View Full Version
Jum'at, 10 May 2013

CIIA: 'Reality Show' Penyergapan di Bandung By Design

JAKARTA (voa-islam.com) - Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya menilai Densus tidak pernah belajar dari pengalaman dan menghilangkan nyawa seseorang seenak perutnya.

Seolah begitu pendek nalar dan kesabaran Densus 88 hingga tiap orang tertuduh ‘teroris’ dan dinyatakan melawan maka hadiahnya adalah kematian.

“Lihat saja, pengepungan tiga orang di Marga Asih bandung pada waktu maghrib Densus merangsek menyerbu rumah tempat terduga tapi jauh sebelumnya di saat ashar sudah disiapkan keranda mayat dan kantong jenazah. Dan saya yakin tindakan injustice seperti ini bukanlah solusi terbaik untuk mengikis segala bentuk teror, tapi justru mereproduksi teror-teror baru,” kata Harits Abu Ulya kepada voa-islam.com, Jum’at (10/5/2013).

Harits menduga sebenarnya Densus 88 telah menanam orang di kelompok mereka sehingga mampu memonitor pergerakannya, namun mengapa justru tidak melakukan penanganan dengan cara-cara yang soft.

“Ada titik keanehan, sebenarnya mereka para terduga ‘teroris’ pada posisi terpantau semua tapi kenapa tindakan pencegahan dengan cara-cara yang soft tadak dilakukan? Logikanya, mereka baru berencana melakukan aksi saja Densus sudah tahu bahkan juga di beberapa tempat juga ada yang ditangkap hidup-hidup. Maka bisa diduga kuat Densus sudah ‘menanam’ orang dalam kelompok yang diduga ‘teroris’ untuk memonitoring semua pergerakan,” ungkapnya.

Ia pun melihat bahwa penggerebekan yang dilakukan Densus 88 dan disiarkan di televsi adalah by design.

“Dari sini terlihat bahwa ‘reality show’ di hadapan media penggrebekan ‘teroris’ adalah by design. Dengan menggunakan orang-orang yang sudah terpantau dengan baik sebelumnya. Dan dipilih moment yang tepat kapan aksi ini dijalankan,” tuturnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version