View Full Version
Sabtu, 12 Dec 2020

Yang Paling Berharga

 

Oleh:

Dahlia Kumalasari || Pendidik

 

SAHABAT VOA Islam, bagaimana kabarnya?. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah Ta’ala dan mendapat hidayah tuk tetap berada di jalan yang lurus. Kali ini kita akan bicara soal “Yang Paling Berharga”. Nah, apa ya kira-kira yang dimaksud dengan yang paling berharga?. Yuk, simak selanjutnya. 

Bagi sebagian orang di masa kini, sesuatu yang berharga adalah yang bisa dinilai dengan harga tinggi, dengan kata lain mempunyai nilai materi yang mahal. Maka tak heran jika kita berselancar di google, akan ditemukan banyak barang atau sesuatu dengan harga yang sangat fantastik, diantaranya:

 Pertama, Buckingham Palace – $2,9 miliar. Rumah mewah ini dimiliki oleh keluarga kerajaan Inggris, dan berstatus sebagai rumah mewah termahal di dunia saat ini. 

Kedua, Yubari Melon - biasa diberikan sebagai souvenir untuk orang-orang penting. Rekor terbaru dicatat pada tahun 2019, di mana sepasang melon ini terjual dg harga Rp.628 juta dalam sebuah kegiatan lelang. 

Ketiga, Es krim the black diamond yang ada di Dubai. Es krim ini dijual seharga US$817 yang setara dengan 12 juta rupiah. The black diamond terbuat dari bahan-bahan yang langka seperti saffron, truffle, dan es kacang vanila Madagaskar serta dihias dengan emas 23 karat. 

Keempat, Anggrek Papua. Tanaman ini harganya dapat mencapai Rp100 juta karena termasuk dalam golongan tanaman langka. 

Di atas adalah sesuatu yang dinilai dengan harga tinggi dalam kehidupan sekular kapitalis, yang mana makna kebahagiaan adalah segala hal yang bisa dinilai dan dinikmati secara materi/harta/jasadiah semata. Tentu pemahaman sekuler kapitalis berbeda dengan Islam. Dimana dalam Islam, seseorang dikatakan bahagia jika dapat meraih keridhoan Allah Ta'ala. 

 

Pertanyaan Cerdas Seorang Sahabat

Terdapat pertanyaan cerdas dari seorang sahabat Abi Amrah Sufyan bin Abdillah kepada Rasulullah saw. Sahabat tersebut mengutarakan niatnya untuk diberikan satu ajaran Islam yang dengannya dia menjadi beriman dan tidak lagi bertanya kepada orang lain.

 Dari Abi ‘Amr—ada yang menyebut pula Abi ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” [HR. Muslim, no. 38]. 

Inilah hadits luar biasa yang mengingatkan pada kita apa sebenarnya tujuan hidup seorang Muslim. Hingga gemerlap dunia tak akan lagi bisa menyilaukan diri seorang Muslim dalam meniti kehidupan. Sungguh sejarah Islam telah menorehkan catatan mulia kehidupan para sahabat dan shahabiyah. Salah satunya adalah shahabiyah Khadijah binti Khuwailid. 

Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi dari kalangan wanita dan beriman secara mutlak kepada Beliau. Ia adalah orang pertama yang mendengar wahyu ilahi dari Rasulullah dan membaca Al-Quran setelah mendengar dari suaminya. 

Khadijah merupakan seorang bangsawan juga pengusaha (saudagar) yang kaya raya. Beliau telah mengorbankan seluruh miliknya untuk perjuangan menegakkan risalah Islam yang diemban suaminya, Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Tatkala menjelang ajalnya, di usia 65 tahun, Khadijah berkata:

”Wahai Rasul utusan Allah, tiada lagi harta dan hal lainnya yang bersamaku untuk aku sumbangkan demi dakwah. Andai selepas kematianku, tulang-tulangku mampu ditukar dengan dinar dan dirham, maka gunakanlah tulang-tulangku demi kepentingan dakwah yang panjang ini”. 

MasyaAllah, ini adalah kisah nyata keteladanan shabiyah tuk tetap berada di jalan yang lurus, yaitu jalan Islam. Yang mana kemuliaan akhlaq Khadijah, merupakan hasil dari pendidikan yang langsung ditempa oleh kekasih Allah. 

Semoga teladan di atas bisa memotivasi kita ya, tuk jadi Muslim yang lebih baik lagi, Aamiin. Sahabat VOA Islam yang dirahmati Allah, kita bisa lho berikhtiar tuk menjadi Muslim dengan akhlaq yang mulia. Bagaimana ya caranya?? Sebenarnya kita sudah dianugerahi Allah Ta'ala dengan bekal awal yang luar biasa, apa itu?. Bekalnya adalah ke-Islaman kita.

Yuk, kita rawat ke-Islaman yang sudah kita miliki ini dengan cara :

1. Jadikan Al Qur'an sebagai teman dekat kita.

2. Semangat belajar Islam.

3. Mengamalkan isi Al Qur'an.

4. Senantiasa berdo'a kepada Allah Ta'ala agar tetap di jalan kebaikan. 

Semoga dengan merawat ke-Islaman kita, maka kita akan memperoleh sesuatu yang paling berharga yaitu "keimanan dan istiqomah". Sebagaimana teladan mulia dari Khadijah binti Khuwailid yang sampai wafatnya senantiasa menjadi Muslim yang ada di garda terdepan untuk mengimani Allah Ta'ala, Rasulullah saw, dan istiqomah di jalan Islam. Wa ma taufiqi illa billah, ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.*


latestnews

View Full Version