View Full Version
Selasa, 03 Aug 2021

Close Friend

 

Oleh:

Keni Rahayu || Influencer Dakwah Millenial

 

APA yang ada di benakmu waktu dengar istilah close friend? Sahabat? Temen baek? Iyaa betul, betul, betul. Eh, ada gagasan lain? Hihi iya. Close friend adalah satu fitur medsos kekinian yang viral lagi beberapa hari ini. 

Close friend adalah sebuah fitur yang disediakan oleh Instagram untuk menyaring orang-orang tertentu agar postingan yang dikehendaki hanya bisa tampil ke orang-orang terpilih. Setiap akun bebas menentukan siapa saja close friend-nya. Siapa yang termasuk close friend, diizinkan untuk menonton postingan yang ditampilkan khusus hanya bagi close friend.

Fitur ini tergolong lebih sederhana daripada medsos sepupunya, Facebook. Facebook memiliki banyak penggolongan-penggolongan itu. Bahkan namanya bisa kita buat sendiri. Misalnya ada sekolah, kantor, les, dan sebagainya yang kemudian setiap grup tadi kita masukkan orang-orang sesuai spesifikasinya. Sedangkan di Instagram tidak sebanyak itu. Hanya ada 1 grup, close friend namanya.

Nah, ngomong-ngomong soal close friend, fitur ini juga dipake sama para artis dan orang femes. Kapan waktu lalu, seorang istri meminta cerai pada suaminya. Pernikahannya dulu ramai sekali. Gagasan nikah muda seolah mereka bintangnya. Bahkan sang suami harus mengajukan ke pengadilan terlebih dahulu, sebab usianya belum masuk 19 tahun. Mereka menikah hampir lima tahun dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Sayangnya, pernikahan indah itu harus berakhir. Mungkin sang istri dapat hujatan dari netizen. Baik kata-kata tajam, maupun tuduhan tak berdasar. Sehingga ia menuliskan 9 alasan mengapa ia meminta cerai pada sang suami di fitur close friend. Sayangnya, tulisan itu bocor dan viral diposting di akun hosip. Sejak saat itu netizen mulai berpihak padanya.

Baru lagi, kisah ex girl band yang ciuman sama duren, duda keren (emang iya keren?), diunggah ke story Instagram. Storynya di-close friend. Sayangnya teman-temannya minta di close (tutup) dari friend. Gimana enggak, itu teman dimasukkan bagian close friend tapi ngerekam apa yang ditonton dan disebarkan. Terlepas apa pun niatnya, apa yang dilakukan itu kan salah. 

Di sini yang kebangetan ya semuanya.

1. Yang unggah video. Ya Allah, mbak, video begitu kenapa diunggah. Meski close friend, lugu amat mbak percaya sama teman-teman yang dianggap close. Jaman penuh fitnah gini, jangan gegabah posting sesuatu. Selain bikin huru-hara juga nambah dosa, mba. Atuh lah share yang baik-baik aja. Kalau jelek gitu simpen sendiri aja hiks. 

2. Yang nge-share. Ini lagi. Plis ya mas/mbak, itu kan aib. Kenapa disebar? Apa nggak takut kalau aib anda sendiri dibuka sama Allah? Nauzubillahi min zalik. Semoga anda segera bertaubat ya. 

3. Netizen. Dear netizen, cukuplah berhenti di kamu. Jangan diperpanjang, ini aib orang. Jangan kasih panggung. Apalagi akun-akun hosip itu. Ya Allah bund, cari uang dari cara halal aja kenapa. Jangan pakai konten aib orang segala. Taubat ke Allah yuk taubat.

Dari kisah ini, mudah-mudahan kita lebih bijak lagi dalam menggunakan teknologi. Kalau boleh saya bersaran, jangan memakai fitur close friend untuk memposting privasi, seolah yang bisa melihat benar-benar hanya yang sudah diseleksi. Jangan. 

Kita tak tahu apakah hape teman kita yang pegang benar dia atau suaminya, atau saudara laki-lakinya. Kita tak tahu mereka membuka postingan privat kita dalam kondisi sendiri atau bersama lelaki asing. Takutnya, ketika kita membagi informasi privasi, akun mereka dijangkau orang yang tak kita inginkan. 

Kita benar-benar tak bisa menduga kondisi dunia maya. Sekali lagi, bijaklah bersosial media ya #nunjukhidungsendiri. Wallahu a'lam bishowab.*


latestnews

View Full Version