View Full Version
Rabu, 30 Apr 2014

Feminisme Merusak Kemuliaan Wanita!

Islam dengan seperangkat aturannya yang sempurna telah berhasil mengangkat derajat perempuan. Islam menfungsikan wanita sebagai pendidik luar biasa yang bisa menghasilkan generasi penerus yang unggul. Cerita Sumayyah binti Khubbath, mujahidah pertama dalam Islam, menjadi buktinya. Ada juga ‘Aisyah yang menghafal begitu banyak hadits dan menjadi perawi hadits yang terkenal. Dan Nusaibah binti Ka’ab, perempuan yang dengan berani ikut melindungi Rasulullah SAW dalam perang Uhud dan berhasil mengantarkan anak-anaknya menjadi para syuhada.

Namun di zaman yang sudha tua ini, perlahan, identitas muslimah mulai terkikis. Tidak sedikit muslimah yang malu terhadap kemuslimahannya. Tergantikan oleh paham Barat yang dianggap “modern” sedangkan faham Islam sudah kuno dan kaku. Terbius oleh godaan feminisme yang menjanjikan kesetaraan gender dan kebebasan hak perempuan tak terbatas.

Peran media Barat berhasil menciptakan profil muslimah yang seolah tertindas dan terkungkung oleh jilbab dan tembok rumahnya. Aturan mengenai poligami, menutup aurat, warisan, dll, sering dijadikan alasan yang menguatkan bahwa perempuan Muslim memiliki nasib yang demikian mengenaskan.

Padahal jika ditarik sejarahnya, feminisme yang lahir di dunia Barat pada abad ke 17 memposisikan Perempuan tidak lebih baik nasibnya dari sebuah barang yang bisa dimiliki dan diwariskan. Lalu pada saat Revolusi Perancis 1789, gerakan feminisme mulai bangkit. Mereka memperjuangkan hak-hak mereka terutama hak kehidupan, pendidikan, ekonomi dan politik. Pada perkembangannya feminisme mengantarkan perempuan justru bermusuhan dengan laki-laki. Menginginkan hak-hak yang sama dengan laki-laki tanpa ada perbedaan.

Sebaliknya dalam Islam justru permasalahan kesetaraan gender tidak pernah terjadi. Adapun kekerasan dan penindasan yang terjadi kepada perempuan dalam negara yang mengklaim diri sebagai negara yang menerapkan hukum Islam disebabkan oleh kesalahan penerapan syariah Islam itu sendiri. Alloh SWT berfirman dalam surat An-Nisa, 4: 124 bahwa laki-laki dan perempuan akan diberikan balasan untuk amal-amal salehnya.

”Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedangkan ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (QS. Annisa [4]: 124).

Dari ayat di atas jelaslah bahwa manusia tidak dibedakan atas jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan Allah beri balasan selama dia mengerjakan amal-amal saleh. Para feminis bertujuan melepaskan diri dari kungkungan struktur sosial yang mereka fikir berpusat hanya pada laki-laki, dimana laki-laki mendominasi kehidupan dan keputusan. Yang terjadi malah perempuan terjebak dalam kungkungan baru yang diberinama “Kapitalis”. Yang disebut perempuan adalah yang memiliki wajah cantik dan tubuh yang seksi. Sehingga perempuan berbondong-bondong membeli produk kecantikan instant dari Barat. Yang disebut perempuan sukses adalah perempuan yang bisa mandiri tidak tergantung dengan laki-laki, memiliki penghasilan sendiri dan tidak berkeluarga. Sehingga perempuan berbondong-bondong meninggalkan fitrahnya dalam keluarga, hingga hancurlah generasi penerus Islam.Wallahu’alam bi shawab. [PurWD/voa-islam.com]

  • Penulis, Fahmi Rahmina, Ketua Keputrian DKM Ulul Abshor, Mahasiswa Hubungan Internasional, Fisip Unpas.

latestnews

View Full Version