View Full Version
Rabu, 27 Jul 2022

Pengguna Internet Diminta Bijak Kelola Jejak Digital

BALIKPAPAN (voa-islam.com) - Para pengguna internet diminta bijak dalam menggunakan internet atau mengunggah sesuatu di media sosial.

Sebab, sekali mengunggah hal negatif, maka seterusnya pengguna tersebut dicap buruk yang akan merugikan dirinya sendiri di kemudian hari.

Hal tersebut mengemuka dalam webinar bertema ‘Sopan dan Beradab di Media Sosial’ di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dalam webinar tersebut Dosen Keamanan Siber Universitas Bina Darma & Aktivis Jawara Internet Sehat, Ferdiansyah mengatakan banyak media yang memberitakan tentang kebocoran data pengguna internet pada beberapa penyedia aplikasi internet.

Hal tersebut tentu akan menjadi momok menakutkan dalam segi keamanan digital, sehingga warganet diharapkan untuk lebih waspada dalam penggunaan internet dan media sosial.

Warganet semestinya tidak mengunggah data pribadi yang bersifat rahasia di media digital, misalnya kartu identitas diri, paspor, atau nomor plat kendaraan.

“Dampak dari publikasi data pribadi misalnya dapat memunculkan serta mengundang aktivitas kriminal. Kalau misalnya yang dipublikasi berupa catatan kriminal, riwayat kesehatan, atau agama bisa juga akan terkena prejudice atau prasangka buruk serta berpotensi bullying (perundungan),” katanya.

Sementara itu Pengelola Media Sosial Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Yuwono Islamy Kusriyanto meminta warganet teliti dalam menerima tawaran persetujuan yang ditampilkan di jendela pop up suatu situs.

Tak hanya itu, warganet harus memahami privasi yang berlaku pada aplikasi internet serta harus bisa memanfaatkan fitur keamanan serta antivirus untuk menghindari masuknya malware yang berpotensi merusak kinerja perangkat pribadi.

“Kita juga tidak boleh abai dengan jejak digital. Setiap kita mengupdate informasi dan posting di media sosial, tentu akan meninggalkan jejak digital. Jadi, bijaklah sebelum memposting sesuatu di media sosial, dan jangan lupa memeriksa jejak digital yang ada, serta bangunlah citra yang positif di internet,” jelasnya seperti dilansir dari inilah.com.

Mengenai hal ini, Sosial Media Officer Goodnews From Indonesia Ni Putu Ruslina Darmayanthi menambahkan setiap informasi dan aktivitas yang telah masuk ke internet akan terekam, bahkan sifatnya bisa abadi meskipun hal yang sudah diunggah sudah dihapus secara pribadi.

“Kita coba cek nama kita sendiri di Google, kalau nanti yang muncul hal-hal yang buruk, segeralah untuk dihapus. Karena jejak digital itu mempresentasikan pribadi seseorang, termasuk ketika kita melamar pekerjaan. Tim HRD akan mengecek media sosial seseorang dalam proses perekrutan, apabila yang bersangkutan suka berkomentar tidak jelas dan menyebarkan hoaks, maka akan otomatis di-blacklist,” tambahnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version