View Full Version
Kamis, 04 Feb 2021

4 Amal Besar di Hari Jum’at, Kerjakan dengan Sungguh-sungguh!

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Hari jum’at adalah Sayyidul Ayyaam (pemimpin hari) dan hari terbaik dalam sepekan. Hari paling agung dan paling utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah telah ciptakan beberapa perkara besar di hari itu; seperti diciptakannya manusia pertama (Nabi Adam), dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya, diturunkannya ke bumi dan diwafatkannya, dan terjadinya kiamat.

Allah juga jadikan hari Jum’at sebagai sarana kebaikan untuk hamba-hamba-Nya. Allah sediakan amal-amal khusus di dalamnya dengan pahala yang besar, ampunan dosa, dan terkabulnya doa-doa. Karenanya, umat yang bersyukur kepada Allah dengan hari Jum’at denganmenjadikannya sebagai hari ibadah maka akan dimuliakan dibandingkan umat-umat selainnya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

أَضَلَّ اللَّهُ عَنْ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الْأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ وَالْأَحَدَ وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَحْنُ الْآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ

"Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita perihal hari Jum'at. Lalu bagi orang-orang Yahudi hari Sabtu dan bagi orang-orang Nashrani hari Ahad. Kemudian Allah mendatangkan kita dan memberi hidayah kita tentang hari Jum'at. Dan menjadikan (secara berurutan); hari Jum'at, Sabtu, dan Ahad. Mereka mengikuti kita pada hari kiamat. Kita adalah umat terakhir dari penduduk dunia, tetapi orang pertama yang diadili sebelum semua makhluk." (HR. Muslim)

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata di Zaad al-Ma’ad, “Dan termasuk dari petunjuknya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah mengagungkan hari ini (Jum’at) memuliakannya dan mengistimewakannya dengan ibadah-ibadah khusus padanya yang tak ada pada selainnya. Para ulama berbeda pendapat; apakah hari itu yang paling utama ataukah hari ‘Arafah.”

Semua ibadah rutin harian sangat dianjurkan untuk dijaga di hari Jum’at; seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, banyak berdzikir dan istighfar, silaturahim, bersedekah, dan selainnya. Namun demikian, ada beberapa ibadah khusus di dalamnya yang harus diperhaitkan oleh hamba-hamba beriman.

Pertama, shalat Jum’at

Shalat Jum’at merupakan salah satu syi’ar Islam yang sangat agung. Secara khusus, Allah menyeru kaum mukminin untuk bersemangat dan benar-benar memperhatikan ibadah setiap sepekan sekali ini.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaad al-Ma’’ad (1/376) menyebutkan, “shalat Jum’at adalah di antara kewajiban dalam Islam yang paling kuat. Termasuk perkumpulan kaum muslimin yang paling agung. Shalat Jum’at adalah perkumpulan di hari Jum’at yang paling agung dan yang paling wajib selain perkumpulan (wukuf) ‘Arafah. Siapa meninggalkannya karena meremehkannya niscaya Allah tutup hatinya (dari hidayah)

Dari Abu Al-Ja’ad al-Dhumri Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ

Siapa yang meninggalkan tiga kali shalat Jum’at karena meremehkannya, pasti Allah menutup mati hatinya.” (HR. Abu Dawud dan Al-Nasai. Hadits ini dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud, no. 928)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat marah terhadap orang-orang yang meremehkan shalat Jum’at. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمْ الْجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنْ الْغَافِلِينَ

Hendaknya suatu kaum berhenti dari meninggalkan shalat jum’at atau Allah akan menutup hati mereka kemudian menjadi bagian dari orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhum)

Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkehendak akan membakar rumah-rumah yang di dalamnya terdapat para lelaki yang meninggalkan shalat Jum’at. Beliau bersabda,

لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ رَجُلًا يُصَلِّي بِالنَّاسِ ثُمَّ أُحَرِّقَ عَلَى رِجَالٍ يَتَخَلَّفُونَ عَنْ الْجُمُعَةِ بُيُوتَهُمْ

Sungguh aku berkeinginan menyuruh seseorang untuk shalat mengimami manusia kemudian aku membakar rumah-rumah para lelaki yang meninggalkan shalat Jum’at.” (HR. Muslim)

2. Membaca surat Al-Kahfi

Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan untuknya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menyinarinya dengan cahaya antara dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' al-Shaghir, no. 736)

[Baca: Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Pada Hari Jum'at]

3. Memperbanyak shalawat atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam

Aus bin Aus Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum'at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku."

Para shahabat berkata: "Ya Rasulallah, bagaimana shalawat kami atasmu akan disampaikan padamu sedangkan kelak engkau telah lebur dengan tanah?"

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi memakan jasad para Nabi." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dengan sanad yang shahih)

Disebutkan dalam ‘Aunul Ma’bud,

وَإِنَّمَا خَصَّ يَوْم الْجُمُعَة لأَنَّ يَوْمَ الْجُمُعَة سَيِّدُ الأَيَّام وَالْمُصْطَفَى سَيِّدُ الأَنَام , فَلِلصَّلاةِ عَلَيْهِ فِيهِ مَزِيَّةٌ لَيْسَتْ لِغَيْرِهِ

“Sesungguhnya dikhususkannya hari Jum’at (dengan shalawat) karena hari Jum’at adalah sayyidul Ayyam (pemimpinnya hari) dan al-Musthofa (Rasulullah) adalah pemimpinnya manusia. Karenanya, bershalawat atasnya di hari ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki hari-hari selainnya.”

[Baca: Perbanyaklah Shalawat Pada Hari Jum'at !!]

4. Bersungguh-sungguh dalam berdoa

Pada hari Jum’at terdapat waktu istimewa terkabulnya doa-doa. Jika seorang hamba beriman berdoa di waktu tersebut maka pasti akan dikabulkan doa-doanya –dengan izin Allah Ta’ala-.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyampaikan tentang hari Jum’at, lalu beliau bersabda:

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

"Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat)." (Muttafaq 'Alaih)

dalam  satu riwayat, beliau mengisyaratakan dengan tanggannya bahwa waktu tersebut sangat sebentar. Ada dua pendapat masyhur dalam masalah ini. Pertama, sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at. Kedua, setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.

Besarnya keutamaan hari Jum’at ini tidak berarti boleh kreatif membuat amal-amal tertentu di malam atau siangnya. Seperti shalat sunnah tertentu, bacaan-bacaan dzikir dan doa tertentu, bershalawat dan jenis shalawat tertentu, puasa khusus padanya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang menghususkan hari Jum’at –malam dan siangnya- dengan ibadah tertentu yang tidak disebutkan dalilnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

لا تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي، وَلا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الأَيَّامِ، إِلا أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ

Jangan khususkan malam Jum’at dengan ibadah tertentu yang tidak dikerjakan pada malam-malam selainnya dan jangan pula khususkan hari Jum’at dengan puasa yang tidak biasa dikerjakan pada hari-hari selainnya, kecuali puasa yang sudah menjadi rutinitas salah seorang kalian.” (HR. Muslim)

Imam al-Shan’ani dalam Subul Al-Salam berkata, “hadits ini menjadi dalil haramnya menghususkan ibadah tertentu di malam Jum’at dan tilawah yang tidak biasa dikerjakan kecuali amal yang disebutkan nash seperti membaca surat al-Kahfi. . .”

Imam al-Nawawi rahimahullah berkata, “di dalam hadits ini terdalam larangan yang jelas menghususkan shalat tertentu di malam Jum’at yang tidak dikerjakan di malam-malam selainnya, dan larangan menghususkan puasa tertentu di siang ahrinya. Ini telah disepakati larangannya.” Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version