View Full Version
Rabu, 31 Aug 2022

Tauhid Hapuskan Kesalahan

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Berbuat salah dan memiliki dosa adalah keniscayaan setiap kita sebagai hamba Allah. Karenanya, kita merendah dan merasa hina di hadapan-Nya. Serta selalu berharap ampunan dan rahmat-Nya. Inilah yang menyempurnakan penghambaan kita; selalu beristighfar (memohon ampunan) kepada-Nya.

Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam hadits Qudsi, Allah berfirman,

يا عبادي، إنكم تُخطِئون بالليل والنهار، وأنا أغفر الذنوب جميعًا، فاستغفروني أَغْفِرْ لكم

Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan di malam dan siang hari, dan Aku mengampuni seluruh dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu nisacaya Aku ampuni kalian.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan, jika manusia tidak lagi berbuat dosa maka akan dilenyapkan dari dunia ini dan didatangkan manusia pengganti yang akan mengerjakan dosa lalu meminta ampun kepada-Nya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

والذي نفسي بيده، لو لم تُذنِبوا لذهب الله بكم، ولجاء بقومٍ يُذنِبون، فيستغفرون الله فيغفر لهم

Demi Dzat yang Jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah akan lenyapkan kalian dan mendatangkan kaum lain yang akan berbuat dosa lalu mereka meminta ampunan (istighfar) kepada Allah dan Allah mengampuni mereka.” (HR. Muslim)

Dampak Buruk Dosa

Sesungguhnya dosa memiliki dampak buruk yang sangat banyak. “Tidak mengetahui detailnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala,” kata Ibnul Qayyim dalam Al-Daa’ wa Al-Dawa’.

Dosa menimbulkan keburukan dan kecelakaan pada hati dan fisik; di dunia dan akhirat. Dosa menyebabkan hamba diharamkan mendapatkan apa-apa yang bermanfaat dan bermaslahat untuknya. Sebaliknya, dosa menyebabkan diri tertimpa berbagai bahaya dan keburukan. Dan tidaklah satu umat terdahulu dibinasakan lalu diancam siksa berat di akhirat kecuali karena dosa-dosanya. Siapa yang mengetahui dampak buruk dosa maka ia akan waspada dan menjauhinya. Jika telah mengerjakannya maka akan bersungguh-sungguh menyucikan diri darinya.

Tentu cara paling simple mendapatkan ampunan adalah dengan beristighfar dan bertaubat. Perlu dicatat, bahwa istighfar dan taubat itu tidak akan berguna kecuali pelakunya bertauhid dan menjauhi syirik.

Tauhid adalah sebab pokok untuk seseorang mendapatkan ampunan. Sebaliknya, syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya) mengharamkan pelakunya dari mendapatkan ampunan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.  Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. Al-Nisa': 48)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang makna ayat ini, “kemudian Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa syirik bagi hamba yang berjumpa dengan-Nya dalam kondisi menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Dan Allah akan mengampuni (jika menghendaki) dosa-dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki oleh-Nya dari hamba-hamba-Nya.”

Artinya, jika seseorang berjumpa Allah dalam kondisi bertauhid dan tidak berbuat syirik maka berpotensi besar mendapatkan ampunan-Nya. [Baca: Pernah Melakukan Dosa Syirik, Masih Ada Harapan Diampuni?]

Kabar gembira juga datang dari hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَتُشْرِكُ بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغفِرَةً

Wahai anak Adam seandainya engkau menghadap kepada–Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian engkau berjumpa dengan–Ku dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Al-Tirmidzi dan beliau menghassankannya)

Siapa saja yang memurnikan tauhid untuk Allah akan memperoleh hasil berupa penghapusan dosa. Yang pasti, memurnikan tauhid adalah prasyarat bagi terhapusnya dosa-dosa. (34 Amalan Penghapus Dosa, Fahd bin Abdurrahman Asy-Syuwaib: 60)

Orang-orang musyrik yang tidak beriman kepada risalah tauhid yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak akan memperoleh ampunan. Karenanya, mereka akan kekal abadi di neraka dan haram masuk ke surga.

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maidah: 72)

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'Anhuma mengatakan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki, “hai fulan, apakah kamu berbuat ini dan itu?” orang itu menjawab, “tidak, Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Dia, sungguh aku tidak melakukannya.”

Lalu datang Jibril kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan memberitahukan kepada beliau, “sebenarnya dia melakukannya, dan Allah telah mengampuninya karena Dia memurnikan ucapan Laa Ilaaha Illallaah.” (HR. Al-Thahawi dalam Musykilul Atsar, no. 452)

Imam al-Thahawi rahimahullah menjelaskan, “mengenai hadits ini ada kemungkinan, seingat dia perkaranya seperti yang disumpahkannya tadi (tidak melakukannya). Tetapi mungkin dia lupa telah melakukannya. Oleh karena itu Allah menghapus dosanya dan tidak menghukumnya sera menjadikan tauhid dan ikhlasnya kepada Allah sebagai kafarat bagi perbuatan yang sebenarnya dilarang dalam agama.”

Intinya, tauhid adalah prasyarat utama untuk mendapatkan ampunan Allah dan penghapusan untuk kesalahan hamba. Bertauhid dan menjauhi syirik menyebabkan seseorang diampuni dosa-dosanya. Sebaliknya, syirik menjadi sebab seseorang diharamkan mendapat ampunan. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version