View Full Version
Sabtu, 14 Sep 2019

Ketum Muhammadiyah: Indonesia Kehilangan Presiden yang Negarawan

BANDUNG (voa-islam.com) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Prof Dr BJ Habibie, Presiden RI ke 3. Semoga almarhum memperoleh tempat terbaik di sisi Allah SWT. 
 
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, Habibie adalah Presiden pertama di era reformasi yang meletakkan dasar demokratisasi yang menjadi tonggak bagi Indonesia baru. Meski terkait dengan Orde Baru dan orang terdekat Soeharto, Habibie justru tampil menjadi negarawan dan demokrat yang kata sejalan tindakan, sehingga ibarat buku terbuka yang bersedia menerima kritik publik secarara elegan. 
 
"Habibie juga Presiden sekaligus tokoh bangsa yang dengan pendidikan Jerman-nya yang  ahli pesawat terbang membuka lembaran baru Indonesia yang modern dan maju. Dia sosok moralis dan rasional yang memadukan imtak dan iptek yang sangat relevan bagi bangsa Indonesia di era modern," jelas Haedar ketika dihubungi sedang berada di Oxford pada Rabu (11/9) lansir laman resmi muhammadiyah.or.id.
 
Tidak banyak tokoh utama di Republik ini yang memiliki karakter dan kualitas lengkap sebagai negarawan sekaligus tokoh kemajuan yang menjadi idola dan role-model generasi muda bangsa lintas. 
 
"Semoga bangsa Indonesia belajar dari Pak Habibie," ucap Haedar.
 
Selain itu, lanjut Haedar, dalam konteks umat Islam, Habibie mengangkat marwah Islam Indonesia yang modern dan berkarakter tanpa kehilangan sikap inklusifnya dalam masyarakat majemuk.
 
"Beliau peduli pada sumberdaya insani yang unggul dan menguasai teknologi, sekaligus menjadi teladan yang kata sejalan tindakan. Para elite dan generasi muslim perlu belajar dari ketokohan Habibie, selaku tokoh besar yang dihormati semua pihak karena integritas dan keteladanannya. Kita kehilangan negarawan besar  yang visioner bagi masa depan Indonesia," pungkas Haedar. [syahid/voa-islam.com]

latestnews

View Full Version