View Full Version
Sabtu, 10 Apr 2021

Darwin Akui Kesesatan 'Teori Evolusi' Jelang Akhir Hayatnya

Penulis:

Desvan Abi Khadijah, S.Sos, Amd. Graf, CHt 

RSQQ (Rumah Sehat Quran Quantum), Sehat tanpa obat, tanpa herbal hanya dengan Doa Al Quran dan As Sunnah serta penelitian Fisika Quantum.

-----------------

Tulisan mencerahkan dan bukan antitesis, melainkan khazanah ilmu yang patut diinformasikan.

Suatu ketika kami membaca buku tentang Gen berjudul Switch karya Profesor Kazuo Murakami, yang meneliti gen lebih dari 30 tahun dan banyak meraih penghargaan atas penemuannya dan kabarnya ia menjadi mualaf setelah meneliti gen dan ia menulis ungkapan sangat mencerahkan, "Ada Tuhan dalam sebuah Gen"

Ia juga menulis bahwa " Doa dan tawa dapat menimbulkan efek positif pada orang sakit dan tawa adalah obat terbaik." jelas Profesor asal Jepang ini.

Sebagai tokoh peneliti yang terkenal tentu ia memiliki literatur yang cukup disegani dan dihormati para peneliti dan ilmuwan Fisika Quantum seperti Prof Bruce Lipton asal Amerika Serikat.

Dalam bukunya, berjuluk Switch, Prof Kazuo Murakami memberikan penjelasan bahwa Darwin mengakui kesesatan logikanya terkait teori evolusi.

Ia menandaskan pada buku "Switch" terjemahan Indonesia halaman 46, "Darwin adalah orang yang meyakini teori Evolusi berdasarkan pada mutasi spontan dan seleksi alam. Tetapi menjelang akhir hayat, Darwin bertutur demikian. Kesesatan logika terbesar yang pernah kulakukan mungkin adalah tidak memberikan bobot yang cukup bagi pengaruh langsung dari lingkungan seperti iklim dan makanan, dan menganggapnya sebagai hal yang tidak berkaitan dengan seleksi alam." 

Darwin bertutur demikian. "Kesesatan logika terbesar yang pernah kulakukan mungkin adalah tidak memberikan bobot yang cukup bagi pengaruh langsung dari lingkungan."

Prof Murakami kemudian menambahkan, "Ini adalah pengakuan ksatria dari ahli Biologi yang hebat dan terhormat, yang menyebutkan bahwa dia memandang terlalu rendah pengaruh faktor lingkungan yang mengelilingi mahluk hidup, dan terlalu terfokus mencari faktor pendorong evolusi dari dalam mahluk hidup." imbuhnya.

Ia mengutip pendapat Prof Bruce Lipton, "Saya merasa bahwa cara pandang epigentika yang digagas Prof Bruce Lipton akan mampu melengkapi kekurangan Darwinisme." ujar profesor yang meraih Max Planc Award ini.

Keunikan teori Epigenetika Bruce Lipton yang merupakan tokoh Fisika dan Biologi Quantum ini adalah terletak pada pernyataan bahwa sel pasti merupakan organisme yang mandiri dan ia memiliki suatu kecerdasan, "Kalau begitu, dimanakah kecerdasan sel berada? Menurut Lipton, letaknya ada pada dinding sel. Dia meyakini dan mengajarkan teori luar biasa yang menyebutkan bahwa 'otak sel ada pada dindingnya'," tutup Prof Murakami.

Jadi Sel itu memiliki reseptor yang dipengaruhi lingkungan sekitarnya, bagi manusia lingkungan hati penyebab 90% penyakit, sebagaimana disampakan Prof David Hawkins.

Dengan kata lain, "Lingkungan yang memengaruhi kecerdasan sel yang terletak pada dinding sel ini akan menjanlakan fungsi sebagai otak dan bekerja 'menyalakan' SAKLAR ON/OFF dari Gen, inilah poin yang ditekankan Lipton.

Lalu lingkungan apa yang memengaruhi sel agar tidak sakit?

Lingkungan adalah energi, energi positif jika tertawa, tersenyum, bahagia, berdoa dan bersedekah dengan ikhlas, "Energi positif adalah rasa haru, terima kasih, senang, kasih sayang, wajah yang cerah, hati yang bahagia, tersenyum bahagia, berdoa agar sehat, hingga doa Ibu adalah energi, selain beribadah dan bersedekah memberikan kebaikan," menurut Prof Kazuo Murakami.

Energi positif adalah rasa haru, terima kasih, senang, kasih sayang, wajah yang cerah, hati yang bahagia, tersenyum bahagia, berdoa agar sehat, hingga doa Ibu adalah energi

Masya Allah semua itu ada dalam Islam ya?

Sedangkan energi negatif yang memengaruhi sel menjadi sakit adalah lingkungan yang direspon oleh sel (reseptor sel) seperti lingkungan marah, kesal, dendam, rakus, minder, takut, khawatir, dendam dan stres" jelas Murakami yang lebih dari 30 tahun meneliti genetika.

Benar pendapat Prof David Hawkins, pikiran dan perasaan yang kesal dan jengkel bertahun-tahun lalu tidak memaafkan dan berdoa mohon maaf akan menjadi penyebab sakit kita. 90% benar terbukti. Karena 88% perasaan kesal sudah terpendam dalam alam bawah sadar manusia.

wassalam, Jangan LUPA BAHAGIA, BERDOA dan MEMAAFKAN


latestnews

View Full Version