View Full Version
Senin, 06 Dec 2021

Varian Omicron, Kegagalan Badan Dunia Melindungi Nyawa Manusia

 

Oleh: Siti Saodah, S. Kom

Kasus penularan covid-19 di negeri ini kian mengalami penurunan yakni cenderung landai. Sehingga banyak sektor-sektor umum yang kini sudah diperbolehkan beroperasi. Hal ini semata-mata untuk membangkitkan geliat ekonomi di tengah masyarakat. Namun sayangnya masyarakat kian abai terhadap prokes seperti memakai masker, dikhawatirkan ini menimbulkan kasus penularan varian baru.

Berdasarkan laporan WHO telah muncul varian baru covid-19 yakni varian omicron. Varian ini ditemukan di Afrika Selatan yang kian menyebar dan menginfeksi warganya. WHO mengatakan bahwa varian ini lebih ganas dari Alpha Beta dan Delta. Kabar ini telah sampai ke Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito. Ia mengatakan pihaknya sedang melakukan analisis terhadap varian Omicron. Ia meminta masyarakat menunggu update informasi dari pemerintah saja (www.cnbcindonesia.com).

Penyebaran varian omicron di Afrika Selatan kian hari mengalami peningkatan. Hal ini diperparah oleh angka vaksinasi dewasa disana yang rendah. Varian ini juga telah ditemukan di benua Asia yaitu di Hongkong. Negara Hongkong mengatakan bahwa varian ini dibawa oleh para pelancong dari luar negeri.

Rupanya kemunculan varian omicron tak bisa dianggap enteng oleh pemerintah. Melalui juru bicaranya yaitu Menko Maritim dan Ivestasi Luhut Binsar Panjaitan bahwa pemerintah telah selesai melakukan rapat terkait varian baru omicron. Pemerintah mengambil langkah untuk pengetatan kedatangan dari luar negeri (28/11/2021). Ia menambahkan dalam rapat tersebut membahas varian omicron yang sedang ramai diperbincangkan. Varian ini mengandung 50 mutasi yang mempengaruhi penularan dan antibodi, pungkasnya. (www.cnbcindonesia.com)

Negeri ini harus bersiap menghadapi varian omicron sebab varian ini dikenal lebih ganas dari varian sebelumnya. Bahkan di negara asalnya, pertama kali muncul omicron telah memakan banyak korban. Angka kematian cukup tinggi diakibatkan infeksi omicron. Tak terkucuali bagi mereka yang sudah divaksin tak menjamin dapat menangkal serangan omicron.

Omicron menjadi gelombang ketiga ledakan angka kasus covid-19 di dunia. Perlahan namun pasti omicron mulai menyebar ke berbagai dunia, sampai saat ini sudah masuk ke benua Asia. Hal ini menandakan bahwa badan kesehatan dunia yakni WHO tak mampu mengendalikan mutasi penyebaran virus covid-19. Kendati demikian, masih banyak negara-negara yang menggantungkan harapan kepada WHO untuk menghentikan laju penyebaran virus covid-19 yang terus bermutasi.

Permasalahan penularan covid-19 yang tak kunjung usai disebabkan penyelesaian masalah tak  sampai akarnya. Diperparah kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah seakan setengah-setengah menghentikan laju penularan covid. Sebab pemerintah lebih mengutamakan sektor ekonomi untuk dipulihkan Sehingga mampu menambah pemasukan negara. Alhasil penanganan covid terus berlarurt-larut tanpa memberikan hasil maksimal.

Penanganan covid yang setengah-setengah menjadi ciri khas dari sistem kapitalis. Solusi yang diberikan sebatas memberantas masalah dari permukaan. Hingga akhirnya permasalahan yang diselesaikan pun tak kunjung usai. Selain itu sistem kapitalis menolak agama sebagai pembuat aturan hidup sehingga tambal sulam dalam menyelesaikan masalah menjadi moto sistem kapitalis.

Selama pandemi yang memasuki lebih dari dua tahun, solusi Islam sudah sering ditawarkan namun tak diambil oleh pemerintah. Sebagaimana Rasulullah mengajarkan kepada umatnya dalam menghadapi ujian yaitu dengan bersabar. Bahkan pandemi juga menjadi teguran bagi seluruh umat untuk lebih tawakal kepada Allah dengan tidak meninggalkan aturan-Nya. Selain bersabar dan tawakal namun harus diimbangi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah untuk menuntaskan pandemi dan memutus rantai penyebarannya.

Islam telah memberikan contoh dalam mengatasi wabah yaitu salah satunya karantina total atau lockdown. Seperti dalam hadist berikut “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadist lain juga dikatakan oleh Abdullah bin Amir bin Rabi’ah umar bin khatab menempuh perjalan menuju Syam namun ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam. Andurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” Lalu Umar bin Khatab berbalik arah meninggalkan tempat itu (HR. Bukhori dan Muslim).

Nasihat ini dipraktikkan pada masa Umar Bin Khatab, para sahabat tidak memasuki wilayah yang dilanda wabah kemudian para sahabat juga menetap di daerahnya sampai wabah selesai. Kemudian mereka juga bersabar atas musibah dan senantiasa berdoa kepada Allah agar segera diangkat musibah tersebut. Atas izin Allah wabah di Syam berakhir.

Keberhasilan kaum muslim dalam menghadapi wabah sebab mereka taat terhadap nasihat Rasulullah dan menjadikan aturan Allah sebagai solusi dalam menghadapi wabah. Dengan demikian hanya sistem islam yang mampu menuntaskan wabah saat ini. Waalahualam bisshowab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version