View Full Version
Rabu, 25 Aug 2021

Tiga Permisalan ‘Jual Beli’ Buruk dalam Surat Al Baqarah

 

Oleh: Desti Ritdamaya

 

Mendapatkan kenikmatan hakiki di kehidupan setelah kematian, ternyata tak cukup hanya dengan beiman tapi juga harus bertaqwa. Takwa di sini yaitu mengerjakan amal-amal shalih yang digariskan Allah SWT dalam syari’atNya secara kaffah. Ini tidaklah mudah, apalagi di zaman fitnah seperti sekarang. Rasulullah SAW menggambarkannya dalam hadits yang mulia seperti menggenggam bara api.

Syetan musuh nyata manusia, benar-benar akan menghalangi manusia dari iman dan taqwa hingga ajal menjemput. Godaan dan tipu daya syetan tak kenal lelah serta berbagai arah (depan, belakang, kanan dan kiri) untuk mewujudkan ambisi mereka. Ambisi itu adalah menyesatkan manusia dari jalan lurus dan mengikuti langkah-langkah mereka agar bersama dijebloskan ke tempat kembali terburuk (neraka).

Alhasil, kebanyakan manusia tergelincir dan terjatuh pada kekufuran terhadap ayat-ayat dan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Gelar yang Allah SWT berikan pun berbeda-beda tergantung pada tingkat kekufurannya. Ada yang digelari munafiq, fasiq, kafir dan sebagainya. Ini tak lain menimpa manusia yang memperturutkan dan menikmati nafsu kesenangan hidup dunia, tanpa memikirkan adanya pertanggungjawaban terhadap amal-amal selama nafas dikandung badan. Dalam Al Quran Allah SWT menggambarkan mereka adalah orang-orang yang melakukan ‘jual beli’ buruk.

Ada tiga ‘jual beli’ buruk yang Allah SWT jelaskan dalam surat Al Baqarah. Pertama termaktub dalam ayat 16, Allah SWT berfirman :

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰىۖ فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ

Artinya : Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk (QS. Al Baqarah ayat 16).

Dikatakan ‘jual beli’ buruk karena membeli kesesatan dengan petunjuk. Siapakah pelakunya? Orang-orang munafik. Karakteristik mereka digambarkan Allah SWT dalam ayat 8 sampai 14. Yaitu lisan mereka mengatakan beriman, tapi qalbu mereka mengingkari serta perbuatan mereka menunjukkan kekafiran. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman dengan lisan, tapi sebenarnya mereka hanyalah menipu diri sendiri. Melekat dalam qalbu mereka ‘penyakit’ (hasad, iri, dengki) terhadap orang-orang beriman. 

Tak hanya itu, ketika dinasihati untuk tidak berbuat kerusakan (menyalahi syari’at Allah), pembelaan diri pun terlontar dari lisan-lisan mereka. Mereka mengatakan bahwa merekalah yang melakukan perbaikan. Padahal setiap kemaksiatan dan pelanggaran hukum syara’ adalah kerusakan dan kemudharatan untuk manusia.

Lisan mereka keji, mengejek orang-orang beriman sebagai orang yang kurang akal (bodoh). Konteks sekarang acapkali ejekan tersebut terdengar dengan kata-kata kadrun, kolot, kampungan, dan sebagainya. Karakteristik munafik terakhir adalah bermuka dua. Ketika berhadapan langsung dengan orang beriman mereka mengatakan iman. Tapi jika membelakangi dan bertemu dengan kawan-kawan mereka yang kafir, kekufuran nyatalah yang nampak.

 Kedua termaktub dalam ayat 86, Allah SWT berfirman :

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا بِالْاٰخِرَةِ ۖ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ ࣖ

Artinya : Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong (QS. Al Baqarah ayat 86).

Membeli kehidupan dunia dengan akhirat termasuk ‘jual beli’ buruk. Ini dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada sebagian Kitab dan ingkar kepada sebagian Kitab yang lain (ayat 85). Mereka menjadikan aturan (syari’at) dalam Kitab Allah bak prasmanan, memilih yang disukai dan dianggap menguntungkan (materi/mashlahat) tapi menolak sebagian yang dianggap merugikan.

Mereka menerapkan syari’at Allah yang terkait hablumminallah (shalat, puasa, haji, zakat, dan sebagainya), serta hablum bin nafs (makanan, minuman dan pakaian). Tapi yang terkait hablumminannas seperti ekonomi, hukum, sanksi, pergaulan, pemerintahan dan sebagainya dicampakkan dan dibuang. Bahkan mereka menggelari orang-orang yang berusaha menerpakan syari’at Allah secara kaffah dengan ekstrimis, fundamentalis bahkan teroris. Mereka adalah orang-orang sekuler, yang hanya menjadikan diin (agama) hubungan privat manusia dengan Tuhan. Untuk kehidupan publik menggunakan aturan dari akal manusia yang terbatas.  

Ketiga termaktub dalam ayat 175, Allah SWT berfirman :

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ ۚ فَمَآ اَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ

Artinya : Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka (QS. Al Baqarah ayat 175).

‘Jual beli’ buruk yang terakhir merupakan yang paling berat. Apakah itu? Yaitu memadukan ‘jual beli’ orang munafik ditambah lagi dengan membeli azab dengan ampunan. Pelakunya tak lain adalah orang-orang yang menyembunyikan dan menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah (ayat 174).

Dalam ayat lain Allah menjelaskan mereka adalah orang-orang kafir. Karena mengetahui kebenaran dalam kitab Allah, tapi menutupi dan mengingkarinya karena ada ‘penyakit’ dalam qalbunya. Dengan menyembunyikan ayat-ayat Allah, mereka berpotensi tak hanya menyesatkan diri mereka sendiri tapi juga menutupi kebenaran untuk orang lain. Mereka menjual ayat-ayat Allah untuk kepentingan dunia mereka berupa harta, tahta dan wanita/pria idaman. Itulah yang disebut dengan  sangat sesat dan menyesatkan.

Allah SWT memberikan ‘kabar gembira’ bagi orang-orang yang melakukan ketiga ‘jual beli’ buruk di atas, dengan  balasan azab yang pedih. Tak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Amat buruklah perlakuan mereka dan akhir dari kesudahan tempat kembali mereka. Orang-orang beriman yang memahami bahwa dunia hanya sementara dan ladang amal, mereka tak akan mau melakukan ‘jual beli’ merugikan di atas. Karena sebaik baiknya ‘jual beli’ adalah membeli syurgaNya dengan iman dan taqwa. Wallahu a’lam bish-shawabi. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version