View Full Version
Kamis, 28 Jan 2021

5 Kiat Meraih Khusyu’ dalam Shalat

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan sahabatnya.

Khusyu’ dalam shalat merupakan hidayah dari Allah. Allah anugerahkan kekhusyu’an kepada seseorang dalam shalat. Seseorang tidak mesti mendapatkannya karena dia berilmu, kaya, berpangkat, dan selainnya. Tapi khusyu’ akan didapatkan jika Allah anugerahkan kepadanya. Karenanya, kita perlu berdoa kepada Allah meminta kekhusyu’an.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah ajarkan doa agar hati kita khusyu’; khususnya dalam shalat.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ, وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ, وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tidak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim)

Kedua, ikhlas. Yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala semata; lahir dan batin. Orang yang tidak bisa ikhlas maka ia tidak akan bisa khusyu’. Karenanya, orang-orang munafik yang shalat dengan riya’ maka tidak pernah khusyu’ dalam shalat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang mereka,

 إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. Al-Nisa’: 142)

Ketiga, Ta’dzim, rasa mengagungkan Allah. Apabila setiap bacaan dan gerakan shalat untuk mengagungkan Allah maka seseorang akan meraih kekhusyu’an. Ketika ia berdiri shalat ia merasa di hadapan Allah untuk mengagungkannya. Ketika bertakbir (membesarkan nama Allah) dan mengangkat kedua tangganya maka itu untuk mengagungkan Allah. Ketika ruku dan membaca Subhaana Rabbiyal ‘Adzim (Maha suci Tuhanku yang Maha Agung) ia tunduk di hadapan Allah dan mengagungkan-Nya. Demikian seterusnya dalam setiap gerakan dan bacaan shalatnya dihaturkan kepada Allah sebagai bentuk pengagungan kepada-Nya.   

Keempat, paham. Memahami bacaan shalat salah satu sarana kuat meraih kekshusyu’an. Karenanya, orang yang shalat hendaknya memahami bacaan takbir, istiftah, al-Fatihah, surat-surat Al-Qur’an, dan bacaan dalam rukun shalat lainnya hingga salam.

Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata,

لَيْسَ لَكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا عَقَلْتَ مِنْهَا

Engkau tidak akan mendapat pahala dari shalatmu kecuali apa yang engkau pahami (hayati) darinya.” Seseorang tidak bisa menghayati bacaan shalatnya kecuali dengan memahaminya.

Al-Imam Ibnu Jarir rahimahullah berkata, "sesungguhnya aku heran dengan orang-orang yang membaca Al-Qur'an, sedangkan ia tidak memahami takwil (tafsir)nya, mana mungkin dia dapat menikmati bacaannya." (Pendahuluan Tafsir al-Thabari, Mahmud Syakir: I/10)

Paham bacaan shalat juga akan membantu seseorang fokus pada shalatnya dan tidak sibuk memikirkan urusan dunia dan kesibukan-kesibukan lainnya yang melalaikan.

[Baca: Ingin Khusyu' Shalat, Pahami Bacaan Shalatmu!]

Kelima, malu kepada Allah. Yaitu malu kepada Allah karena Allah melihat fikiranmu ke mana-mana. Karenanya, malulah kepada Allah

Inilah 5 kiat penting yang menjadi ikhtiyar kita untuk mendapatkan kekhusyu’an. kiat-kiat ini disampaikan Ustadz Syariful Mahya Lubis dalam kajian Let’s Move On di Madanitv, Rabu, 27 Januari 2021 M. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version