View Full Version
Jum'at, 05 Dec 2014

Ketua PW Pemuda Persis Jabar Dukung FPI dan Muslim Jakarta Lengserkan Ahok

Oleh: Syarif Hidayat, M.Pdi

(Ketua PW Pemuda Persis Jawa Barat)

Sahabat VOA-Islam...

Pada dasarnya, kami – PW Pemuda Persis Jawa Barat – mendukung upaya penglengseran Ahok sebab umat Islam haram dipimpin oleh orang kafir, bahkan memilih pemimpin dari orang kafir pun haram sebagaimana firman Allah Ta’ala:

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ [آل عمران: 28]

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).(Q.S. Ali Imran, ayat 28)

Juga firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا [النساء: 144]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi walidengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (Q.S. al-Nisa`, ayat 144)

Dengan berbagai ayat di atas, maka sepakat ulama bahwa mengangkat pemimpin dari kalangan kafir hukumnya adalah haram. Bahkan, di dalam ayat lain Allah menyindir orang-orang beragama Islam tetapi di dalam memilihi pemimpin malah mendukung orang-orang kafir yang jelas-jelas memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman:

الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا [النساء: 139]

“(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.(Q.S. al-Nisa’, ayat 139)Bahkan menampakkan kemesraan dengan orang kafir pun dilarang dalam konteks ini seperti firman Allah di dalam ayat lain yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ [الممتحنة: 1]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.(Q.S. al-Mumtanah, ayat 1)

Dengan demikian, amat terang bahwa kita HARAM memilih dan mengangkat orang-orang kafir, baik kalangan ahli Kitab ataupun musyrikin, untuk menjadi Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati, dan lain sebagainya.

Namun demikian, alangkah eloknya jika kita menolak kepemimpinan orang kafir dengan sikap yang santun dan tidak anarkis yang ujung-ujung akan berakibat fatal bagi umat Islam sendiri. Maaf! Barangkali kaifiyyah inilah yang mungkin tidak seratus persen setuju, karena untuk menegakkan kebenaran maka harus pula menempuh cara-cara yang benar pula. Bukankah setingkat Nabi Musa saja disuruh untuk berkata lembah lembut kepada Fir’aun sang penguasa durjana, pemimpin tiran dan amat bengis di zamannya, sebagaimana difirmankan Allah di dalam al-Qur’an:

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى [طه: 43، 44]

“Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (Q.S. Tha ha, ayat 43-44)

Untuk itu, kami berharap kiranya dalam penentangan status Ahok sebagai gubernur DKI menempuh mekanisme yang dibenarkan syari’at. Akan tetapi, ‘ala kulli hal, kami tetap menghargai upaya saudara kami seiman, kalangan FPI dan kaum muslim DKI lainnya yang telah berjuang dan mengorbankan harta benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan nyawa untuk menggulingkan Ahok.

Kami dukung secara moral! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Semoga mereka memperoleh kemenagan dan ridhai Ilahi! [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version