View Full Version
Senin, 23 Jan 2023

Eksploitasi Anak, Demi Konten dan Popularitas?

 

Oleh: Siti Hasriani
Pendidik Generasi Gemilang


Sosial media, terutama Instagram dan Youtube, sudah menjadi lebih dari sekadar trend. IG dan Youtube bagi kebanyakan orang adalah sebuah preferensi aktualisasi diri.

Sayangnya, banyak pribadi yang kebablasan dalam mengejar konten IG dan Youtube. Segala cara seolah dihalalkan demi mencapai iming-iming hadiah penghargaan follower terbanyak dan juga agar mendapat kesan hebat. Berbagai cara pun ditempuh, salah satunya adalah dengan mengeksploitasi anak.

Seorang youtuber terkenal di negeri ini mendapatkan kritikan dari netizen setelah mengunggah video liburannya bersama keluarganya. Pasalnya youtuber tersebut mengajak suami dan bayinya yang masih berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan sedikit ngebut ke tengah laut.

Di dalam video yang diunggah sang youtuber di akun Instagram pribadinya, sang anak hanya digendong oleh suami yang mengendarai jetski. Sang youtuber dan suaminya sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan tidak untuk bayi yang usianya belum genap 1 tahun tersebut. Demikian dikutip dari laman liputan6.com, Jumat (6/1/2023).

Beberapa media asing pun ikut menyoroti aksi youtuber yang subscriber-nya mencapai 30 juta tersebut. Salah satunya adalah South China Morning Post atau SCMP, yang menyebutkan bahwa tidak ada aturan soal larangan orang tua membawa anak naik jetski. Lebih lanjut SCMP melaporkan, bahwa sebagian besar pedoman dari pabrik jetski merekomendasikan agar seluruh penumpangnya harus bisa menyentuh lantai jetski secara aman dengan dua kakinya. CNN Indonesia (10/1/2023).

Dengan kata lain bayi yang kakinya belum sampai lantai sebaiknya tidak naik jetski. Nampak, bahwa popularitas memang telah menjadi salah satu tujuan yang ingin diraih oleh sebagian besar manusia di kehidupan sekarang. Mirisnya popularitas membuat seseorang abai akan hal-hal yang harus dijaga dan bahkan keselamatan anaknya sendiri yang masih bayi.

Ria Ricis diduga melakukan eksplotasi anak demi konten Youtube dan popularitas. Dorongan eksistensi diri bisa menjadi hal yang membahayakan keselamatan, sementara arus kehidupan justru dikuasai hal ini. Ditambah lagi popularitas, di tengah penerapan sistem kehidupan kapitalisme sekuler, menjadi sumber pundi-pundi uang yang menggiurkan. Sudah bukan rahasia lagi, jika gaji yang tinggi dari seorang youtuber menjadikan banyak orang tertarik untuk mengambil profesi ini.Tak heran masyarakat yang sudah terpengaruh gaya hidup materialis dan hedonis beramai-ramai memilih atau bahkan beralih profesi menjadi konten kreator youtuber.

Penerapan sistem kapitalisme dalam segala aspek kehidupan termasuk pendidikan, menjadikan para ibu tidak memahami perannya sebagai pengasuh, pelindung, dan pendidikan anak-anaknya. Fenomena ini berbeda dalam pandangan Islam. Islam sebagai din yang sempurna telah memposisikan anak sebagai anugerah dan amanah dari Allah SWT. yang harus dipertanggungjawabkan oleh setiap orang tua.

Di samping itu anak adalah aset generasi mendatang yang memegang estafet perjuangan kedua orang tuanya. Orang tua diberi amanah oleh Allah dengan kehadiran anak bukan hanya untuk keberlangsungan kehidupan di dunia semata, melainkan juga untuk kehidupan akhirat. Dalam Islam, orang tua wajib menjaga tumbuh kembang anak dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

Oleh karena itu Islam memberikan tuntunan bagi seorang perempuan dalam perannya sebagai seorang ibu untuk menjaga keselamatan anaknya. Islam juga mewajibkan negara untuk menjadi pelindung setiap rakyatnya termasuk anak-anak, terlebih anak merupakan aset yang tidak akan tergantikan dengan nominal berapa pun.

Dalam Islam, setiap orang tua wajib mempersiapkan diri untuk menjaga keselamatan anak sejak dalam kandungan, hingga saat kelahirannya. Kemudian berlanjut penjagaan dan pendidikan anak mulai masa kanak-kanak sampai ke masa dewasanya yang memerlukan kesiapan membangun keluarga sendiri. Walaupun terkadang orang tua masih dibutuhkan untuk mengawal kelanjutan hidupnya.

Melalui sistem pendidikan berbasis akidah Islam, anak-anak akan dibentuk menjadi pribadi bersyakhsiyyah Islam. Selain itu orang tua juga dibekali pemahaman oleh negara untuk memahami kewajiban-kewajiban yang melekat pada orang tua dalam membersamai tumbuh kembang anak.

Sistem pendidikan Islam juga membentuk para orang tua memahami bahwa tujuan tertinggi hidup yang mereka jalani adalah untuk mendapatkan keridaan Allah SWT., bukan untuk mendapatkan materi atau harta sebanyak-banyaknya, hingga melalaikan perkara-perkara yang berkaitan dengan nilai-nilai kehalalan dan keharaman.

Anak adalah aset generasi mendatang yang sangat berharga. Di tangan merekalah tergenggam masa depan umat. Oleh karena itu merupakan suatu keniscayaan bagi para orang tua untuk memperhatikan dan mempersiapkan strategi pengasuhan dan pendidikan yang baik untuk anak-anak, yang di dalamnya termasuk proses tumbuh kembang anak ini.

Semua itu dalam rangka mengarahkan dan membimbing mereka menuju tujuan yang diharapkan, yaitu mewujudkan generasi masa depan yang berkualitas menuju peradaban yang gemilang. Salah satu hak yang harus dipenuhi orang tua dan negara atas anak adalah mendapatkan perlindungan dan keamanan.

Perlindungan dan keamanan yang dimaksud disini adalah perlindungan dari berbagai macam ancaman dan kekerasan, baik fisik maupun psikis, serta hal lain yang membahayakan anak. Dalam hal ini, orang tua dilarang melakukan eksploitasi anak dalam bentuk apapun.

Negara akan hadir sebagai pihak yang menjalankan sanksi sesuai hukum syariah. Jika terjadi eksploitasi anak meski dilakukan oleh orang tuanya sendiri, maka negara akan menindaknya dengan sanksi hukum tersebut. Seluruh aturan yang menjamin hak perlindungan atas anak ini hanya akan terwujud dalam sistem kehidupan yang diberkahi oleh Allah, yaitu sistem Islam. Wallahu'alam bishshawaab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version