View Full Version
Sabtu, 09 May 2020

Saat Ibadah Terasa Hambar

 
 
Oleh: 
 
Ana Nazahah
 
Pemerhati Remaja, Revowriter Aceh
 
 
 
SAHABAT Voa, saat ini kita tengah menjalani Ramadan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid 19 yang terus berjatuhan korban, sangat mempengaruhi kesehatan fisik, psikis, sosial bahkan aktivitas ibadah kita. 
 
Himbauan jaga jarak dan di rumah saja untuk mengurangi penyebaran Covid 19, membuat kita tak bisa beribadah secara jamaah di Masjid seperti biasanya. Tarawih, tadarusan, kajian Islam, semua dilakukan di rumah. Jauh dari canda, tawa sahabat yang penuh suka cita dalam kebersamaan.
 
Tentu saja kita rindu suasana seperti dulu, ibadah bersama-sama sahabat membuat kita semangat. Sebaliknya, saat ini segala aktivitas terasa hambar, membosankan. Sehingga mendorong kita lebih banyak menghabiskan waktu berselancar di media sosial, nge-drakor atau main game. Yang pada akhirnya membuat kita menyia-nyiakan kesempatan beribadah dan meraih pahala yang berlimpah di bulan penuh berkah. Yang pahalanya itu berkali-kali lipat besarnya.
 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
 
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
 
"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla  berfirman, ‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik Muslim).
 
Sangat disayangkan, bukan? Jika pahala yang besar itu kita abaikan dan sia-siakan, hanya karena beribadah di rumah terasa membosankan. Kita harus segera berbenah, neh! Memperbaiki kebiasaan. Jangan sampai waktu-waktu berharga di bulan suci ini, terbuang sia-sia. Walau bagaimanapun, syaithan kan sudah dibelenggu. Artinya kemalasan beribadah dan malah asyik buang-buang waktu dengan aktivitas ga jelas itu berasal dari diri. Dari keinginan yang seharusnya bisa kita kendalikan.
 
Nah, mengendalikan diri dari berbuat sia-sia ini yang perlu untuk segera kita lakukan. Karena selain tidak berguna, Allah juga melarang. Sebagaimana firmanNya:
وَ الَّذينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ َ
 
Artinya: ” dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 3).
 
Sebenarnya ayat di atas adalah rangkaian dari ayat-ayat lain di surat al-Mu'minun yang menjelaskan tentang sifat-sifat orang yang beruntung. Diantaranya adalah orang-orang yang menjaga perkataan dan perbuatan yang tidak berguna. 
 
Dan tentu saja peringatan Allah tersebut juga berlaku terhadap kita, saat ini, yang tengah melalaikan diri dari beribadah dan meraih keberuntungan dengan meraih pahala berlimpah di bulan Ramadhan. 
 
Dimana amalan-amalan berikut pahala itulah, yang akan menyelamatkan kita kelak di pengadilanNya. Dari siksa yang apinya menyala-nyala. 
 
Jadi, tidakkah kita merasa telah menjadi manusia yang sengaja merugi? Atau kita memang sengaja melemparkan diri untuk bersuka cita mendapat azab dariNya? Kiranya Firman Allah berikut ini bisa membuka mata hati kita.
 
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ
 
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?" (QS. Al-Zumar: 9). Wallahualam.*

latestnews

View Full Version