Apa motif utama Ansyad Mbai dengan lembaga BNPT-nya melaga adu domba antara sebagian ustadz? Antara ustadz yang dituduh teroris dengan ustadz lain yang 'dekat' dengan penguasa? Atau istilah kasarnya antara mereka yang dituduh Khawarij vs mereka yang dituduh Murjiah?
Inilah hakikat terpenting yang harus disadari oleh umat Islam Indonesia!
Fakta dan Secercah Harapan :
1. BNPT memiliki proyek-proyek yang sangat membahayakan aktivis Islam/Du'at di Indonesia. Di antaranya menurut kami adalah proyek adu domba. Sebagian umat Islam (Ahlus Sunnah) diadu antara yang satu sama yang lain.
Menurut kami, diundangnya Syekh Ali Hasan Halabi, hanya bertujuan mempertajam 'perselisihan' antara golongan yang pro dan kontra terhadap Ust. Abu Bakar Ba'asyir, cs. Bukan mendamaikan atau 'deradikalisasi', dsb.
2. Fakta yang menyedihkan di lapangan adalah, bahwa sebagian umat Islam Indonesia saling tuduh, dengan memberikan gelar-gelar buruk kepada pihak lain, seperti 'Khawarij, Murji'ah', dll.
Tidak selayaknya mereka melakukan hal ini. Kendati memang sikap sebagian mereka mengindikasikan hal itu, tetapi kita dituntut untuk bersikap wasath/pertengahan dan inshaf/ adil.
Perselisihan ini berangkat dari perbedaan sikap dalam beberapa masalah, seperti sikap tentang pemerintah NKRI dan UU yang diterapkan.
3. Umat Islam Indoensia sedang diserang oleh berbagai pihak dari semua penjuru, sebut misalnya Zionisme, Kristenisasi, Syi'ah-Rafdihisasi, Liberalisme, Sekularisme, dll.
Bukan malah bersatu merapatkan barisan, kita justru saling menyerang satu sama lain.
Maka dengan segala makarnya, musuh Islam menggunakan segala macam cara untuk memperlebar jurang pemisah antara sesama du'at dan aktivis Islam.
***
Maka, kami berharap kepada asatidz, du'at, dan aktivis Islam untuk mengkompromikan perbedaan pendapat secara internal dan face to face, tidak perlu melibatkan lembaga-lembaga negara tertentu yang notabene dipegang oleh musuh Islam.
Jika memang perlu mendatangkan ulama dari luar, maka silahkan masing-masing mendatangkan syekh yang terpercaya ilmu dan agamanya, untuk berdiskusi dan mencapai kesepakatan sikap bersama. Tentu langkah ini ditempuh jika memang mereka benar-benar mau menyelesaikan perselisihan yang ada.
Miris, sekarang melalui media kita saling serang, saling menjatuhkan. Akhirnya, musuh-musuh Islam dari Zionisme, Kristenisasi, Syi'ah-Rafdihah, Liberalisme, Sekularisme bertepuk tangan dan bergembira ria.
Padahal kita semua masih senantiasa membaca firman Allah:
( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلً )
"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (QS. an-Nisaa': 59)
Sekali lagi, "Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian!"
Baca Juga: klik gambar
Pengirim : Rahman Yasim
sumber : Dukung MUI Keluarkan Fatwa Syi'ah Sesat Dan Haram Di Indonesia