View Full Version
Kamis, 19 Nov 2020

Doa-doa untuk Kebaikan Hati

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Baiknya hati menentukan baiknya ucapan dan perbuatan seseorang. Dan Istiqomahnya hati di atas iman dan ketaatan kepada Allah menentukan kebahagiaannya di dunia dan akhirat.

Dari Al-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِـنْ يَنْظُرُ إِلَى قُــــلُوبِكُمْ وَأَعْمَــالِكُمْ

Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, melainkan melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Karenanya, penting sekali kita bersungguh-sungguh memperbaiki hati dan menyucikannya dengan mengerjakan amal-amal shalih dan menjauhi maksiat. Jangan lupa, perbanyak doa kepada Allah untuk kebaikan hati kita.

Banyak sekali doa untuk kebaikan hati. Wajib bagi kita memberi perhatian besar kepadanya, menghafalkannya, dan sering mengamalkannya. Sebab, hati adalah tempatnya iman dan keistiqomahan. Hatilah yang melahirkan al-wala’ (loyalitas) dan bara’ (lepas diri), cinta dan benci. Kesimpulan para ulama, amal-amal hati lebih penting dan utama daripada amal gerakan badan. Khusyu’ hati dalam shalat merupakan ruh dan intinya shalat. Memikirkan keagungan Allah sesaat lebih utama daripada qiyamulail.

Baiknya hati menentukan baiknya ucapan dan perbuatan seseorang. Dan Istiqomahnya hati di atas iman dan ketaatan kepada Allah menentukan kebahagiaannya di dunia dan akhirat. . .

Pertama, doa agar hati mencintai iman dan membenci kekufuran.

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ

Ya Allah, jadikan kami cinta kepada keimanan dan hiaskanlah pada hati-hati kami, dan bencikan diri kami terhadap kekufuran, kefasikan serta kemaksiatan dan jadikan kami termasuk orang yang lurus.” (HR. Ahmad)

Kedua, hati berpotensi cenderung dari petunjuk kepada kesesatan, dari kebenaran kepada kebatilan. Karenanya, penting atas kita meminta kepada Allah agar meneguhkan hati ini di atas petunjuk dan tidak menjadikannya condong kepada kesesatan. Sebagaimana doa para ulama yang mendalam ilmunya yang dikisahkan dalam Al-Qur’an:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran: 8)

Ketiga, doa yang paling sering dibaca Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar hati teguh di atas agama; sebagaimana hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi)

Anas berkata: maka kami bertanya, “Ya Rasulallah, kami telah beriman kepadamu dan agama yang engkau bawa; apakah engkau menghawatirkan kami (menyimpang,-pent)? Beliau menjawab: ya, karena sesungguhnya hati itu berada di antara dua jari dari jari jemari Allah ‘azza wa jalla dan Dia akan membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad)

Keempat, hati adalah komandan bagi jasad. Jasad tidak akan menjalankan ketaatan kecuali dengan perintah hati. Karenanya, kita diperintahkan berdoa agar hati ini diarahkan kepada ketaatan.

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Ya Allah, Dzat yang mengendalikan hati, arahkan hati kami untuk ketaatan kepadaMu.” (HR. Muslim)

Kelima, hati kita senantiasa membutuhkan cahaya. Karenanya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdoa di shalat malamnya agar Allah meletakkan cahaya pada hatinya. Dan doa ini berlaku juga untuk kita.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا

“Ya Allah, jadikan cahaya di hati kami.” (Muttafaq ‘Alaih dari jalur Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu)

Keenam, selamatnya hati penentu keselamatan seseorang dan keberuntungannya di hari kiamat. “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Al-Syu’ara’: 88-89)

Qalbun salim adalah hati yang tulus mengabdi hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata. Ia selamat dari kesyirikan, kekufuran, kenifakan, syubhat, bid’ah, dan memperturutkan syahwat. Rusak dan sakitnya hati sekadar dengan masuknya penyakit-penyakit ini ke dalamnya. Karenanya, penting kita berdoa agar hati senantiasa disucikan dari kotorannya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan doa untuk kesucian hati dan kebersihannya ini dalam haditsnya,

اللَّهُمَّ اغْسِلْ قَلْبِي بِمَاءِ الثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّ قَلْبِيّ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ

Ya Allah, cucikan hatiku dengan air es dan air yang dingin. Dan bersihkan hatiku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana engkau bersihkan kain putih dari kotoran.” (Muttafaq ‘Alaih dari ‘Asiyah Radhiyallahu 'Anha)

Ketujuh, berlindung dari hati yang tidak tunduk kepada Allah dan khusyu’ dalam beribadah kepadanya.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ, وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ, وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tidak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.”
(HR. Muslim)

Kedelapan, baiknya hati bukan hanya terkait dengan menjalin hubungan baik dengan Allah dan menegakkan hak-hak-Nya berupa tauhid dan menjalankan ketaatan. Tetapi juga harus baik terhadap kaum mukminin sehingga tidak ada permusuhan, hasad, curang, menyakiti mereka. Karenanya, Allah memuji orang-orang beriman dari kalangan sahabat yang berdoa agar hati mereka selamat terhadap saudara-saudara seiman.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyar: 10)

Dan masih ada beberapa doa lain untuk lurus dan baiknya hati. Banyaknya doa-doa ini menunjukkan pentingnya kita memperhatikan urusan hati, selalu memperbaikinya, memenuhi nutrisinya, dan menjauhkannya dari sebab-sebab yang merusak dan melemahkannya.

Semoga Allah senantiasa memperbaiki qalbu dan amal-amal kita, mengajarkan kepada kita ilmu yang bermanfaat, menganugerahkan kepada kita amal yang sesuai ilmu sehingga hati ini selamat dari syubuhat dan syahwat. Amiin. [PurWD/vos-islam.com]


latestnews

View Full Version