View Full Version
Senin, 13 May 2013

JAT: Said Aqil Siradj Al-Kadzab (Sang Pendusta)

JAKARTA (voa-islam.com) - Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Wilayah Jakarta, ustadz Nanang Ainur Rofiq dengan tegas membantah tuduhan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj yang menyatakan ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebagai Khawarij. Bahkan ustadz Ainur Rofiq balik menuding Said Aqil sebagai Al-Kadzab (sang pendusta).

“Said Aqil kita perhatikan sejak diskusi kemarin, dia adalah tipikal orang yang suka memutar-mutar lidahnya untuk menyebarkan kedustaan,” kata ustadz Nanang Ainur Rofiq kepada voa-islam.com, Senin (13/5/2013).

Ia mengungkapkan, saat acara Dialog Ormas-ormas Islam dalam Mempertahankan NKRI yang diselenggarakan LPOI di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, Said Aqil tak pernah memaparkan tentang pemahaman Khawarij secara utuh.

“Seperti ketika dia menyampaikan definisi tentang Khawarij itu sendiri, dia tidak menjelaskan secara utuh bahwa sebenarnya hakikat Khawarij itu adalah mereka yang mengkafirkan siapa saja yang melakukan dzanbun kabair (dosa besar),” ungkapnya.

...Said Aqil kita perhatikan sejak diskusi kemarin, dia adalah tipikal orang yang suka memutar-mutar lidahnya untuk menyebarkan kedustaan

Sementara pemahaman ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengikuti ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah yang tidak pernah mengkafirkan para pelaku dosa besar.

“Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyampaikan bahwa seseorang jatuh pada kekafiran jika orang tersebut melakukan dzanbun mukaffirah (dosa kekafiran) dan inilah sebagaimana yang dipahami ulama Ahlus Sunnah. Jadi tidak benar jika ustadz Abu Bakar Ba’asyir disebut sebagai Khawarij dan sangat ngawur,” tegasnya.

Ustadz Ainur Rofiq menambahkan, tuduhan Said Aqil serupa dengan kelompok Salafi Maz’um yang tak segan menuduh seseorang sebagai Khawarij.

“Pernyataan Said Aqil Siradj ini sebenarnya sama seperti Salafi Maz’um (kelompok salafi palsu) yang mengarahkan apa yang disebut sebagai Khawarij itu sebagai orang-orang yang memberontak kepada penguasa. Padahal bukan di situ letak substansi dari Khawarij, karena kalau penguasanya melakukan kufran bawwahan (kekafiran yang nyata) kita memang tidak boleh taat,” tutupnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version