View Full Version
Senin, 11 Nov 2019

Cinta Nabi, Cinta Syariah

 

Oleh:

Neng Fitri

 

ASSALAMU’ALAIKUM sobat, gimana kabar keimanan nya hari ini? Mudah-mudahan kita selalu berada dalam ke-Istiqamahan dalam menjalankan syari’atillah yaa, aamiin ya rabbal ‘alamin.

Oh iya sobat, sebentar lagi kita akan memasuki bulan Rabi’ul Awal nih, biasa nya kaum muslimin menyambutnya dengan bergembira dan bersuka cita. Kenapa? Karena pada bulan Rabi’ul Awal kita mengenang sosok manusia agung kekasih Allah SWT, baginda Muhammad Rasulullah SAW.

Momen Rabiul Awal ini adalah momen kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kelahiran manusia agung yang mendapatkan mandat menyelamatkan manusia dan dunia dari kehancuran. Risalah Islam sebagai kunci keselamatan dunia dan akhirat, disampaikannya.

Kegundahannya adalah memikirkan nasib umatnya. Bahkan kegundahan memikirkan nasib umatnya tersebut terbawa hingga menjelang wafatnya. Beliau gundah akan nasib umatnya sepeninggal beliau. Apakah umatnya tetap berpegang teguh dengan syariat yang dibawanya? Ataukah justru umatnya ini banyak menelantarkan syariat yang dibawanya?

Sayang seribu sayang, kebanyakan kaum muslimin saat ini memperingatinya hanya sebatas seremonial saja, mereka merasa cukup hanya dengan menyiapkan  peringatan mauled Nabi tersebut dan terhenti hanya pada hari atau malam itu saja. Faktanya, banyak kaum muslimin pada siang, sore bahkan hingga malam hari sibuk untuk mempersiapkan acara peringatan maulid Nabi. Itulah wujud cinta kepada Nabi SAW.

Akibatnya, ada pemakluman ketika tidak melaksanakan shalat subuh karna malamnya habis begadang mempersiapkan acara peringatan, belum lagi shalat magrib dan isya nya mereka tinggalkan juga karna acara nya akan dimulai. Begitu lah potret kaum muslimin. Peringatan hanya sekedar peringatan, namun tidak membawa bekas yang berarti, yang ada, umat Islam hanya semakin terpuruk.

Sobat, Allah Swt. menjelaskan dalam firmanNya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21)

Maka dari itu sobat, mulai sekarang kita harus meneladani apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, baik itu qaul (perkataan), fi’lun(perbuatan) maupun taqrir nya beliau. mengikuti dan meneladani Rasulullah saw memang sesuai fitrah manusia. Kita perlu memahami bagaimana mengikuti Rasul dalam melakukan aktivitas kesehariannya, seperti memperlakukan pekerjanya, istri-istrinya, para sahabatnya, termasuk memimpin negara dalam berbagai urusan; politik, ekonomi, sosial, budaya, pengadilan, hukum, dan pemerintahan. Dan, kita pun insya Allah bisa menjadikan beliau sebagai teladan dalam aktivitas keseharian kita. 

Allah Swt. berfirman:“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran [3]: 31)

Nah, sekarang sudah ngerti kan sobat? Bahwa sah-sah saja kita memperingati kelahiran Rasulullah SAW, tapi, bukan pas hari itu saja, namun harus membekas dalam diri kita di setiap waktu. Bahwa ketika kita mencintai rasulullah, maka kita harus melaksanakan segala sya’riatnya. Baik itu perintah maupun larangan nya.*


latestnews

View Full Version