View Full Version
Sabtu, 08 Apr 2023

Jangan Bergantung Pada yang Lemah

 

Oleh: Aily Natasya

Pernah nggak sih, kamu merasakan emosi negatif seperti marah, sebel, tidak puas karena seseorang itu tidak bisa memenuhi ekspektasi kamu? Biasanya, perasaan semacam ini kita dapati dari sahabat kita, orang tua kita, saudara kita, atau dari orang lain yang mana kita banyak bergantung padanya. Memangnya kenapa? Apa yang salah?

Bergantung kepada orang lain itu tidak salah, bahkan terkadang kita perlu bergantung. Manusia, kan, makhluk sosial, tapi bukan berarti segalanya, loh. Kenapa?

1. Orang lain tidak akan selalu ada

2. Sering mendapatkan kekecewaan

Salah satu ciri bahwa kita sudah terlalu berlebihan dalam bergantung pada seseorang adalah kita selalu ingin mendapatkan perhatian penuh. Kita cenderung marah ketia orang terdekat kita menghabiskan waktu bersama orang lain, walaupun itu hanya sahabat atau saudaranya. Kita juga membuat alasan agar orang terdekatmu tidak berinteraksi dengan orang-orang yang tidak kamu sukai. Kita ingin perhatiannya tertuju sepenuhnya padamu setiap saat.

Uhm, emangnya enak punya perasaan-perasaan yang kayak gitu? Marah, kesel, kecewa. Emang enak? Nggak, dong. Makanya kita tidak boleh terlalu bergantung kepada manusia. Pernah dengar kalimat, “Bergantung sama manusia itu selalu mengecewakan, sih.” Itu nggak salah. Karena manusia itu sendiri butuh bergantung sama yang lain. Makanya mereka tidak akan pernah menjadi orang yang sempurna bagi kita untuk bergantung. Akan ada saja salahnya, akan ada saja yang tidak memuaskan dan lain sebagainya.

“Jangan terlalu bergantung pada siapapun di dunia ini karena bahkan bayanganmu sendiri meninggalkanmu saat kamu berada dalam kegelapan.” (Ibn Taymiyyah).

Tapi jangan sedih. Sebagai gantinya, kita sebenarnya punya tempat bergantung yang sangat sempurna. Yup, yang mana, jika kita menggantungkan semuanya, kita tidak akan pernah kecewa. Siapakah itu? Tentu saja, itu adalah Allah. Allah berdiri sendiri, Allah tidak butuh siapapun untuk bergantung. Itulah mengapa kita tidak akan pernah kecewa jika menggantungkan semua urusan kita padaNya.

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23).

“Orang mungkin menghancurkan hatimu dan membuatmu gila. Tuhan adalah adalah satu-satunya yang dapat diandalkan, yang harus Anda andalkan.” (Israelmore Ayivor)

Islam menuntut seseorang menggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah yang Maha Kuasa. Ajaran-ajaran di dalam agama Islam mengharuskannya bersandar hanya kepada Sang Pemilik Kekuasaan. Dan di antaranya adalah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya melalui amalam-amalan dan kegiatan yang Allah ridhoi. Permasalahan hidup apapun, dan beban yang ada di dalamnya semua ia hadapi dengan mendekatkan dirinya kepada Allah. Bukan bergantung kepada manusia ataupun benda. Karena segalanya tidak akan bisa bermanfaat apa-apa tanpa campur tangan kuasa-Nya

Bagaimana caranya agar kita terhindar dari kebergantungan kepada selain Allah? Di antara kalimat thayyibah yang harus selalu kita amalkan agar tidak bergantung kepada manusia adalah Hasbunallaah wa ni’malwakil ni’mal maulaa wa ni’man nashiir, yang artinya: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung.”

Jadi, kalau kalian sudah merasa sering overthinking gara-gara orang lain, padahal sebenarnya dia tidak melakukan hal yang salah pada kalian, coba istighfar lagi. Jangan sampai kita menyimpan banyak sekali penyakit hati gara-gara ketergantungan pada orang lain. Karena tidak hanya orang lain yang melulu harus bermanfaat untuk kita. Kita juga harus bermanfaat bagi orang lain juga. Tidak hanya selalu dimengerti, kita juga harus mengerti. Itu baru namanya makhluk sosial yang memang sesuai dengan fitrah kita. Dan begitulah seharusnya kita hidup sebagai makhluk sosial dalam masyarakat. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version