemerah-merahan di pipinya. Di setiap pasangan tentu memiliki panggilan khusus. Di awal pernikahan mungkin masih canggung dan bingung mau panggil apa. Tetapi coba panggillah dengan kata-kata baik, dengan panggilan yang ia sukai. Semisal: Sayang, Dik, Cintaku, Bidadariku, dan lain-lain.

Demikian sedikit contoh sederhana memuliakan dan membahagiakan istri. Tidak perlu bingung, Rasulullah sudah memberikan contoh yang baik. Semoga kita termasuk golongan yang mengikuti sunnah-sunnah Baginda Nabi Muhammad SAW. Wallahu a’lam bisshawab.*


latestnews

View Full Version