View Full Version
Senin, 22 Apr 2013

LSN : PD Juara Satu, Golkar Juara Dua, dan PKS Juara Tiga Korupsi

Jakarta (voa-islam.com) Ternyata di era "Reformasi" terjadi pergeseran yang signifikan, di mana dahulu di zaman Orde Baru yang menjadi juara utama dalam KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) adalah Golkar.

Tetapi, posisi juara korupsi  dahulu partai yang menjadi kaki tangan Soeharto yaitu Golkar, sekarang digantikan partai-partai yang lahir di era "Reformasi, seperti Partai Demokrat dan PKS. Partai-partai baru yang lahir di era "Reformasi", seperti Partai Demokrat dan PKS  menjadi juara korupsi.

Di mana berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menjadi berita kurang menyenangkan bagi Partai Demokrat. Partai itu disebut partai paling korup di antara para peserta Pemilu 2014. Akibatnya, elektabilitasnya pun kurang memuaskan, hanya 4,3 persen saja.

Menurut analis survei LSN, Dipa Pradipta, survei ini dilakukan pada 26 Februari sampai 15 Maret 2013 dengan 1.230 sampel yaitu penduduk di seluruh Indonesia yang memiliki hak pilih dengan margin of error 2,8 persen.

Dipa mengatakan, berdasar hasil survei, partai yang dianggap paling korup oleh responden adalah Partai Demokrat sebanyak 70,4 persen, peringkat kedua ditempati Partai Golkar 5,7 persen, dan PKS berada di tempat ketiga dengan 4,4 persen.

Dipa memaparkan hal itu dalam acara Ekspose Hasil Survei Nasional Pemilu 2014: Panggung Partai Oposisi, di Hotel Atlet Century, Senayan, Minggu (23/3/2013).

Dipa menyebutkan, partai paling bersih menurut masyarakat adalah Partai Hanura dengan 13,5 persen, disusul PDIP dengan 9,2 persen dan Partai Gerindra sebanyak 8,5 persen.

Menurut Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry, isu korupsi yang mendera PD membuat elektabilitas dan image Partai Demokrat merosot. Sedangkan PDIP yang selama ini mengaku beroposisi memiliki elektabilitas tertinggi untuk Pemilu 2014.

PDIP mampu memimpin dengan 20,5 persen; peringkat kedua Partai Golkar 19,2 persen; Partai Gerindra 11,9 persen; Partai Hanura 6,2 persen; Partai Nasdem 5,3 persen; PKS 4,6 persen; Partai Demokrat 4,3 persen; PAN 4,1 persen; PKB 4,1 persen; PPP 3,4 persen; PBB 0,4 persen dan PKPI 0,2 persen.

"Kini ketiga partai tersebut (PDIP, Gerindra, Hanura) kelihatannya telah siap menggeser dominasi partai-partai koalisi pendukung SBY pada Pemilu 2014 nanti," ujar Umar.

Aneh, partai-partai yang  lahir di era "Reformasi" yang awalnya ingin menjadi antitesa dari Orde Baru yang penuh dengn KKN, justeru sekarang partai-partai baru itu, menjadi pelaku utama KKN. Sungguh sangat naif. Sangat tidak berintegitras. Dengan kondisi sebenarnya sangat memalukan di mana partai baru yang lahir di era reformasi itu, terjebak dalam KKN.

Dibagian lain, KPK telah menetapkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Sedangkan mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishak, sekarang meringkuk dipenjara RTM Guntur, dan KPK menetapkan dengan pasal pencucian uang. Dua isteri Lutfhi Hasan Ishak, dan anaknya Hudaifah telah pula diperiksa oleh KPK.

Dalam pilkada-pilkada PKS juga mendukung tokoh-tokoh yang akhirnya menjadi tersangka, dan sebagian sudah masuk penjara. Seperti calon gubernur Sumatera Selatan, Syaharial Osman, Bengkulu Agusrin, Sumatera Utara Syamsul Arifin, dan DKI Jakarta mendukung Adang Daradjatun, yang isterinya Nunun Nurbaiti, menjadi buah bibir, terkait dengan pemilihan Deputi Gubenur BI, Miranda Gultom, yang mengakibatkan 30 anggota DPR periode 1999-2004, masuk penjara.

Sekarang pun, PKS mendukung calon gubernur Jawa Tengah, Hadi Prabowo, yang tergolong tidak bersih. Namun, tokoh yang dulunya birokrat alias Sekda di masa Gubernur Bibit Waluyo, dan masyarakat Jateng tahu, siapa Hadi Prabowo, yang bersanding dengan Don Murdono, yang kader PDIP, dan mantan Bupati Sumedang. hh/dtk.


latestnews

View Full Version