View Full Version
Jum'at, 07 Nov 2025

Agar Tidak Berkata: Kembalikan Aku ke Dunia, Aku Mau Beramal Shalih!

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah ﷺ dan keluarganya.

Setiap insan yang beriman meyakini bahwa kehidupan dunia hanyalah persinggahan sementara menuju kehidupan yang kekal di akhirat. Namun, sering kali manusia tertipu oleh panjang angan-angan dan gemerlap dunia sehingga lalai dari hakikat tujuan penciptaannya: untuk beribadah kepada Allah.

Kesempatan ibadah seperti shalat, puasa, tilawah dan ibadah-ibadah lainnya, adalah saat manusia masih hidup dan berakal. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu al-yaqīn (keyakinan/mati).” (QS. Al-Ḥijr: 99)

Al-Qur'an telah mengabarkan betapa besarnya penyesalan manusia yang telah menyia-nyiakan hidupnya –tidak beriman kepada Allah dan beramal shalih-, mereka meminta dikembalikan lagi ke dunia untuk menebus kelalaian mereka dahulu.

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ  كَلَّا  إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا  وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan­nya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun: 99-100)

Bukan hanya orang kafir. Orang-orang beriman yang teledor pun, yang suka menunda amal shalih dan kebaikan yang sudah mampu mereka kerjakan, akan menyesal saat kematiannya tiba.

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10)

Ibnu Abbas memahami ayat ini berkenaan dengan orang beriman yang memiliki harta cukup untuk haji dan zakat, namun menundanya, lalu meninggal dunia, ia minta dikembalikan ke dunia setelah wafatnya.   

Al-Qur'an juga menyebutkan lebih umum –orang baik dan jahat- penyesalan manusia di hari kiamat atas waktu yang telah berlalu saat masih hidup di dunia tanpa diisi dengan ketaatan.

يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

 “Dia berkata: Oh, seandainya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!” (QS. Al-Fajr: 24)

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini,

يَعْنِي: يَنْدَمُ عَلَى مَا كَانَ سَلَفَ مِنْهُ مِنَ الْمَعَاصِي – إِنْ كَانَ عَاصِيًا – وَيَوَدُّ لَوْ كَانَ ازْدَادَ مِنَ الطَّاعَاتِ – إِنْ كَانَ طَاعِيًا

“Yakni: seseorang akan menyesali apa yang telah berlalu dari dirinya berupa kemaksiatan -jika ia termasuk orang yang bermaksiat-; dan ia akan berharap seandainya dulu bisa menambah amal ketaatan -jika ia termasuk orang yang taat-.”

Kemudian beliau menyebutkan atsar dari seorang sahabat (Muhammad bin Abu Umairah),

لَوْ أَنَّ عَبْدًا خَرَّ عَلَى وَجْهِهِ مِنْ يَوْمِ وُلِدَ إِلَى أَنْ يَمُوتَ هَرِمًا فِي طَاعَةِ اللَّهِ، لَحَقَّرَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَوَدَّ أَنَّهُ يُرَدُّ إِلَى الدُّنْيَا كَيْمَا يَزْدَادَ مِنَ الْأَجْرِ وَالثَّوَابِ

“Seandainya seorang hamba sejak hari ia dilahirkan hingga ia meninggal dalam keadaan tua renta, terus bersujud kepada Allah dan beribadah kepada-Nya, niscaya pada hari Kiamat ia akan memandang semua itu masih sangat sedikit, dan berharap agar dikembalikan ke dunia untuk menambah amal dan pahala.” (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya)

Makna dan Kandungan Ucapan

Ucapan ini menggambarkan kedalaman rasa takut dan kesadaran para salaf terhadap besarnya hak Allah atas hamba-Nya. Mereka memahami bahwa seberapa besar pun amal yang dilakukan, tidak akan pernah sebanding dengan nikmat Allah yang telah diberikan, apalagi dengan kebesaran dan keagungan-Nya.

Di sisi lain, juga menyadari  betul bahwa kenikmatan surga yang dijanjikan untuk orang-orang bertakwa jauh lebih besar dibandingkan amal-amal manusia. Mereka telah melihat bahwa banyaknya amal yang telah dikerjakan di dunia tidak akan pernah sebanding dengan besarnya kenikmatan surga di akhirat.

Karena sebab itu, seorang mukmin sejati tidak pernah merasa cukup dengan amalnya. Ia selalu takut amalnya tidak diterima atau belum layak di sisi Allah. Ini yang pertama.

Kedua, setiap detik di dunia adalah peluang untuk beramal. Maka orang beriman menghargai waktu sebagaimana ia menghargai nyawanya.

Ketiga, penyesalan terbesar di akhirat bukan karena dosa saja, tetapi karena kesempatan beramal yang terlewatkan.

Allah ﷻ berfirman:Artinya: “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: ‘Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menangguhkan (kematianku) sedikit waktu lagi, niscaya aku akan bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.’” (QS. Al-Munāfiqūn: 10)

Ayat ini menegaskan bahwa setiap manusia yang berpulang akan berharap bisa kembali ke dunia, bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk beramal saleh lebih banyak lagi.

Penutup

Bagi setiap jiwa yang beriman, janganlah terlena dengan amal yang telah dilakukan, dan jangan pula menunda kebaikan yang bisa dilakukan sekarang. Karena kelak, setiap manusia akan menyesal; baik yang berbuat dosa maupun yang berbuat baik namun merasa kurang.

“Seandainya seorang hamba sujud sejak lahir hingga mati, ia tetap akan merasa amalnya terlalu sedikit di hadapan kebesaran Allah.” Maka marilah kita memperbanyak amal, memperdalam ilmu, dan memperkuat niat, agar saat tiba waktu pertemuan dengan Allah, kita tidak berkata: “Ya Rabb, kembalikanlah aku ke dunia…”

Semoga Allah memberi kita taufik untuk mengisi sisa umur dengan amal yang diridhai-Nya, dan menjadikan setiap detik kehidupan sebagai jalan menuju surga-Nya.

اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَاغْفِرْ لَنَا مَا قَدَّمْنَا وَمَا أَخَّرْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Ya Allah, berilah kami taufik untuk melakukan apa yang Engkau cintai dan ridhai. Ampunilah kami atas dosa-dosa yang telah kami lakukan di masa lalu dan yang akan datang. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Amiin. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version