View Full Version
Senin, 11 Mar 2019

Doa Meminta Petunjuk dan Ketakwaan

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Di antara permintaan dalam doa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah hidayah. Tentu karena pentingnya hidayah bagi seorang hamba. Siapa yang Allah beri hidayah maka hidupnya akan selamat dan bahagia. Dia tidak akan tertimpa keburukan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, dia mendapat kebaikan di dunia dan akhirat.

Di antara doa tersebut adalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadamu hidayah, ketakwaan, kehormatan, dan kecukupan.” (HR. Muslim)

Ini adalah doa yang sangat agung. Mencakup 4 permintaan istimewa berkaitan urusan dunia dan akhirat. Hakikatnya, setiap hamba sangat butuh sekali kepadanya.

Permintaan pertama: Al-Huda (petunjuk). Ini permintaan hamba paling agung dalam hidup. Meminta hidayah mencakup semua perkara yang wajib ia ikuti petunjuknya dari urusan dunia dan akhirat berupa akidah yang lurus, amal yang benar, dan akhlak yang mulia.

Permintaan kedua: Al-Tuqa (Ketakwaan). Takwa adalah nama yang mencakup aktifitas melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

Asal al-Tuqa dari al-Tawaqiy. Maknanya engkau jadikan penghalang antara dirimu dan hukuman Allah Ta’ala dengan mengerjakan ketaatan dan meninggalkan apa saja yang diharamkan.

Imam Al-Thibiy rahimahullah berkata: al-Huda dan al-Tuqa dipakai untuk apa saja yang wajib diikuti dari urusan hidup di dunia, tempat kembali (akhirat), dan kemuliaan akhlak. Juga mencakup setiap sesuatu yang wajib dijauhi berupa syirik, maksiat, dan akhlak buruk, ... (Syarh Shahih al-Adab al-Mufrad, Syaikh Husain al-‘Awayisyah: 2/333)

Permintaan ketiga: Al-‘Afaf (terjaga kehormatan). Yaitu terjauhkan dari perkara yang tidak mubah, terpelihara dari tamak dunia, dan juga ‘afaf (terjaga kehormatan) dari semua yang merusak kehormatan seperti zina dengan berbagai bentuknya; zina pandangan, zina pendengaran, zina sentuhan, dan zina farji. Termasuk di dalamnya terjaga kehormatan dari pekerjaan dan rizki yang haram.

Permintaan keempat: al-Ghina (kecukupan/kekayaan). Point utamanya kaya hati sehingga merasa cukup dengan pemberian Allah dan tidak minta-minta kepada manusia. Ini sifat yang sangat Allah sukai.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ، الْغَنِيَّ، الْخَفِيَّ

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, merasa cukup, dan bersembunyi (maksudnya:  fokus memperbaiki diri tanpa dilihat manusia,-pent).” (HR. Muslim)  

Dua permintaan terakhir (al-‘Afaf dan al-Ghina) termasuk bagian dari permintaan petunjuk dan ketakwaan. Ini termasuk  bentuk takhsis (penghususan) dari yang disebutkan secara umum. Tidak lain, karena keduanya sangat penting dan sangat dibutuhkan para hamba.

Al-‘Allamah Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di rahimahullah dalam menjelaskan keutamaan doa ini menyebutkan, bahwa doa ini bagian dari doa yang lengkap dan penuh manfaat. Mengandung permintaan kebaikan dien dan kebaikan dunia. Sesungguhnya al-Huda adalah ilmu yang manfaat. Al-Tuqa adalah amal shalih dan meninggalkan larangan Allah dan Rasul-Nya. Dengan ini agama seseorang menjadi baik. Karena sesungguhnya agama itu berupa ‘Uluum Naafi’ah (ilmu-ilmu yang bermanfaat) dan pengetahuan yang benar -inilah al-Huda-.  Dan agama itu juga berupa taat kepada Allah dan rasul-Nya –inilah al Tuqa-.

Sedangkan al-‘Afaf dan al-Ghina mencakup terjaga kehormatan dari makhluk dan hati tidak bergantung kepadanya. Al-Ghina (merasa cukup) dengan Allah dan rizki dari Nya, qona’ah dengan apa yang ada pada dirinya, dan hatinya tenang karena merasa berkecukupan. Dengan semua ini sempurna kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hati. Inilah kehidupan yang baik. Maka siapa diberi petunjuk, ketakwaan, terjaga kehormatan, dan meraca cukup maka ia telah mendapat dua sa’adah (di dunia dan akhirat), meraih setiap yang dibutuhkan dan selamat dari setiap yang ditakuti.” (Bahjah Qulub al-Abrara: 249)

Ini adalah doa penuh berkah (kebaikan) yang menjadi bagian dari Jawami’ Kalim yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Yaitu kalimat pendek dan ringan namun luas makna dan jangkauannya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version