View Full Version
Selasa, 09 Sep 2014

Demi Keuntungan Asing Rakyat Menjadi Korban

JAKARTA (voa-islam.com) - Untuk kesekian kalinya pemerintah kita mengobral janji dan menyengsarakan rakyat. Pergantian pemimpin tak memberikan angin segar sebagaiman yang diharapkan masyarakat. Lagi-lagi BBM subsidi naik! Pemerintah berdalih itulah satu-satunya cara meningkatkan kemakmuran rakyat. Semua pihak, baik yang mendesak agar harga BBM dinaikkan maupun pemerintah yang kali ini menolak, sama-sama mengatasnamakan rakyat.

Menaikkan harga BBM diklaim sebagai solusi terbaik, karena dianggap tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan APBN. Begitulah pendapat pemerintahan SBY dan pemerintahan baru berikutnya. Dalam pandangan pemerintah, yang disebut subsidi BBM adalah saat BBM dijual dibawah harga pasar internasional. Jika demikian maknanya, maka selama ini pemerintah terus mensubsidi pihak asing seperti Cina, Korea, Jepang, AS dan lainnya.

Mengapa ?

Karena pemerintah menjual gas tersebut jauh dibawah harga pasar internasional. Gas Blok Tangguh sejak masa Megawati dijual ke Cina melalui kontrak 25 tahun dengan harga jauh dibawah harga internasional. Saat itu harganya hanya US$ 2,7 per MMBTU. Lalu naik menjadi US$ 3,5 per MMBTU. Harga internasionalnya saat itu adalah US$ 15-18 per MMBTU. Kerugian Negara atas penjualan gas murah ke Cina itu diperkirakan sekitar 500 triliun pertahun (Tribunnews.com,12/3).

Gas Blok Tangguh sejak masa Megawati dijual ke Cina melalui kontrak 25 tahun dengan harga jauh dibawah harga internasional.

Yang jelas, kenaikan harga BBM pasti membuat rakyat susah. Jika harga BBM naik, transfortasi pasti naik; harga bahan baku naik; harga semua kebutuhan pasti akan naik dan inflansi akan naik juga. Akibatnya daya beli rakyat turun. Apalagi rakyat yang memiliki pendapatan pas-pasan akan semakin terhimpit dan terjepit, maka semakin bertambahlah jumlah orang miskin lantaran kebijakan zalim dan khianat para penguasa negeri ini.

Kebijakan yang dibuat penguasa negeri ini selalu saja membuat rakyat menderita. Selalu saja yang dipenuhi kemauan investor asing dan Bank Dunia. Ternyata kepuasan untuk kaum penjajah begitu diutamakan dibanding kepuasan dan kesenangan rakyat sendiri. Ironis, demi mengenyangkan perut asing, rakyat hanya diberikan ampas dan pepesan kosong belaka. Banyaknya kekayaan alam negeri ini seperti tambang emas, timah, batubara, migas, dll ternyata tidak dapat dinikmati oleh rakyat tapi oleh investor asing yang sudah teken kontrak puluhan tahun lamanya. Setiap hari para investor itu mengeruk kekayaan Indonesia dan membawa hasilnya ke Negara mereka.

Dalam pandangan Islam, minyak dan gas (migas) serta sumber daya alam (SDA) lainnya yang melimpah merupakan milik umum Rasul saw. Bersabda : Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal : padang rumput, air dan api(HR Abu Dawud dan Ahmad). Pengelolaannya harus diserahkan kepada Negara untuk kesejahteraan rakyat, bukan diserahkan kepada pihak swasta ataupun pihak asing seperti saat ini. Pengelolaan yang salah apalagi dikuasai sepenuhnya oleh investor asing, maka jangan harap rakyat akan sejahtera apalagi makmur. Alih-alih menyelamatkan rakyat dan APBN, yang ada malah rakyat jadi korban kaum kanibal berkedok kapitalis-liberalis. Sementara Negara terus menerus terlibat hutang dengan Bank Dunia atau IMF. Jangankan untuk melunasi hutang pokoknya, bunganya saja sulit untuk dilunasi.

Wahai para penguasa ! Kalian telah membiarkan rakyat menjadi santapan empuk para imperialis-kapitalis. Segeralah ganti system kufur ini dengan system yang bersumber dari Allah SWT dan RasulNya. Yaitu system Islam yang kaffah dalam bingkai Khilafah ar Rasyidah a’la Minhajj an Nubuwwah. Wallahu a’lam bi ash shawab. [darisfadillah/abdullah/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version