Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Shalat Shubuh sangat dirindukan oleh jiwa-jiwa muttaqin. Hamba-hamba Allah yang taat sangat bergembira dengannya. Sebaliknya, para munafikin sangat membencinya. Bahkan, menganggapnya sebagai beban sangat berat.
Shalat Shubuh adalah shalat yang sangat istimewa bagi setiap muslim. Dia memulai harinya dari shalat shubuh; yaitu hari yang aktifitasnya dia bawa kepada Allah. Nantinya ada banyak pahala dikumpulkan atau dosa-dosa yang ditorehkan hingga waktu malam. Kemudian di penghujungnya, insan-insan beriman bertahajjud, berdoa kepada Tuhannya dengan harap dan cemas serta memohon ampunan atas semua dosa dan kesalahan. Itu berhenti sehingga shalat Shubuh.
Kemudian mengawali hari baru dengan mengerjakan shalat sunnah Qabliyah Shubuh –sering disebut 2 rakaat fajar- dengan keutamaan yang disebutkan hadits shahih,
رَكْعَتَا اَلْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Kemudian dilanjutkan shalat Shubuh sebanyak 2 rakaat dengan keutamaanya yang jauh lebih besar lagi, “seandainya orang-orang tahu kebaikan di dua rakaat shalat Shubuh pasti mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak,” al-Hadits.
Meminta Cahaya Saat Pergi ke Masjid
Disunnahkan bagi seorang mukmin berdoa kepada Allah memohon cahaya dalam menjalani hidupnya. Ini dibaca saat perjalannya menuju masjid untuk shalat Shubuh berjamaah.
اللَّهم اجعل لي في قلبي نورًا، وفي بصَري نورًا، وفي سَمْعي نورًا، وعن يميني نورًا، وعن يساري نورًا، ومن فوقي نورًا، ومن تحتي نورًا، ومن أمامي نورًا ومِن خَلْفي نورًا، اللهم اجْعَلْ لِي نورًا
“Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di penglihatanku, cahaya di pendengaranku, cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari depanku, cahaya dari belakangku. Dan berilah aku cahaya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Seorang muslim yang taat kepada Tuhannya mendapat cahaya hidayah. Cahaya ini hadir di awal harinya. Sehingga ia jalani hidupnya dengan cahaya ruhani yang baru dari pemilik cahaya langit dan bumi. Ini berasal dari aktifitas shalat Shubuh.
Shalat Shubuh akan menjadi sebab tsabat (keteguhan) di atas iman. Bagi para dai, aktifis, dan pejuang Islam hendaknya benar-benar menjaga shalat Shubuhnya. Jika tidak, jangan berharap banyak darinya.
Imam Ibrahim al-Nakha’I rahimahullahberkata,
إذا رأيتَ الرَّجُل يتهاون في تكبيرة الإحرام فاغسِل يديك منه
“Apabila kamu lihat seseorang meremehkan takbiratul ihram maka cucilah kedua tanganmu darinya.”
Bagi kita –kaum muslimin- shalat shubuh punya makna khusus. Saat seorang muslim selesai dari shalat malamnya –ini adalah kemuliaan dan kebesarannya-, melanjutkan dengan doa dan istighfarnya maka shalat Shubuh adalah permulaan harinya yang baru untuk memulai kemenangannya. Yaitu kemenangan dari syetan yang selalu menggodanya dan hawa nafsu yang dicenderunginya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ مَكَانَهَا عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Syetan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan. Syetan mengikatnya sedemikian rupa sehingga setiap ikatan diletakkan pada tempatnya lalu (dikatakan) 'malammu masih panjang maka tidurlah dengan nyenyak.' Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan. Jika kemudian dia berwudlu' maka lepaslah tali yang lainnya dan bila ia mendirikan shalat lepaslah seluruh tali ikatan dan pada pagi harinya ia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tidak melakukan seperti itu, maka pagi harinya jiwanya merasa tidak segar dan menjadi malas beraktifitas.” (HR. Al-Bukhari)
Shalat Shubuh menjadi pembeda antara seorang mukmin dari orang munafik. Siapa yang terlihat di masjid saat shalat shubuh maka ia memiliki bukti atas keimanannya. Sebaliknya, siapa yang meremahkan shalat subuh dan meninggalkannya dari berjamaah maka ini bukti atas kenifakannya. Karena tidaklah berat menjalankan shalat shubuh kecuali seorang munafik.
Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'Anhuma berkata, “apabila seseorang absen dari shalat Shubuh dan shalat jamaah kami berburuk sangka kepadanya. Saya telah melihat di tengah-tengah kami tidaklah ada yang absen dari shalat shubuh kecuali orang munafik yang sudah maklum. Dahulu, ada seseorang yang dipapah oleh dua orang sehingga diberdirikan di shaff shalat.”
Dari sini, baiknya hari seorang muslim dimulai dari aktifitas shalat Shubuh di hari tersebut. Dengan menjaga shalat shubuh maka sepanjang harinya akan diterangi dengan cahaya petunjuk, diberi hikmah dan cahaya pada wajah, diberkahi rizki dan mendapat doa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Ya Allah berkahi umatku di waktu paginya.” Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]