View Full Version
Jum'at, 25 Aug 2017

Awalnya Sehat, Siswi SD di Bogor Lumpuh dan Akhirnya Wafat Setelah Divaksin Rubella

BOGOR (voa-islam.com)—Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor membantah wafatnya Ghina Nazhifa Yasmin (11) siswi SD Sentul 1 Bogor, Jawa Barat disebabkan karena vaksin rubella.

Dinkes memastikan berdasarkan hasil audit, Ghina meninggal bukan karena imunisasi rubella, melainkan terkena infeksi otak.

“Sehubungan dengan adanya pemberitaan meninggalnya sodara Gina (Citeureup) pasca vaksin MR, maka dari hasil audit yang dilakukan tim Pokja KIPI kabupaten Bogor, Komda KIPI Jabar, dan Komnas KIPI (Selasa, 22 Agustus 2017) disimpulkan sementara bahwa tidak ada kaitan antara vaksinasi MR dgn kematiannya. Hasil pemerikasaan dokter RSSM, laboratorium, rontgen, MRI, cek cairan otak menunjukkan adanya infeksi otak (encefalomyelitis),” ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Agus Fauzi, seperti dikutip dari pojoksatu.id.

Wafatnya Ghina ini memang penuh misterius. Menurut keterangan keluarga, sebelum wafat Ghina sempat dirawat di RS Sentra Medika. Pihak rumah sakit melarang keluarga buka suara terkait wafatnya Ghina. (Baca: Vaksin Rubella Disebut Halal, Indonesia Halal Watch: Kemenkes Lakukan Kebohongan Publik)

 “Dokter tidak menjelaskan tentang penyakit anak saya, bahkan setelah anak saya meninggal dunia saya diminta pihak rumah sakit untuk tutup mulut,” terang ibu korban, Mimi Dahlia beberapa waktu lalu.

Mimi menceritakan bahwa sepekan setelah anaknya divaksin rubella tiba-tiba mengalami kelumpuhan. “Tiga hari pasca disuntik vaksinasi anak saya mengalami  buang air besar hebat  2 hari, setelah itu anak saya sekolah seperti biasa tetapi sambil kakinya diseret, ketika saya tanyakan katanya kakinya sakit, sebelum disuntik anak saya baik-baik saja dan sehat, tidak ada yang aneh pada diri anak saya, tetapi pasca disuntik kok malah anak saya sakit,” jelasnya.

Karena panik, warga Desa Nutug RT 03/RW 06, Kecamatan Citeuteup, Kabupaten Bogor itu mengajak paman korban ke rumah sakit. Namun beberapa rumah sakit yang didatangi selalu menolak dengan alasan keterbatasan alat.

 “Kami ke RS Insani, Annisa, Trimitra, RSUD Cikaret, saat kami sebutkan lumpuhnya  anak kami setelah imunisasi  mereka angkat tangan. Baru kemudian kami ke Sentra Medika diterima dan di sana anak saya meninggal setelah sempat dirawat,” paparnya dengan nada sedih. * [Pojoksatu/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version