View Full Version
Selasa, 15 Sep 2020

Kerjakan 7 Amal Ini, Pahala Terus Mengalir Sampai ke Kubur

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan sala  atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dna para sahabatnya.

Kesempatan beramal adalah selama hayat masih dikandung badan. Setelah kematian datang maka telah habis kesempatan mendapatkan pahala. Padahal, saat itu seseorang benar-benar merasakan dampak pahala amal shalihnya.

Ketika seseorang menunda beramal shalih sehingga kematian datang menjemputnya maka dia berangan-angan jika ditunda ajalnya barang sesaat. Untuk apa? Untuk dia beramal shalih.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (QS. Al-Mukminun: 99-100)

Namun, Allah sudah membuat ketetapan yang tak akan Dia rubah,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS. Al A'raf: 34)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman,

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10)

Lalu Allah menjawab, bahwa Dia tidak akan memberi tangguh kepada seseorang jika sudah tiba ajalnya.

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya." (QS. Al Munafiqun: 11) karena Allah mengetahui siapa yang benar dalam ucpannya, maka ia akan dibalas sesuai amal dan niatnya.

Imam Al-Tirmidzi meriwayatkan atsar dari Ibnu Abbas rahimahullah, berkata: "barangsiapa yang memiliki harta yang sudah bisa menyampaikannya untuk berhaji ke Baitullah atau mewajibkannya zakat, tapi tidak juga melaksanakannya, pasti ia akan minta raj'ah (dikembalikan lagi ke dunia) ketika sudah mati."

Ada seorang berkata, "wahai Ibnu Abbas bertakwalah kepada Allah! sesungguhnya yang minta dikembalikan lagi ke dunia adalah orang kafir." Ibnu Abbas menjawab, "aku akan bacakan kepadamu ayat Al Qur'an tentang hal itu." Lalu beliau membaca Surat Al Munafiqun ayat 9 sampai ayat 11.

Karenanya, manfaatkan kesempatan untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala saat kesempatan hidup masih ada. Namun kesempatan hidup kita ini terbatas waktunya. Karenanya, kita juga harus mengusahakan sebab yang bisa tetap mengalirkan amal kepada kita saat kita terkubur di dalam tanah.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda,

سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

Ada 7 amalan yang pahalanya tetap mengalir bagi seorang hamba saat ia di kuburnya setelah wafatnya:  orang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanam kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf, atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal.” (HR. Al-Bazzar dalam Kasyful Astâr dan dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’, no. 3602)

Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah: ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan, mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun,  rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia dirikan, sungai yang ia alirkan, dan sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup -semuanya itu- akan menyertainya setelah meninggalnya.” (HR. Ibnu Majah, no. 242; Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Al-Mundziri dan Syaikh Al-Albani)

Hadits yang agung ini menjelaskan sumber-sumber kebaikan yang terus mengalir pahalanya. Sumber-sumber tersebut menjadi sarana mudah meraih pahala besar bagi siapa yang menginginkan kehidupan akhirat dan mengusahakan sebab-sebabnya.

Penutup

Subhanallah, betapa pemurahnya Allah yang tetap mengalirkan ganjaran pahala, meski seoang hamba sudah tak melakukan amal lagi karena jasadnya berkalang tanah.

Oleh sebab itu, dari kedua hadits di atas, seyogyanya kita mulai mencicil usaha amal shalih yang bisa memberikan “pasif income” pahala sebagai bekal di akhirat kelak. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version