View Full Version
Rabu, 06 Sep 2023

Sakitnya Putus Hubungan dengan Allah Ta'ala

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Ketika seorang hamba taat kepada Tuhannya dan selalu mencari ridha-Nya, ia akan terhubung dengan sebab-sebab kebaikan dan terputus dari sebab-sebab keburukan. Tuhannya akan selalu mencintainya, membimbing dan mengarahkannya sehingga ia akan merasakan kelapangan dada, kesenangan jiwa, kenikmatan batin, dan kebahagiaan yang tiada tara.   

Sebagian ulama salaf mengatakan, “sungguh kita ini berada dalam kebahagiaan yang seandainya para raja dan anak-anak mereka mengetahuinya niscaya mereka akan menebas kita dengan pedang.” Inilah surga dunia; taman ketentraman dengan Allah dan ketaatan kepada-Nya.

Sedangkan orang yang berpaling dari Allah, tidak mengerjakan perintah-perintah-Nya, selalu melanggar larangan-larangan-Nya, melampaui batasan-batasan-Nya, sesungguhnya ia sedang memutus hubungan antara dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jika telah putus hubungan dari Allah, terputus semua sebab kebaikan dari hamba tadi. Sebaluknya, ia akan terhubung kepada sebab-sebab keburukan. Hidup model apa yang dirasakan oleh orang yang terputus dari sebab-sebab kebaikan dan tersambung kepada sebab-sebab keburukan? Ia dikuasai musuhnya; yaitu setan. Dijauhi tuhannya dan penciptanya.

Sebagian ulama salaf berkata, “aku melihat seorang hamba berada di antara Allah dan setan. Jika Allah berpaling darinya maka setan menguasainya.”

Jika seorang hamba telah terputus hubungan dari Allah dan diselimuti kelalaian maka dada akan terasa sempit, merasa gerah berada di tengah-tengah orang yang shalih. Hatinya merasa nyaman dengan maksiat dan menikmatinya. Padahal maksiat itulah luka dan penyakit untuk hatinya. Tapi, “orang yang mati tak lagi merasakan pedihnya luka.”

Demikianlah hati yang telah mati, tak akan lagi merasakan pedihnya maksiat dan hampanya kelalaian. Jika hati benar-benar diselimuti kelalaian tak akan lagi merasakan sakitnya siksaan maksiat. Sebagiamana tak lagi mengenali kebaikan sebagai kebaikan dan kemungkaran sebagai kemungkaran. Ia melihat kebaikan sebagai kemungkaran sehingga membencinya. Kemungkaran sebagai kebaikan sehingga membelanya. Tidak ada yang pas baginya kecuali yang sesuai hawa nafsunya.

Bagaimana cara ia selamat dari semua keburukan itu?

Seorang hamba yang terjerumus jauh ke dalam kemaksiatan-kemaksiatan, tetap terbuka untuknya pintu taubat. Selama nyawa belum dikerongkongan dan matahari belum terbit dari barat masih terbuka kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjalin buhungan baik dengan tuhannya.

Hendaknya ia datang kepada Allah dan mengetuk pintu ampunan dan rahmat-Nya. Tidak ada pintu yang bisa menyelamatkan dirinya kecuali pintu Tuhannya dan pelindungnya; Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Teruslah mengetuk pintu-Nya. Jangan bosan dan jangan putus asa. Sesungguhnya orang yang terus-menerus mengetuk pintu, ada harapan kuat akan dibukakan pintu itu untuknya. Hendaknya terus beristighfar, berdoa, menjaga shalat fardhu, dan membaca Al-Qur’an; sesungguhnya al-Qur’an adalah penawar untuk hati yang sakit dan air untuk hati yang gersang.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌوَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّخَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82)

Lazimi dzikrullah dan memperbanyaknya, karena dzikrullah akan mengusir setan dan mendatangkan kedridhaan ar-Rahman.

Jalankan proses memperbaiki diri dengan berkumpul dan bergaul bersama orang-orang shalih. Jauhi teman-teman yang jelek dan rusak karena seseoran akan dipengaruhi oleh teman dekatnya.

Semoga Allah senantiasa menganugerahkan kepada kita dada yang lapang kepada kebenaran dan bahagia dengan ketaatan kepada Rabba semesta alam sehingga Dia akan menyelematkan kita dari kehinaan dunia dan adzab akhirat. Amiin. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version